davotmarbun

Klik Enter Untuk Masuk

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarrokatuh,
Menyantuni Fakir Miskin, Sabilillah Dan Anak Yatim

HQ"Bernfaqlah Wahai Anak Adam (Jika Kamu Berbuat Demikian) Aku Memberi Infaq Kepada Kalian"
(Hr.Bukhari-Muslim)

Selasa, 23 Juli 2013

~~~ Al-Hadits ~~~




Dari Anas r.a. berkata: Seorang Arab bertanya kepada Rosululloh Shollallohu 'Alaihi Wa Sallam, 
" Bilakah hari kiamat...? " Rosululloh Shollallohu 'Alaihi Wa Sallam menjawab, " Apakah bekal mu untuk menghadapinya...? " Ia menjawabnya, cinta kepada Alloh dan Rosul-Nya... maka Rosululloh Shollallohu 'Alaihi Wa Sallam bersabda, " Engkau akan berkumpul dengan orang yang engkau cintai..."

(Hadits Bukhari - Muslim)

Senin, 22 Juli 2013

~~~ Ringkasan Sejarah Kanjeng Nabi Muhammad SAW. ~~~







Keadaan Bangsa Arab sebelum Masa Kenabian Muhammad SAW.


%%%%%%%%% Bissmillahirrohmaanirrohim %%%%%%%%%


Animisme (menyembah Berhala) adalah Agama mayoritas Bangsa Arab pada saat itu, karena mereka menganut faham Animisme yang sangat bertentangan dengan Agama - Agama Samawi, maka masa itu disebut sebagai masa Jahiliyah.

Sesembahan mereka yang sangat terkenal pada saat itu diantaranya : " Latta, Uzzah, Manat dan Hubal " namun ada juga sebagian yang masih tetap memeluk Agama Yahudi, Nasrani dan Majusi, dan hanya beberapa individu yang jumlahnya sangat sedikit tetap memeluk Agama Hanif ( Agama Nabi Ibrohim ).

Kehidupan perekonomian di Gurun Pasir ketika itu secara keseluruhan bergantung pada kekayaan penggembalaan hewan ternak, sedangkan kehidupan perekonomian di perkotaan Adalah bercocok tanam serta perniagaan.

Sebelum kedatangan Agama Islam Mekkah merupakan kota perniagaan terbesar diseluruh Jazirah Arab, sebagaimana banyak dijumpai kebudayaan dan peradapan yang sangat maju di beberapa tempat,
namun sayangnya dalam kehidupan sosial mereka, kedzoliman telah menyebar kemana - mana, tidak ada hal sedikitpun bagi kaum lemah, anak - anak dan wanita semua bisa dikur hidup - hidup dan kehormatannya dirusak, mereka memiliki banyak istri tanpa ada batasan, perzinahan merajalela, peperangan antar kabilah bisa terjadi hanya karena masalah kecil (sepele) demikian gambaran kondisi pada saat itu


Putra Dari Dua Yang di Korbankan

Suku Quraisy ketika itu sangat membanggakan Abdul Mutthalib (kakek Rosululloh Muhammad SAW.) dengan keturunan dan kekayaannya ketika itu, Abdul Mutthalib bernadzar, seandainya Alloh SWT. memberi beliau rizki sepuluh anak laki - laki, maka beliau akan menyembelih seseorang diantaranya, untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, nampaknya keinginan beliau tersebut terpenuhi mempunya sepuluh orang anak laki - laki yang salah satunya bernama Abdullah (Ayahanda Rosululloh Muhammad SAW.) 
Tatkala Abdul Mutthalib hendak melaksanakan nadzarnya, orang - orang menghadang untuk mencegahnya agar hal itu tidak dijadikan sebagai tradisi pada kaum mereka, setelah berdiskusi, lalu mereka bersepakat untuk mengundi nasib (dengan anak panah) antara Abdullah dan sepuluh ekor onta sebagai tebusannya, kemudian mereka menambah jumlah onta ketika anak panah berpihak kepada Abdullah, lalu mereka melakukan undian lagi, dan anak panah tersebut selalu menghenai bagian tubuh Abdullah hingga kesepuluh kalinya, sampai akhirnya anak panah tersebut mengenai onta yang telah mencapai seratus ekor, dan pada akhirnya mereka menyembelih onta - onta tersebut.

Abdullah adalah putra Abdul Mutthalib yang palingh dicintai, terlebih setelah peristiwa undian tersebut, dan setelah Abdullah dewasa tampak pada keningnya pancaran - pancaran sinar yang tidak dijumpai pada orang lain, ketika Abdullah telah beranjak dewasa, ayahandanya Abdul Mutthalib memilihkannya seorang gadis dari Bani Zuhrah yang bernama Aminah Binti Wahab, lalu Abdul Mutthalib menikahkan keduanya, dan setelah pernikahan tersebut, kilatan cahaya yang memancar di kening Abdullah hilang, dan berpindah kedalam perut Aminah, Abdullah telah menjalankan tugas dalam mengarungi bahtera rumah tangganya, dan setelah tiga bulan dari kehamilan Aminah Istrinya, yang ternyata mengandung Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Abdullah pergi keluar kota bersama rombongan dagang ke Negeri Syam, dalam perjalanan pulang, Abdullah menderita sakit keras, sehingga beliau menetap di Madinah dengan paman - pamannya dari Bani Najjar. disinilah akhirnya beliau wafat dan di sini pula beliau dimakamkan

Masa - masa kehamilan Aminah hampir usai, hari kelahiran telah tampak, namun Aminah tidak merasakan sakit sebagaimana lazimnya orang yang mau melahirkan, saat menjelang fajar, tepatnya pada hari Senin tangga 12 Rabi'ul Awwal 571 M. yang bertepatan denga tahun gajah, Aminah pun melahirkan putranya


Kisah Pasukan Gajah

Ringkasan Kisah Pasukan Gajah, adalah ketika Abrahah Al-Habsyi Gubernur Yaman melihat Bangsa Arab berbondong - bondong ke kota Mekkah untuk menunaikan Ibadah Haji, maka dia membangun Gereja besar di Shan'a, dan dia ingin mengalihkan perhatian Bangsa Arab untuk menunaikan Ibadah Haji di sana, hal ini didengar oleh seseorang dari Bani Kinanah, salah satu suku Arab. lalu ia memasuki Gereja tersebut dan melumuri temboknya dengan kotoran.

Tatkala mengetahui hal itu, Abrahah berkobar amarahnya, dan segera berangkat menuju Ka'bah dengan membawa 60.000 pasukan untuk menghancurkan Ka'bah, ia memilih untuk dirinya seekor gajah yang paling besar, sementara pada pasukannya terdapat sembilan ekor gajah, Abrahah melanjutkan perjalanannya hingga hampir di kota Mekkah, disana seluruh pasukan bersiap - siap untuk memasuki kota Mekkah, namun gajah - gajah tersebut diam dan tidak mau beranjak maju ke Ka'bah, dan ketika mereka mengarahkan ke arah yang lain, gajah - gajah tersebut bangkit dan bergegas melangkah, namun ketika mereka palingkan ke arah Ka'bah lagi, gajah - gajah tersebut kembali diam tak bergerak
Ketika itu Alloh SWT. mengutus kepada mereka burung - burung Ababil (yang berbondong - bondong) untuk melempari mereka dengan batu yang berasal dari tanah yang terbakar, dan membuat mereka seperti daun - daun yang dimakan ulat.
Setiap burung ababil membawa tiga buah batu, satu diparuh dan dua lainnya di kedua cakarnya, sampaimereka laksana kambing curian dan tiada seorang pun dari mereka yang terkena batu tersebut, melainkan anggota tubuhnya terpotong - potong dan kemudian hancur jadi abu, mereka berhamburan keluar dan berguguran di jalan. Sedangkan Abrahah sendiri terserang penyakit yang membuat ujung - ujung jarinya rontok dan ia sampai ke Shan'a dalam kondisi seperti anak burung, hingga akhirnya ia pun menemui ajalnya

Sedangkan kaum Quraisy, mereka berpencar - pencar di jalan - jalan setapak ada yang berada di kaki gunung dan berlindung, mereka mengkhawatirkan dirinya dari pasukan Abrahah, ketika mereka mulai sadar apa yang telah menimpa seluruh pasukan Abrahah, barulah mereka semua mulai kembali ke rumah mereka masing - masing dengan selamat, peristiwa tersebut terjadi 50 hari sebelum kelahiran Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Ketika itu, adat kebiasaan Bangsa Arab adalah mencarikan untuk bayi - bayi mereka para wanita yang mau menyusui mereka agar badan mereka dapat tumbuh dengan normal
Pada saat kelahiran Kanjeng Nabi Muhammad SAW. sekelompok orang dari kampung Bani Sa'ad tiba di kota Mekkah untuk tujuan itu, kaum wanita mereka berkeliling ke rumah - rumah, namun mereka semua berpaling dari Muhammad kecil, karena keyatiman dan kefakirannya.
Dan salah satu dari mereka yang bernama Halimah As-Sa'diyyah, pada mulanya Halimah juga berpaling sebagaimana yang lainnya, akan tetapi setelah berkeliling di beberapa rumah, ternyata ia tidak mendapatkan apa yang ia cari, dan tidak menjumpai bayi yang akan dibawa untuk di susui agar upahnya dapat meringankan kesulitan keras kehidupan pada saat itu, khususnya pada tahun paceklik saat itu, akhirnya Halimah berfikir untuk kembali ke rumah Aminah dan rela menerima anak yatim tersebut walaupun dengan upah yang sangat sedikit
Halimah datang ke kota Mekkah bersama suaminya dengan mengendarai seekor onta yang sangat kurus dan sangat lamban, sementara di dalam perjalanan pulangnya Halimah menggendong Kanjeng Nabi Muhammad SAW. yang masih bayi dalam pangkuannya, akan tetapi anehnya, onta tersebut berlari dengan kencang, dan semua hewan tunggangan lainnya tertinggal di belakangnya yang membuat heran teman - teman seperjalanan Halimah
Halimah juga bercerita bahwa sebelumnya puting susunya tidak memancarkan air susu sedikit pun, dan bayi yang di susuinya selal menangis karena kelaparan, namun ketikan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menyedot puting susunya, seketika air susunya keluar dengan deras, Halimah juga bercerita tentang kekeringan tanah miliknya di perkampungan Bani Sa'ad, namun ketika Halimah mendapatkan kehormatan dengan menyusui Bayi tersebut, tanah dan ternaknya dapat berproduksi dengan kondisi yang berubah total, dari sengsara dan kemiskinan, menjadi bahagia dan berada

Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menghabiskan masa dua tahun dalam penjagaan Halimah yang sangat menyukainya, Halimah merasakan dari lubuk hatinya, segala sesuatu dan kondisi yang sangat luar biasa meliputi bayi tersebut. setelah masa dua tahun, Halimah membawa Kanjeng Nabi Muhammad SAW. kepada Ibunda dan Kakeknya di Mekkah, namun ketika Halimah melihat perubahan yang terjadi pada keadaannya yang dipengaruhi oleh keberkahan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Halimah pun memohon kepada Aminah Ibunda Kanjeng Nabi Muhammad SAW. agar menyetujui anaknya tetap bersamanya untuk kedua kalinya, dan Aminah pun menyetujuinya, akhirnya Halimah kembali ke perkampungan Bani Sa'ad dengan membawa anak yatim tersebut yang melimpahkan kesenangan dan kebahagiaan baginyaPeristiwa Pembelahan Dada Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Pada suatu hari, ketika itu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mendekati usia empat tahun, tepatnya disaat beliau bersama putra Halimah sedang bermain jauh dari perkemahan, maka datanglah putra Halimah sambil berlari, sedang pada raut mukanya terlihat tanda - tanda kecemasan, ia meminta kepada Ibundanya (Halimah) untuk secepatnya menyusul saudaranya Muhammad, seketika itu pula Halimah langsung menyakan perihal apa yang telah terjadi...? kemudian saudara angkat Kanjeng Nabi Muhammad pun menceritakan hal yang telah terjadi pada diri Kanjeng Nabi Muhammad SAW. sambil tersengal dia berkata :
" sungguh, saya melihat dua orang laki - laki berpakaian putih, mereka mengambil Muhammad dari kami, dan menelentangkannya, lalu mereka membelah dadanya...!!! "
dan sebelum anaknya melanjutkan ceritanya, Halimah berlari ke arah anak asuhnya " Kanjeng Nabi Muhammad SAW. " berada, Halimah melihat Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berdiri di tempatnya tanpa bergerak sedikitpun... wajahnya terlihat pucat pasi, lalu denmgan rasa takut dan gemetar serta hati yang sangat cemas, Halimah menanyakan tentang apa yang telah menimpanya...? lalu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menceritakan apa yang telah terjadi pada diri beliau, namun sebelum berserita, Kanjeng Nabi Muhmmad SAW. mengatakan kepada Halimah, bahwa beliau dalam keadaan baik, lantas Kanjeng Nabi Muhammad SAW.yang telah dibelah, akan tyetapi Halimah sangat heran, karena tidak ada bekas belahan sedikit pun, lau kemudian Halimah mengajak Kanjeng Nabi Muhammad SAW. pulang bersama - sama ke rumahnya...
menjelang fajar pada hari berikutnya, Halimah membawa Kanjeng Nabi Muhammad SAW. kepada Ibundanya " Aminah " di Mekkah, Aminah merasa heran dengan kembalinya Halimah yang bukan pada waktunya, padahal Aminah tahu kalau Halimah sangat menyukai anaknya tersebut, lalu Aminah menanyakan penyebabnya kepada Halimah, dan Halimah pun menceritakan kepada Aminah tentang peristiwa pembelahan dada Kanjeng Nabi Muhammad SAW. tersebut.

pada suatu hari Aminah pe rgi bersama anaknya yang yatim itu (Kanjeng Nabi Muhammad SAW.) untuk mengunjungi paman - pamannya dari Bani Najjar, dan menetap beberapa hari di sana, ketika dalam perjalanan pulangnya, Ibunda Kanjeng Nabi Muhammad SAW. ' Aminah " wafat di daerah yang bernama Abwa', dan di tyempat itu pula Ibunda Kanjeng Nabi Muhammad SAW. " Aminah " di makamkan, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berpisah dengan Ibundanya dalam usia empat tahun, dan di tangan kakeknya Abdul Mutthalib beliau di asuh, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. medapatkan kasih sayang dari kakeknya, " Abdul Mutthalib " karena Abdul Mutthalib sangat menyayangi cucunya tersebut
pada usia enam tahun kakek beliau " Abdul Mutthalib " pun wafat, satu persatu orang - orang yang memberikan kasih sayang kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW. meninggalkan beliau karena wafat, sampai pada akhirnya beliau diasuh oleh pamannya yang bernama " Abu Thalib " sekalipun Abu Thalib mempunyai banyak tanggungan (keluarga) dengan harta yang sedikit, namun paman Kanjeng Nabi Muhammad SAW. beserta istrinya memperlakukan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dengan baik, mereka menganggap Kanjeng Nabi Muhammad layaknya anak sendiri, anak yatim ini (Kanjeng Nabi Muhammad SAW.) begitu sangat bergantung kepada pamannya, di dalam kondisi kemiskinan inilah Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mulai terbentuk sifat - sifat dasarnya (karakter), beliau tumbuh atas dasar kejujuran dan amanah, sehingga beliau mendapatkan gelar Al-Amin (orang yang dapat dipercaya) jika orang - orang mengatakan, " telah datang Al-Amin " maka sudah dapat diketahui, bahwa itu adalah Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Seteleh melewati masa remaja dan mulai beranjak dewasa, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mulai berdikari untuk mencari biaya hidupnya sendiri, maka mulailah beliau bepergian untuk bekerja dan berusaha, Kanjeng Nabi Muhammad bekerja sebagai pengembala kambing bagi beberapa orang Quraisy dan menerima upahnya, kemudian Kanjeng Nabi Muhammad SAW. segera bergabung dengan rombongan dagang ke Negri Syam, rombongan tersebut di danai oleh seorang janda kaya yang bernama Khadijah Binti Khuwailid, beliau dalah seorang wanita yang sangat terpandang, dengan dana yang besar dalam rombongan ini Khadijah mewakilkan hartanya kepada seorang wanita yang bernama Maisaroh, ia adalah salah seoarng pembantunya sekaligus orang yang mengatur segala urusan Khadijah.

Dengan keberkahan dan keamanahan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. rombongan tersebut mendapatkan lkaba yang sangat besar, yang belum pernah dialami oleh rombongan dagang tersebut sebelumnya, lalu Khadijah menyakan perihal itu kepada Maisaroh, " apa penyebab laba yang cukup beasr itu " lalu Maisaroh menceritakan penyebab laba yang cukup bear itu, bahwa Muhammad Bin Abdullah yang menangani urusan penjualan barang - barang, dan dia pula yang menghadapi para pembeli dengan sangat mengagumkan, sehingga laba yang besar bisa diperoleh tanpa ada unsur penganiayaan... Khadijah mendengarkan penuturan Maisaroh dengan sangat seksama, dan mulai saat itulah Khadijah mulai mengenal satu demi satu tentang kepribadian Muhammad Bin Abdullah, Khadijah sebelumnya sudah pernah menikah, tapi kemudian suaminya meninggal dunia, lalu Khadijah ingin mencoba memulai hidup baru dalam tanggungan Muhammad Bin Abdullah, maka Khadijah mengutus salah seorang kerabatnya untuk memngetahui tanggapan dari Muhammad Bin Abdullah dalam urusan tersebut. pada saat itu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berusia 25 tahun, maka datanglah seorang wanita menawarkan kepada beliau agar mau menikah dengan Khadijah, dan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menyetujuinya, akhirnya Khadijah Binti Khuwailid dan Muhammad Bin Abdullah pun menikah, keduanya masing - masing merasa bahagia di dalam pernikahan tersebut. dan setelah menikah Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mengambil alih dalam hal mengatur kekayaan Istri beliau (Khadijah) nampaknya Istri beliau (Khadijah) pun sangat tidak keberatan kan keputusan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. pun membuktikaN kepiawaian kemampuan beliau, perdagangan baliau pun maju pesat. setelah beberapa tahun usia pernikahan Kanjeng Nabi Muhammad dengan Khadijah, akhirnya Khadijah mengandung, dan memiliki beberapa orang anak diantaranya bernama : Zaenab, Ruqayah, Ummu Kaltsum dan Fatimah As-Zahroh, serta dua orang putra yang bernama Qosim dan Abdullah, akan tetapi kedua putra beliau wafat saat masih kecil

Masa Kenabian

menjelang usia 40 tahun, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. sering menyendiri dan berkhalwat di goa Hiro' yang terletak dipucak Jabal Nur (Gunung Cahaya) yang terletak di dekat kota Mekkah, di sanalah beliau menghabiskan waktu selama berhari - hari dan bermalam - malam, dan pada malam kedua puluh satu dari bulan Ramadhan, ketika itu usia Kanjeng Nabi Muhammad SAW. genap 40 tahun, seperti biasa Kanjeng Nabi Muhammad SAW. sedang menyendiri di dalam goa Hiro' beliau didatangai Malaikat Jibril yang seraya berkata : " bacalah...!!! " Kanjeng Nabi Muhammad SAW. pun menjawab " saya tidak bisa membaca...!!! " lalu Malaikat Jibril mengulanginya untuk yang kedua kalinya : " Bacalah...!!! " dan pada saat yang ketiga kalinya, lalu Malaikat Jibril mengatakan yang artinya : " Bacalah dengan (menyebut) nama Robb mu yang menciptakan, Dia telah menciptakan Manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Robb mu lah yang Maha Pemurah, yang mengajar (Manusia) dengan perantaraan kalam,
Dia mengajarkan kepada Manusia apa yang tidak diketahuinya " (QS. Al-Alaq : 1-5) setelah itu Malaikat Jibril meninggalkan beliau, dan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. sudah tidak kuat lagi berada di dalam goa Hiro', akhirnya beliau pulang kerumah dan menghampiri istrinya (Khjadijah) dengan gemetar beliau berkata : " selimuti saya...!!! selimuti saya...!!!, maka Khadijah pun menyelimuti beliau, sehingga rasa takut beliau sirna, lalu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menceritakan perihal apa yang telah terjadi pada diri beliau, dengan masih gemetar, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mulai berkata : " sungguh, aku khawatir terhadap diri ku...!!! " Istri Kanjeng Nabi Muhammad SAW. (Khadijah) menanggapinya : " sekali - sekali tidak, demi Alloh, Dia tidak akan merendahkan diri mu untuk selamanmya wahai suami ku...!!! karena sesungguhnya engkau adalah orang yang menyambungkan tali persaudaraan, menanggung beban kesusahan orang lain, memberi orang yang tidak punya, menjamu tamu dan menolong orang yang menegakkan kebenaran...!!! "

Bebreapa hari kemudian, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. kembali ke goa Hiro' untuk melanjutkan Ibadahnya yang tersisa di bulan Ramadhan, setelah bulan Ramadhan berakhir, beliau turun dari goa Hiro' dan kembali ke Mekkah, ketika beliau sampai di tengah lembah, Malaikat Jibril mendatangi beliau sambil duduk di atas kursi antara bumi dan langit, lalu turunlah Ayat, yang artinya : " Hai orang yang berselimut, bangunlah...!!! lalu berikan peringatan...!!! dan Tuhan mu Agungkanlah...!!! dan pakaian mu bersihkanlah...!!! dan perbuatan dosa tinggalkanlah...!!! (QS. Al-Muddatstsir 1-5) setelah itu, wahyu dari Alloh SWT. pun secara terus menerus dan berkelanjutan...


Tatkala Kanjeng Nabi Muhammad SAW. memulai dakwahnya, Istri beliau (Khadijah) masuk Islam, dan bersaksi atas ke Esaan Alloh SWT. dan dan kenabian suaminya yang mulia, sehingga dia adalah orang yang pertama kali bersahadat (masuk ke dalam Agama Islam) kemudian sebagai balas budi kepada pamannya (Abu Thalib) yang telah mengasuh beliau sejak Ibunda Beliau (Aminah) wafat, Kanjeng Nabi Muhammad memilih Sayyidina Ali Bin Abi Thalib ra. dari sekian banyak putra paman beliau itu, untuk di didik di sisi beliau, serta ditanggung nafkahnya, dalam kondisi seperti itu, Sayyidina Ali ra. pun hatinya terbuka dan akhirnya Sayyidina Ali Bin Abi Thalib ra. masuk ke dalam Agama Islam, setelah itu barulah Zaid Bin Haritsah seorang budak yang telah dimerdekakan oleh Khadijah menyusul masuk Islam, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. pun bercerita kepada teman akrab beliau Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq ra. perihal kenabian beliau, maka Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq ra. pun beriman tanpa keraguan, dan masuk Islam.

Selanjutnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berdakwah secara sembunyi - sembunyi, yang dimaksud dengan sembunyi - sembunyi disini, mengingat tempat para sahabat (pengikut Kanjeng Nabi Muhammad SAW.) dan orang - orang yang mereka ajak masuk Islam tersebut bersifat rahasia, sudah banyak yang beriman kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW. namun mereka masih menyembunyikan ke Islaman mereka, karena jika satu saja urusan mereka terungkap, maka kaum muslimin akan menghadapi berbagai siksaan keras dari kaum kafir Quraisy, hingga mereka murtad (keluar) dari Agama Islam

Dakwah secara terang - terangan (terbuka)

Setelah Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berdakwah secara rahasia selama tiga tahun, kemuadian Alloh SWT. menurunkan Ayat yang artinya : " maka sampaikanlah oleh mu terang - terangan segala apa yang diperintahkan (kepada mu) dan berpalinglah dari orang - orang yang musyrik " (QS. Al-Hijr. 94) pada suatu hari Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berdiri diatas bukit Shofa sambil memanggil orang - orang suku Quraisy, hingga orang - orang tersebut mengerumuni Kanjeng Nabi Muhammad SAW. di antara mereka terdapat paman Kanjeng Nabi Muhammad SAW. ya itu Abu Lahab, seorang tokoh dari kaum Quraisy yang paling memusuhi Alloh SWT. dan RosulNya... ketika orang - orang dari suku Quraisy telah berkumpul, lalu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. bersabda : " bagaimana pendapat kalian, seandainya saya beritahu kalian, bahwa di balik gunung ini ada musuh yang menanti kalian, apakah kalian mempercayai saya...? mereka menjawab " yang terlintas di hati kami tentang anda adalah kejujuran dan amanah...!!!
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. lalu meneruskan Sabdanya : " Saya adalah orang yang memberi peringatan kepada kalian, bahwa di hadapan kalian adalah siksa yang maha berat...!!! " kemudia Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mengajak mereka untuk menyembah Alloh SWT. dan meninggalkan berhala - berhala yang selama ini mereka sembah, Abu Lahab serta merta langsung keluar dari kerumunan orang - orang tersebut sambil berkata : " celakalah kamu...!!!, apakah karena ini kamu mengumpulkan kami...? dan setelah kejadian hal tersebut, maka Alloh SWT. menurunkan Ayat yang artinya : " Binasalah Abu Lahab, dan sesungguhnya dia akan binasa, tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang di usahakannya, kelak dia akan masuk kedalam api yang bergejolak, dan begitu pula Istrinya, pembawa kayu bakar, yang di lehernya terlilit tali dari sabut (QS. Al-Lahab 1-5) dan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. tetap melanjutkan dakwahnya secara terang - terangan di tempat - tempat mereka berkumpul, dan mengajak mereka masuk ke dalam Agama Islam, bahkan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berani melakukan Sholat di sisi Ka'bah, sementarta itu, penyiksaan orang - orang kafir kepada kaum muslimin semakin menjadi - jadi, sebagaiman yang dialami oleh Yasir dan istrinya Sumaiyyah, yang akhirnya mati sahid, juga termasuk Ammar putra mereka, dan Sumaiyyah adalah wanita pertama dalam Islam yang mati sahid karena penyiksaan oleh kaum kafir Quraisy, begitu pula siksaan yang ditimpakan Umayyah Bin Khalaf dan Abu Jahal yang menyiksa Bilal Bin Rabah, sebeluimnya Bilal Bin Rabah masuk Islam melalu perantara Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq ra. suatu ketika Umayyah memergokinya, lalu mereka pun menimpakan berbagai macam siksaan kepada Bilal Bin Rabah, akan tetapi Bilal tidak menghiraukan siksaan yang menimpanya dari Umayyah dan Abu Jahal, dan tetap teguh dalam Agama Islam, kemuidian Umayyah membawa Bilal keluar kota Mekkah dalam keadaan terikat rantai, lalu tubuh Bilal ditelentangkan di atas padang pasing yang panas membara, dan diletakkan batu besar diatas dada Bilal, dan Umayyah bersama para pengikutnya terus menghujani cambukan ketubuh Bilal... akan tetapi Bilal Bin Rabah berkali - kali mengucapkan " Ahad.... Ahad... Ahad... (Yang Maha Esa) hingga akhirnya Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq ra. melihatnya, seketika itu pun beliau menebus (membeli) Bilal dari tangan Umayyah, dan memerdekakannya ke jalan Alloh Azza Wa Jalla


Diantara hikmah dari berbagai penyiksaan kaum kafir Quraisy ini kepada kaum Muslimin, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. melarang semua kaum Muslimin mengumumkan ke Islaman mereka, sebagaimana yang telah beliau lakukan ketika berkumpul dengan mereka dengan cara diam - diam, karena jika secara terang - terangan, maka kaum Musrikin Quraisy pasti menghalangi beliau dalam menyampaikan risalah dan petunjuk kepada kaum Muslimin, oleh karena hikmah tersebut, mereka harus masuk Islam secara sembunyi - sembunyi, lain halnya dengan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. beliau tetap berdakwah secara terbuka dihadapan mereka (kaum Quraisy) sekalipun Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menerima siksaan dari kaum kafir Quraisy

Hijrah Ke Habasyi

berkenaan dengan terus - menerusnya siksaan kaum usyrikin kepada orang - orang yang masuk ke dalam Agama Islam, terutama kepada orang - orang lemah (miskin) maka Kanjeng Nabi Muhammad SAW. meminta para Sahabatnya untuk hijrah ke daerah Habasyi demi menyelamatkan jiwa dan Agama mereka di sisi Raja Najasyi yang akan menjamin keamanan mereka, terutama keamanan sebaian besar kaum Muslimin yang khawatir akan keselamatan diri dan keluarga mereka dari siksaan kaum kafir Quraisy, peristiwa tersebut terjadi tepatnya pada tahun ke lima masa ke Nabian Kanjeng Nabi Muhammad SAW. maka berhijrahlah serombongan kaum Muslimin yang berjumlah kurang lebih 70 orang beserta keluarga mereka ke Habasy, diantara mereka terdapat Sayyidina Utsman Bin Affan ra. beserta istrinya (Ruqayyah), akan tetapi kaum musyrikin Quraisy berusaha merusak kedudukan mereka di Habasy dengan mengirim hadiah kepada Raja Najasyi, dan mereka meminta Raja untuk menmyerahkan para kaum Muslimin kepada mereka, mereka mengatakan, bahwa kaum Muslimin menjelek - jelekkan Isa dan Ibundanya, dan Raja Najasyi menanyakan langsung perihal tersebut kepada kaum Muslimin, dan para kaum Muslimin memberikan penjalasan pandangan Islam tentang Isa dan Ibundanya dengan sebenar - benarnya, maka Raja Najasyi menolak hadiah dan permintaan kaum masyrikin Quraisy dan tetap memberikan perlindungan keamanan kepada kaum Muslimin,


pada tahun yang sama di Bulan Ramadhan, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. keluar untuk menuju ke Tanah Suci Mekkah, di sana telah berkumpul sekelompok besar kaum Quraisy, lalu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berdiri diantara mereka, dan tiba - tiba Kanjeng Nabi Muhammad SAW. membaca Surah An-Najm, padahal orang - orang kafir tersebut belum pernah mendengarkan Kalamulloh, karena sebelumnya mereka selalu berwasiat kepada siapa pun, agar tidak mendengarkan ucapan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. sedikit pun, ketika Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mengejutkan mereka dengan membaca Surah An-Najm, dan mengetuk telinga mereka dengan Kalamulloh, dengan mu'jizad mereka tetap berdiri ditempat dan mendengarkan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. yang menyampaikan Kalamulloh, di hati mereka tidak terlintas apa pun, kecuali Kalamulloh tersebut, sampai ketika Kanjeng Nabi Muhammad SAW. membaca Ayat yang Artinya : " Maka Bersujudlah kalian kepada Alloh SWT. dan Sembahlah...!!! " tiba - tiba mereka pun bersujud, setiap orang tidak dapat menguasai dirinya untuk tidak tersungkur dan bersujud, dari kejadian tersebut, maka datang celaan yang terus menerus dari setiap orang musyrik yang tidak menyaksikan peristiwa tersebut ketika itu, mereka tetap mendustakan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dan berkata, apa pun yang dilakukan oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW. itu semua dianggap sihir dan menyembah berhalaKe Islaman Sayyidina Umar Bin KhottobBahhwa Ke Islaman Sayyidina Umar Bin Khottob adalah merupakan kemenangan bafi kaum Muslimin, sehingga Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menjuluki Al-Faruq, karena Alloh SWT. telah memisahkan antara yang Haq dengan yang Bathil, beberapa hari setelah ke Islamannya, Sayyidina Umar Bin Khottob berkata kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW. : " Wahai Rosululloh, bukankah kita ini berjalan diatas kebenaran...? Kanjeng Nabi Muhammad SAW. pun menjawab : " Memang demikian... : lalu Sayyidina Umar Bin Khottob berkata lagi : " Kalau begitu, untuk apa kita bersembunyi dan menutup diri...? " dan setelah itu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. bersama kaum Muslimin yang ada di Darul Arqom membentuk dua barisan, satu barisan dipimpin oleh Sayyidina Hamzah Bin Abdul Mutthalib ra, dan barisan satunya lagi dipimpin oleh Sayyidina Umar Bin Khottob ra. bergerak menuju jalan - jalan di kota Mekkah, dalam gerakan tersebut menggambarkan kekuatan dakwah secara terang - terangan (terbuka) secara terus - menerus kaum kafir Quraisy berusaha memerangi barisan dakwah tersebut dengan berbagai macam cara : menyiksa, menganiaya, mengintimidasi serta membujuk, namun semua itu tidak menghasilkan apa pun, selain justru menambah keteguhan Iman mereka terhadap Agama Islam, dan menambah jumlah jumlah orang - orang yang beriman kepada Alloh SWT. dan RosulNya, hal itu yang membuat kaum kafir Quraisy untuk memunculkan cara baru, ya itu menulis lembaran (perjanjian) yang di tandatangani oleh mereka semua, dan lembaran perjanjian tersebut di gantung di dinding Ka'bah, yang isinya meng embargo kaum Muslimin dan Bani Hasyim, embargo tersebut berbunyi : kaum kafir Quraisy melarang kaumnya kepada kaum Muslimin untuk melakukan jual beli (perdagangan), pernikahan, tolong - menolong dan bergaul dengan kaum Muslimin, karena embargo tersebut, kauim Muslimin terpaksa keluar dari kota Mekkah menuju ke salah satu celah gunung di Mekkah yang bernama " Celah Gunung Abu Thalib " di sana kaum Muslimin sangat menderita, mereka merasakan kelaparan dan berbagai macam kesulitan, bagi kaum Muslimin yang mampu, mereka menyumbangkan sebagian hartanya, bahkan istri Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Khadijah, menyumbangkan seluruh hartanya buat kaum Muslimin, wabah penyakit melanda mereka yang menyebabkan kematian sebagian dari kaum Muslimin, namun demikian, kaum Muslimin dapat bertahan dan bersabar, tidak ada seorang pun dari mereka yang mundur, embargo itu terus berlangsung selama tiga tahun,

Kemudian sekelompok pembesar kaum Quraisy yang memiliki kekerabatan dengan beberapa orang dari Bani Hasyim berusaha mencabut embargo tersebut dengan mengambil lembaran embargo yang digantung di dinding Ka'bah, dan mengumumkan kepada khalayak ramai, ketika mereka mengeluarkan lembaran tersaebut, mereka telah menemukan lembaran embargo tersebut telah termakan rayap, dan tidak tersisa secuil pun, kecuali satu sisi yang bertuliskan Lafadz " Bismika Allohumma " yang artinya : " dengan menyebut Nama Mu Ya Alloh "
dan saat itu juga krisis pun berakhir, kaum Muslimin beserta Bani Hasyim kembali ke kota Mekkah, namun kaum kafir Quraisy tetap pada sikap mereka yang bengis dalam memerangi kaum Muslimin

Tahun Duka Cita

Penyakit keras telah melanda tubuh Abu Thalib (paman Kanjeng Nabi Muhammad SAW.) dan beliau tidak dapat meninggalkan tempat tidurnya, tak lama kemudian Abdul Muthalip berhadapan dengan sakaratul maut, ketika itu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berada di sisi kepala pamannya (Abdul Muthalib), beliau mengharap pamannya mau mengucapkan kalimah " La Illaha Illalloh " sebelum maut menjemputnya, akan tetapi temen - teman buruknya yang juga berada di sampingnya, termasuk tokoh kaum kafir Quraisy Abu Jahal mencegahnya dengan mengatakan : " Jangan tinggalkan Agama leluhur mu...!!! " dan akhirnya paman Kanjeng Nabi Muhammad SAW. (Abdul Muthalib) yang sangat dicintai beliau wafat dalam keadaan musyrik, maka Kanjeng Nabi Muhammad SAW. merasa sangat sedih, betapa beliau sangat mencintai paman yang pernah mengasuh serta menanggung nafkah buat diri beliau, pada akhirnya paman Kanjeng Nabi Muhammad SAW. (Abdul Muthalib) wafat dalam keadaan belum masuk Islam

Pergi Ke Tha'if

Kaum kafir Quraisy terus - menerus menganiaya, menguasai dan menyakiti kaum Muslimin, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dengan agak putus asa untuk memperbaiki urusan kaum kafir Quraisy, akhirnya beliau berfikir untuk pergi ke daerah Tha'if, dengan harapan, semoga Alloh SWT. memberikan petunjuk kepada penduduk Tha'if untuk memeluk Agama Islam yang Beliau bawa, dan perjalanan ke Tha'if iyu sesungguhnya tidaklah mudah, itu dikarenakan jalan menuju ke Tha'if sangat sulit karena bergunung - gunung tinggi yang mengelilingi daerah tersebut, akan tetapi, setiap kesulitan itu terasa mudah jika berada di jalan yang Alloh ridhoi, tapi naifnya, penduduk Tha'if justru menolak Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dengan penolakan yang lebih buruk, mereka menyuruh anak - anak kecil untuk melempari Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dengan batu, sehingga kedua tumit beliau berdarah, akhirnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW. kembali melalui jalan semula menuju ke Mekkah

Dalam keadaan sedih dan susah, lalu Malaikat Jibril bersama Malaikat Gunung menghampiri Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Malaikat Jibril memanggil beliau an berkata : " sesungguhnya Alloh telah mengutus kepada mu Malaikat Gunung untuk kamu suruh sesuai keinginan mu...!!! " lalu Malaikat Gunung berkata : " Hai Muhammad, jika kamu mau, aku akan meruntuhkan kedua benda keras ini (gunung - gunung yang mengelilingi Tha'if) ke atas mereka...!!! " Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menjawab : " justru saya megharap agar Alloh mengeluarkan mereka, orang yang mau menyembah Alloh yang Maha Esa, yang tidak ada sekutu bagi-Nya...!!! "

Diantara beberapa perdebatan yang dilancarkan oleh kaum musyrikin kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW. bahwa mereka menuntut beberapa mukjizat tertentu dari beliau, dengan tujuan menundukkan beliau, dan hal itu terjadi berulang kali, pernah suatu ketika mereka meminta agar beliau dapat membelah bulan menjadi dua, lalu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. memohon kepada Alloh SWT. untuk kemudian memperlihatkan kepada mereka kaum kafir Quraisy menyaksikan mukjizat tersebut dalam waktu yang lama, akan tetapi orang - orang kaum Quraisy tetap saja tidak mau beriman, bahkan mereka mengatakan : " Muhammad telah bermain sihir di hadapan kami...!!! " lalu seseorang berkata : " kalaupun toh Muhammad mampu me nyihir kalian, tapi dia tidak akan mampu menyihir semua orang...!!! oleh karena itu, mari kita tunggu orang - orang yang sedang bepergian...!!! " tak lama kemudian, orang - orang yang sedang bepergian itu datang, dan mereka (kaum Quraisy) menanyakan : " apakah anda melihat bulan itu terbelah...? lalu orang yang ditanya pun menjawab : " benar, kami telah melihatnya...!!! " akan tetapi orang - orang kaum Quraisy tetap saja pada kekafiran mereka. peristiwa terbelahnya bulan tersebut seakan - akan sebagai pembuka suatu mukjizat yang lebih besar, ya itu peristiwa Isro' Mi'roj

Peristiwa Isro' Wal Mi'roj Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Sekembalinya Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dari Tha'if dengan berbagai peristiwa yang dialami beliau, dan setelah kematian paman beliau Abu Thalib yang kemudian di susul wafatnya Istri Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Khadijah, serta siksaan berat dari kaum Quraisy, maka lengkaplah kesedihan hati Kanjeng Nabi Muhammad SAW. lalu datanglah pertolongan dari Alloh SWT. kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW. yang mulia ini, pada malam ke dua puluh tujuh bulan Rajab, dari tahun ke sepuluh masa kenabian beliau, ketika Kanjeng Nabi Muhammad SAW. sedang tertidur, tiba - tiba Malaikat Jibril mendatangi beliau dengan membawa Buroq, hewan tunggangan yang mirip kuda dan memiliki dua sayap seperti burung, dan Buroq tersebut dapat berlari laksana kilat, lalu Malaikat Jibril menaikkan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. ke atas Buroq, dan kemuadian dari sana beliau di naikkan ke langit dan melihat tanda - tanda kebesaran Alloh SWT. yang Agung, di langit itulah Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menerima perintah Sholat lima waktu yang diwajibkan kepada beliau dan Ummatnya.

Pada malam yang sama, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. kembali ke Mekkah Al-Mukarromah dengan lapang dada dan keyakinan yang penuh, ketika memasuki waktu Shubuh, beliau pergi ke Ka'bah dan menceritakan kepada khalayak ramai tentang peristiwa yang baru saja di alami beliau, maka sudah dapat dipastikan orang - orang kafir Quraisy semakin mendustakan dan mengejek Kanjeng nabi Muhammad SAW. kemudian beberapa orang yang hadir meminta Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menggambarkan kepada mereka bentuk Baitul Maqdis, ini semua mereka lakukan untuk melemahkan cerita Kanjeng Nabi Muhammad SAW. maka beliau pun menggambarkan kepada mereka bagimana bentuk Baitul Maqdis bagian demi bagian, namun demikian kaum kafir Quraisy tidak merasa cukup dengan tanya jawab tersebut, mereka berkata : " kami menginginkan petunjuk lain...? " lalu Kanjeng Nabi Muihammad SAW. menjawab : " dalam perjalanan, saya bertemu rombongan yang akan datang ke arah Mekkah " lalu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menjelaskan tentang jumlah orang dan jumlah onta dalam rombongan tersebut, serta waktu kedatangannya, lalu mereka menunggu rombongan tersebut, ketika waktu yang telah disampaikan oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW. tiba, maka benarlah apa yang telah di ceritakan oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW. namun orang - orang kaum kafir Quraisy tetap sesat pada kekafiran mereka (mereka tidak membenarkan peristiwa tersebut).

Pada pagi harinya, Malaikat Jibril datang kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW. untuk mengajarkan kepada beliau bagaimana tentang tata cara Sholat lima waktu, berikut nama dan waktu - waktunya, sebelumnnya Sholat hanya dilakukan dua raka'at di waktu shubuh dan dua raka'at di waktu sore.

Pada masa - masa ini Kanjeng Nabi Muhammad SAW. lebih memusatkan dakwah beliau kepada orang - orang yang datang ke Mekkah setelah kaum kafir Quraisy tetap berpaling dari kebenaran yang telah diberitakan oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW. ketika itu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menemui orang - orang yang dalam perjalanan mereka, dan tempat - tempat singgah mereka, untuk menawarkan kepada mereka agar memeluk Agama Islam, sekaligus menjelaskankannya, namun paman beliau yang bernama Abu Lahab selalu mengikuti beliau untuk memperingatkan orang - orang agar tidak mempercayai perkataan dan ajakan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Pernah suatu ketika, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mendatangi penduduk Yatsrib dan mendakwahi mereka, tampaknya mereka semua mendengarkan beliau, dan bersepakat untuk menjadi pengikuit dan beriman kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW. sebelumnya penduduk Yatsrib tersebut pernah mendengar dari orang - orang Yahudi, bahwa dalam waktu dekat akan ada seorang Nabi yang di utus, oleh karena itu ketika Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mendakwahi mereka, mereka mengerti bahwa beliau adalah Nabi yang disebutkan oleh orang - orang Yahudi tadi, maka mereka segera masuk Islam dan berkata : " jangan sampai kalian di dahului oleh orang - orang Yahudi untuk masuk ke Agama Islam " mereka semua berjumlah enam orang, lalu pada tahun berkutnya datanglah dua belas orang laki - laki, mereka berkumpul dengan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. meminta kepada beliau untuk mengajari mereka tentang Islam, ketika mereka kembali ke Yatsrib, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mengutus Mush'ab Bin Umair menyertai mereka untuk mengajarkan Al-Qur'an dan menjelaskan hukum - hukum Agama Islam kepada mereka, dan ternyata Mush'ab Bin Umair mampu mendapatkan pengaruh di tengah masyarakat Madinah, setelah menghabiskan masa satu tahun, Mush'ab kembali ke Mekkah, dan ikut bersamanya 72 orang laki - laki dan 2 orang perempuan dari penduduk Madinah, maka Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mengumpulkan mereka, dan mereka puin berjanji untuk menolong Agama beliau dan melaksanakan perintah beliau, kemudian mereka kembali lagi ke Madinah

Tempat Dakwah Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Yang Baru

Madinah waktu itu menjadi tempat perlindungan yang aman bagi kebenaran Islam dan pembawanya, karenanya kaum Muslimin mulai berhijrah ke sana, akan tetapi kaum kafir Quraisy tetap bertekad menghalangi kaum Muslimin untuk berhijrah, sehingga beberapa orang ketika hendak berhijrah mendapati berbagai macam penganiayaan dan siksaan, ketika itu kaum Muslimin berhijrah secara sembunyi - sembunyi karena takut kepada kaum kafir Quraisy, berbeda dengan hijrahnya Sayyidina Umar Bin Khottob ra. yang menandakan keberanian dan tantangan, karena ketika itu beliau menyandang pedangnya dan membawa panahnya ketika keluar menuju Ka'bah dan ber Thowaf di sana, kemudian beliau tampil dengan gagah di hadapan kaum kafir Quraisy dan berkata kepada mereka : " Barang siapa yang ingin istrinya jadi janda atau anaknya menjadi yatim, hendaklah dia menemui ku...!!! karena aku akan berhijrah...!!! " kemudian Sayyidina Umar Bin Khottob ra. pergi, dan tidak seorang pun yang berani merintanginya, berbeda pula dengan Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq ra. beliau meminta izin dari Kanjeng Nabi Muhammad SAW. untuk ikut berhijrah, namun Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menjawab : " Jangan tergesa - gesa... semoga Alloh SWT. memberi mu teman untuk berhijrah...!!! " keadaan ini terus berlanjut sampai sebagian kaum Muslimin telah ber Hijrah secara keseluruhan.

Kaum kafir Quraisy semakin menjadi gila

Ketika mengetahui hal itu, dan mereka khawatir akan ketinggian Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dan dakwah beliau, lalu merka memusyawarahkan hal tersebut, dan mereka bersepakat untuk membunuh Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Abu Jahal berkata : " menurut pendapat ku, kita beri sebilah pedang kepada pemuda yang kuat dari masing - masing kabilah kita, lalu mereka mengepung Muhammad dan memukulnya secara serentak, hingga darahnya terpisah - pisah pada berapa kabilah dan Bani Hasyim tidak kuasa untuk memusuhi semua orang...!!! " akan tetapi Alloh SWT. memberi tahu Nabi UtusanNya yang mulia, bahwa akan ada komplotan yang akan membunuh beliau, karena hal itu, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dan Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq ra. bersepakat untuk segera Hijrah

Pada malam harinya Kanjeng Nabi Muhammad SAW. meminta kepada Sayyidina Ali Bin Abi Thalib ra. agar tidur di tempat beliau, sehingga orang - orang mengira bahwa beliau masih ada di rumah, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. juga memberi tahu kepada Sayyidina Ali Bin Abi Thalib ra. bahwa dia tidak akan mendapatkan paksaan dari mereka.

Para komplotan itu tiba dan langsung mengepung rumah Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dan mereka melihat Sayyidina Ali Bin Abi Thalib ra. berada di tempat tidur Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dan mereka menganggap beliau adalah Kanjeng Nabi Muhammad SAW. lalu mereka menunggunya keluar untuk selanjutnya membunuhnya, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. keluar saat mereka mengepung rumah beliau, dan Kanjeng Nabi Muihammad SAW. menaburkan debu ke atas kepala mereka, dan Alloh SWT. mengambil penglihatan mereka, sehingga mereka tidak melihat beliau keluar, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. pergi menuju ke rumah Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq ra. kemudian beliau berdua berjalan kurang lebih lima mil dan bersembunyi di dalam goa tsur.

Para pemuda Quraisy tetap menunggu hingga waktu shubuh, Sayyidina Ali Bin Abi Thalib ra. bangkit dari tempat tidur Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dan langsung jatuh ketangan mereka, akan tetapi mereka kecewa, karena yang mereka sergap bukanlah orang yang mereka maksud, lalu mereka menanyakan tentang keberadaan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. kepada Sayyidina Ali Bin Abi Thalib ra. akan tetapi beliau tetap bungkam tidak memberi tahu mereka, lalu komplotan tersebut memukul dan melumuri beliau dengan lumpur. Kemudian orang - orang kafir Quraisy mengirim pencarian terhadap Kanjeng Nabi Muhammad SAW. di segala penjuru, dan akan memberikan seratus ekor onta bagi siapa saja yang mendapatkan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dalam keadaan hidup atau mati, dalam pencarian tersebut, sampailah mereka ke goa Tsur, sampai - sampai jika seorang dari mereka melihat ke arah kedua telapak kakinya, niscaya mereka akan melihat Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Di saat Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq sangat mengkhawatirkan tentang keselamatan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. beliau bersabda yang artinya : " Hai Abu Bakar, bagaimana menurut mu tentang dua orang, sedangkan Alloh SWT. yang ke TigaNya...? janganlah kamu khawatir, sesungguhnya Alloh SWT. bersama kita...!!! " tapi anehnya mereka tidak melihat Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dan Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq ra. mereka hanya diam di depan mulut goa Tsur, karena pintu goa Tsur tertutupi oleh sarang laba - laba, sehingga mereka menyangka, bahwa di dalam goa pasti tidak ada orang.

Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dan Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq ra. berada di dalam goa Tsur selama tiga hari, dan kemudian beliau berdua melanjutkan perjalanan ke Madinah, ketika itu perjalanan terasa sangat panjang di bawah terik matahari yang menyengat kepala.

Pada sore hari di hari yang kedua dalam perjalanan menuju ke Madinah, beliau berdua melintasi sebuah kemah yang di dalamnya ada seorang wanita bernama Ummu Ma'bad, lantas beliau berdua meminta makanan dan minuman darinya, akan tetapi beliau berdua hanya mendapatkan seekor kambing yang sangat kurus, karena lemah kambing tersebut hanya terdiam dan tidak memiliki air susu setetes pun, lalu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. bergegas menghampiri kambing tersebut, dan mengusap susunya, lalu memerahnya hingga keluar air susu kambing tersebut sampai memenuhi satu wadah, Ummu Ma'bad tertegun heran atas apa yang di lihatnya, lalu mereka meminumnya sehingga mereka merasa kenyang, lalu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. memerah kembali susu kambing tersebut hingga memenuhi wadah itu, dan meninggalkan Ummu Ma'bad untuk melanjutkan perjalanan beliau, Ummi Ma'bad masih terdiam karena takjub dengan apa yang telah dilihatnya.

Penenduduk Madinah sangat menantikan kedatangan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. karena itu mereka setiap hari selalu menunggu di jalan pintu masuk menuju ke Madinah, pada hari kedatangan beliau, mereka menyambut Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dengan suka cita, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. singgah di Quba, ya itu Masjid yang pertama dibangun dalam Islam, pada hari ke lima, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berjalan ke Madinah, dan kebanyakan kaum Anshor berusaha meraih Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dan memperoleh kemuliaan dengan menjamu beliau di sisi mereka, maka dengan semangat, mereka "Kaum Anshor" memegang tali kendali onta yang di tunggangi oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. pun berterimakasih kepada mereka, lalu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. bersabda, yang artinya : " Biarkanlah, karena onta ini diperintah...!!! " ketika onta tersebut sampai ke tempat yang telah Alloh SWT. perintahkan, maka onta tersebut akan duduk, dan ketika onta tersebut duduk, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. tidak segera turun dari atas onta tersebut, dan onta tersebut bangit kembali dan berjalan sedikit dan kembali duduk ditempat semula, lalu Kanjeng Nabi Mihammad SAW. turun dari punggung onta tunggan beliau, dan disitulah Masjidil Harom Nabawi di bangun, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. singgah di rumah Abu Ayub Al-Anshori, sementara Sayyidina Ali Bin Abi Thalib ra. masih berada di Mekkah

Kanjeng Nabi Muhammad SAW. di Madinah

Akhirnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW. membangun Masjid di tempat yang di duduki oleh onta tunggangan beliau ketika sampai di Madinah, yang onta tersebut beliau beli dari sahabat beliau, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. juga mempersaudarakan kaum Muhajjirin (para sahabat yang hijrah dari Mekkah) dengan kaum Anshor (penduduk Madinah yang telah menolong kaum Muhajjirin) Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menjadikan setiap orang Anshor menjadi seorang saudara bagi kaum Muhajjirin yang ikut bersamanya dalam kepemilikan hartanya, kaum Muhajjirin dan kaum Anshor mulai bekerja sama, dan hubungan persaudaran diantara mereka semakin erat,

Kaum kafir Quraisy memiliki hubungan dengan orang - orang Yahudi yang berada di Yatsrib, lalu mereka berusaha mengobarkan kekacauan dan perpecahan di kalangan kaum Muslimin, dan mengancam akan mengahabisi kaum Muslimin dari dalam dan dari luar, sampai - sampai para shabat tidak tidur di malam hari kecuali ada senjata bersamanya

Dalam situasi genting seperti ini, maka Alloh SWT. mengijinkan untuk berperang, lalu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mulai menyusun pasukan dan mata - mata untuk memantau gerakan - gerekan musuh, di samping menghadang kafilah dagang mereka dengan tujuan memaksa mereka untuk merasakan kekuatan kaum Muslimin, sampai mereka mau menyerah dan memberi kebebasan bagi kaum Muslimin dalam penyebaran Agama Islam dan melakukan aktifitas lainnya, berbagai ikatan perjanjian dan sumpah juga telah dilakuakn dengan beberapa kabilah

Perang Badar Kubro

Kanjeng Nabi Muhammad SAW. pernah sekali membulatkan tekad menghadang salah satu kafilah dagang Quraisy, beliau keluar dengan di iringi 313 orang yang hanya berbekal 2 ekor kuda dan 70 ekor onta, sementara kafilah Quraisy terdiri dari 1000 ekor onta yang dipimpin oleh Abu Sofyan beserta 40 orang bersamanya, akan tetapi Abu Sofyan sudah mengetahui keluarnya kaum Muslimin, sehingga Abu Sofyan mengirim utusan ke Mekkah untuk memberi tahukan akan hal itu, dan sekaligus meminta bantuan kepada kaum kafir Quraisy. Abu Sofyan mengalihkan jalannya dan menuju ke jalan lain, sehingga mereka tidak berhadapan dengan kaum Muslimin, sedangkan kaum kafir Quraisy telah berangkat dengan pasukan yang berjumlah 1000 pasukan, namun utusan Abu Sofyan telah sampai kepada mereka dan mengabarkan keselamatan rombongan kafilah, dan Abu Sofyan meminta mereka kembali lagi ke Mekkah, akan tetapi Abu Jahal menolak permintaan untuk kembali ke Mekkah, dia justru memerintahkan pasukan untuk melanjutkan perjalanan ke Badar
Setelah mengetahui kaum Quraisy keluar, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. bermusyawarah dengan para sahabatnya, dan semua sepakat untuk menemui dan memerangi orang - orang kafir Quraisy tersebut,

Di pagi hari Jum'at tanggal 11 Ramadhan tahun ke 2 Hijriyah, ke dua kelompok saling berhadapan dan terjadilah pertempurang yang dahsyat, peperangan ini akhirnya dimenangkan oleh kaum Muslimin dengan 14 orang gugur sebagai syuhada', sedangkan kaum kafir Quraisy telah tewas 70 orang dan 70 orang lainnya di tawan, di tengah berkecamuknya suasana perang, putri Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Ruqayah yang juga istri dari Sayyidina Utsman Bin Affan ra. wafat, ketika itu Ruqayah ditemani suaminya (Sayyidina Utsman Bin Affan ra.) di Madinah, sehingga Sayyidina Utsman Bin Affan ra. tidak keluar ke medan pertempuran atas perintah Kanjeng Nabi Muhammad SAW. untuk tetap tinggal mendampingi istrinya yang sedang sakit, setelah perang Badar tersebut Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menikahkan Sayyidina Utsman Bin Affan ra. dengan putri beliau yang kedua " Ummu Kaltsum " atas dasar ini Sayyidina Utsman mendapat gelar " Dzunnurain " (yang memiliki dua cahaya), karena Sayyidina Utsman Bin Affan ra. telah menikahi dua orang putri Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Setelah perang badar, kaum Muslimin kembali ke Madinah dengan gembira atas kemenangan dari Alloh SWT. tersebut, dengan membawa para tawanan dan ghonimah (harta rampasan perang), diantara para tawanan ada yang telah menebus dirinya, ada yang dilepaskan tanpa tebusan, dan ada pula menebus dengan mengajar 10 orang anak Muslim untuk membaca dan menulis

Perang 'Uhud

Setelah kaum Muslimin mengalami perang Badar, terjadi beberapa peperangan lainnya antara kaum Muslimin dengan kaum kafirin Quraisy Mekkah, peperangan besar ke dua yang terjadi setelah perang Badar, adalah perang 'Uhud, pada peperangan ini kaum Muslimin mengalami kekalahan, karena mereka telah menyalahi perintah Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dan mereka juga tidak mematuhi strategi yang di buat Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dalam perang 'Uhud ini, jumlah pasukan kaum kafirin sebanyak 3000 orang, sedangkan dari kaum Muslimin sekitar 700 orang.


Setelah perang 'Uhud, orang - orang Yahudi keluar menuju Mekkah untuk menyerukan kepada kaum kafirin Quraisy agar memerangi kaum Muslimin di Madinah, dan berjanji mereka akan memberikan dukungan, dan kaum kafirin Quraisy pun memenuhinya, kaum Yahudi tidak saja menyerukan kepada kaum kafirin Quraisy di Mekkah, tetapi mereka juga menyerukan kepada kabilah - kabilah lain, dan semuanya menyetujui ajakan kaum Yahudi tersebut, maka berangkatlah mereka denga membawa pasukan sebanyak 10.000 tentara, kaum kafirin ini menuju Madinah dari berbagai sudut mengepung kaum Muslimin dari berbagai penjuru, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mendengar rencana musuh, lalu beliau bermusyawarah dengan para sahabat, dan Salman Al-Farisi menyarankan agar kaum Muslimin menggali parit di sekitar Madinah, ya itu tempat yang tidak bergunung, lalu kaum Muslimin segera menggali parit tersebut, dalam waktu singkat kaum Muslimin dapat menyelesaikan pekerjaan itu, selama satu bulan kaum kafirin tidak dapat menyeberangi parit tersebut, lalu Alloh SWT. mengirimkan angin yang sangat dahsyat kepada orang - orang kafir itu, sehingga memporak - porandakan perkemahan mereka, dan rasa takut pun benar - benar menyelimuti mereka, yang pada akhirnya mereka pun kembali ke Mekkah

Penaklukan kota Mekkah

Pada tahun ke delapan Hijriyah, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. memutuskan untuk menaklukkan kota Mekkah, maka pada tanggal 10 bulan Ramadhan, beliau berangkat bersama puluhan ribu pasukan menuju ke kota Mekkah, kaum Muslimin memasuki kota Mekkah tanpa terjadi peperangan, karena kaum kafir Quraisy menyerah, dan Alloh SWT. memberikan kemenangan kepada kaum Muslimin, lalu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menuju Ka'bah untuk melakukan thowaf dan Sholat dua Roka'at didalamnya, setelah itu, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menghancurkan berhala - berhala yang ada di dalam Ka'bah dan sekitarnya,

Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berdiri di pintu Ka'bah, sedangkan kaum kafirin Quraisy berbaris di Masjidil Harom menantikan apa yang akan dilakukan oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW. lalu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berkata kepada kaum kafirin Quraisy : " Wahai kaum Quraisy, apakah yang akan aku lakukan terhadap kalian...!!! " lalu mereka menjawab : " Kebaikan dari mu, engkau adalah saudara yang baik dan anak dari saudara yang baik pula... "
lalu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berkata : " Pergilah...!!! kalian telah bebas...!!! "
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. telah memberikan tauladan yang agung di dalam memaafkan musuh - musuh yang telah menyiksa beliau dan menyakiti, bahkan membunuh kaum Muslimin, serta mengusir dari tanah kelahirannya. Setelah penaklukan kota Mekkah, lalu banyak manusia berbondong - bondong memeluk Agama Islam.

Pada tahun ke sepuluh Hijriyah, Kanjeng Nabi melaksanakan ibada haji, dan itulah ibadah haji satu - satunya yang pernah dilakukan oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW. bersama seratus ribu kaum Muslimin, dan setelah melakukan ibadah haji, lalu Kanjeng Nabi Muhammad kembali ke Madinah

Wafatnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Sekitar dua bulan setengah setelah sekembalinya Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dari menunaikan ibadah haji, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menderita sakit, dan hari demi hari sakit beliau semakin bertambah parah, setelah Kanjeng Nabi Muhammad SAW. merasa tidak mampu menjadi Imam Sholat, beliau meminta Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq ra. untuk menggantikan beliau, tepat pada tanggal 12 Robi'ul Awwal, hari senin, akhirnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW. wafat menghadap Alloh SWT. dalam usia 63 tahun


Berinta tentang wafatnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW. sampai kepada sahabat, dan hampir saja mereka tidak sadar dan tidak mempercayai berita tersebut, hingga akhirnya Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq ra. bangkit untuk menenangkan mereka, dan memberi penjelasan, bahwa Kanjeng Nabi Muhammad SAW. hanyalah manusia biasa, yang juga wafat seperti manusia lainnya, akhirnya para sahabat pun sadar, akan tetapi seluruh kaum Muslimin tak bisa menahan kesedihan mereka, tak terkecuali Siti Fatimah Az-Zahroh putri kesayangan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. tak satu pun dari para sahabat yang tak meneteskan air matanya, mereka telah kehilangan figur pemimpin dan sebaik - baiknya tauladan.

Acara memandikan, memngkafankan dan memakamkan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. telah dilaksanakan, dan setelah wafatnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW. kaum Muslimin mengangkat Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq ra. sebagai Kholifah (pemimpin) mereka yang pertama

Akhlak Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Kanjeng Nabi Muhammad SAW. adalah orang yang sangat pemberani, Sayyidina Ali Bin Abi Thalib ra. berkata : " jika keadaan kami sangat kritis dan musuh sudah saling berhadapan, maka kami berlindung kepada Rosululloh, Rosululloh adalah orang yang sangat pemurah, tidak pernah ketika dimintai sesuatu beliau berkata tidak...!!! Rosululloh adalah seorang yang sangat pemaaf, beliau tidak pernah membalas atas perlakuan yang buruk dari orang lain atau marah, kecuali jika kehormatan Agama telah di hinakan, maka beliau akan membalasnya demi Alloh, orang yang dekat dengan beliau mau pun yang jauh, dan orang yang lemah maupun yang kuat, mendapatkan hak yang sama dari beliau

Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menegaskan, bahwa tidak ada orang yang lebih mulia dari orang yang lainnya, kecuali dengan ke Taqwaannya, dan manusia adalah sama


Ummat yang lalu menjadi binasa karena berlaku diskriminatif, jika seorang tokoh mencuri, maka mereka membiarkannya, akan tetapi jika seorang yang lemah yang melakukannya, maka mereka menghukumnya, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. bersabda yang artinya : " Demi Alloh, jika Fatimah Az-Zahroh Binti Muhammad mencuri, maka aku sendiri yang akan memotong tangannya ",

Kanjeng Nabi Muhammad SAW. juga tidak pernah menghina makanan, jika beliau menyukainya, beliau akan memakannya, dan jika tidak menyukainya, beliau tidak memakannya, pernah dalam satu atau dua bulan tidak ada makanan yang dimasak di rumah Kanjeng Nabi Muhammad SAW. hanya kurma dan air yang menjadi makan pokok keluarga Beliau, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. juga pernah mengikatkan batu di perutnya, agar sedikit dapat mengusir rasa lapar beliau

Kanjeng Nabi Muhammad SAW. juga pernah menjahit sandal dan baju beliau sendiri,
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. juga membantu istri beliau melakukan pekerjaan rumah dan menjenguk orang sakit, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. adalah orang yang sangat Tawaddhu' beliau akan memenuhi undangan orang yang kaya maupun yang miskin,

Kanjeng Nabi Muhammad SAW. sangat mencintai orang - orang yang miskin, mengiring jenazah mereka dan menjenguk yang sakit, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. tidak pernah menghina seseorang karena kemiskinannya, atau takut kepada seseorang karena kekuasaannya,

Kanjeng Nabi Muhammad SAW. juga menunggang kuda, onta, keledai dan bighal, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. adalah orang yang suka tersenyum, dan paling indah raut wajahnya meski kesedihan dan musibah sering menimpa beliau,

Kanjeng Nabi Muhammad SAW. juga menyukai wewangian, dan tidak menyukai bau yang tidak sedap, sungguh Alloh SWT. telah memadukan pada diri Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
kemuliaan akhlak dan kebaikan perilaku, dan Alloh SWT. telah memberinya ilmu yang tidak diberikan kepada seseorang pun, baik yang terdahulu, atau yang kemudian,

Kanjeng Nabi Muhammad SAW. tidak bisa membaca dan menulis, dan tidak ada manusia yang menjadi gurunnya, beliau membawa Al-Qur'an yang diwahyukan dari Alloh SWT. yang berfirman di dalam kitabNya, yang artinya : " Katakanlah...!!! sesungguhnya jika manusia dan Jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain " (QS. Al-Isro')


Kehidupan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. yang Ummi (tidak dapat membaca dan menulis) menutup jalan bagi orang - orang yang menuduh, bahwa beliau telah menulis, membaca atau mempelajari (pengetahuan) dari berbagai sumber Ummat - Ummat yang lain


Mukjizat Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Mukjizat Kanjeng Nabi Muhammad SAW. yang paling agung adalah Al-Qur'an, yang telah melemahkan bangsa Arab yang memiliki ketinggian bahasa pada saat itu, Alloh SWT. telah menantang mereka untuk membuat sepuluh surat yang menyerupai Al-Qur'an, atau satu surat saja, atau bahkan satu ayat saja, dan kaum musyrikin benar - benar menyaksikan ketidak mampuan mereka,

Kaum musyrikin meminta diperlihatkan satu ayat kepada mereka, dan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. memperlihatkan terbelahnya bulan hingga menjadi dua bagian, air mengalir dari jari - jari beliau, kerikil bertasbih di telapak tang beliau, yang kemudian juga bertasbih ketika di letakkan di telapak tangan Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq ra. Sayyidina Umar Bin Khottob ra, Sayyidina Utsman Bin Affan ra.

Kaum musyrikin juga menyaksikan makanan yang disantap Kanjeng Nabi Muhammad SAW. bertasbih, batu dan pohon memberi salam kepada beliau pada malam beliau diangkat sebagai Rosul.

Kaki kambing yang beracun yang di berikan oleh seorang wanita Yahudi yang hendak membunuh Kanjeng Nabi Muhammad SAW. juga berbicara, seorang Arab badui meminta kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW. untuk memperlihatkan bukti ke Rosulannya, maka beliau perintahkan sebuah pohon untuk mendekat kepada beliau, lalu pohon tersebut mendekat, dan beliau perintahkan pohon tersebut kembali ke tempat semula, dan pohon tersebut kembali ke tempatnya semula,

Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mengusap kantong susu kambing yang kurus kering hingga penuh dengan air susu, lalu beliau memerahnya dan memberi minum Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq ra. Kanjeng Nabi Muihammad SAW. pernah meludahi mata Sayyidina Ali Bin Abi Thalib ra. yang terkena penyakit radang mata, sehingga sembuh seketika,

Kaki salah satu seorang sahabat pernah terluka, lalu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mengusapnya, dan luka tersebut sembuh seketika,

Kanjeng Nabi Muhammad SAW. pernah mendoakan Anas Bin Malik panjang umur, banyak harta dan keturunan, lalu Anas Bin Malik di karunia 120 orang anak, kebun kurmanya di panen dua kali dalam satu tahu, yang biasanya hanya di panen sekali setahun, dan dia hidup hingga mencapai umur 120 tahun,

Ketika Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berada di atas mimbar pada hari Jum'at, beliau mendengar keluh kesah atas musibah kekeringan yang menimpa, lalu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berdoa (agar diturunkan hukan) maka seketika itu langit pun berawan seperti gunung, dan hujan pun turun dengan derasnya sampai hari jum'at berikutnya, sehingga membeuat orang - orang mengadukannya kepada beliau, lalu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berdoa memohon kepada Alloh SWT. agar hujan dihentikan, dan hujan pun berhenti, sehingga manusia bisa berjalan di bawah terik sinar matahari,

Kanjeng Nabi Muhammad SAW. pernah memberi makanan 1000 orang penduduk Khandak dengan satu Sha' gandum dan seekor kambing hingga mereka kenyang lalu pergi, sedangkan makanan tidak berkurang sedikitpun, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. juga pernah memberi makan mereka beberapa butir buah kurma yang diberikan oleh putri Basyir Bin sa'ad,

Kanjeng Nabi Muhammad SAW. memberi makan bala tentara dari bekal makanan Abu Huroiroh hingga kenyang, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. pernah melemparkan debu ke hadapan seratus orang kafir Quraisy yang akan membunuh beliau, hingga beliau tak dapat dilihat oleh mereka,

Suraqah Bin Malik pernah mengejar Kanjeng Nabi Muhammad SAW. untuk membunuh beliau, namun ketika mendekat, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berdoa sehingga kedua kaki kudanya terperosok kedalam tanah...

Demikian cerita singkat Kanjeng Nabi Muhammad SAW. semoga kita dapat menauladani beliau (SAW) di dalam setiap gerak kita, Insya Alloh Amin...

salam ukhuwah...

Bhurjen Umar




Minggu, 21 Juli 2013

~~~ Kumpulan 40 Hadits Qudsi ~~~


Hadits Ke-1

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " لَمَّا قَضَى اللَّهُ الْخَلْقَ، كَتَبَ فِي كِتَابِهِ عَلَى نَفْسِهِ، فَهُوَ مَوْضُوعٌ عِنْدَهُ: إِنَّ رَحْمَتِي تَغْلِبُ غَضَبِي"

 (رواه مسلم (وكذلك البخاري والنسائي وابن ماجه  

Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a, dia berkata; telah bersabda Rasulullah ﷺ, “Ketika Allah menetapkan penciptaan makhluk, Dia menuliskan dalam kitab-Nya ketetapan untuk diri-Nya sendiri: Sesungguhnya rahmat-Ku (kasih sayangku) mengalahkan murka-Ku”

~diriwayatkan oleh Muslim (begitu juga oleh al-Bukhari, an-Nasa-i dan Ibnu Majah)

Hadits Ke - 2

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: كَذَّبَنِي ابْنُ آدَمَ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ، وَشَتَمَنِي وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ، فَأَمَّا تَكْذِيبُهُ إِيَّايَ فَقَوْلُهُ: لَنْ يُعِيدَنِي كَمَا بَدَأَنِي، وَلَيْسَ أَوَّلُ الْخَلْقِ بِأَهْوَنَ عَلَيَّ مِنْ إِعَادَتِهِ، وَأَمَّا شَتْمُهُ إِيَّايَ فَقَوْلُهُ: اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا، وَأَنَا الْأَحَدُ الصَّمَدُ، لَمْ أَلِدْ وَلَمْ أُولَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لِي كُفُوًا أَحَدٌ"

 (رواه البخاري (وكذلك النسائي 

Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a., bahwasanya Nabi ﷺ bersabda, telah Berfirman Allah ta'ala: Ibnu Adam (anak-keturunan Adam/umat manusia) telah mendustakanku, dan mereka tidak berhak untuk itu, dan mereka mencelaku padahal mereka tidak berhak untuk itu, adapun kedustaannya padaku adalah perkataanya, “Dia tidak akan menciptakankan aku kembali sebagaimana Dia pertama kali menciptakanku (tidak dibangkitkan setelah mati)”, aadpun celaan mereka kepadaku adalah ucapannya, “Allah telah mengambil seorang anak, (padahal) Aku adalah Ahad (Maha Esa) dan Tempat memohon segala sesuatu (al-shomad), Aku tidak beranak dan tidak pula diperankkan, dan tidak ada bagiku satupun yang menyerupai”.

~ Diriwayatkan oleh al-Bukhari (dan begitu juga oleh an-Nasa-i)

Hadits Ke-3

عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ الْجُهَنِيِّ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: "صَلَّى لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الصُّبْحِ بِالْحُدَيْبِيَةِ، عَلَى إِثْرِ سَمَاءٍ (١) كَانَتْ مِنْ اللَّيْلَةِ، فَلَمَّا انْصَرَفَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ، فَقَالَ لَهُمْ: "هَلْ تَدْرُونَ مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ؟ قَالُوا: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِي مُؤْمِنٌ بِي وَكَافِرٌ، فَأَمَّا مَنْ قَالَ: مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ، فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِي، كَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ، وَأَمَّا مَنْ قَالَ: مُطِرْنَا بِنَوْءِ(٢) كَذَا وَكَذَا، فَذَلِكَ كَافِرٌ بِي، مُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ"
(رواه البخاري (وكذلك مالك والنسائي

١. عقب مطر
        ٢. الأنواء: ثمان وعشرون منزلة, ينزل القمر كل ليلة في منزلة

Diriwayatkan dari Zaid bin Khalid al-Juhniy r.a, beliau berkata, Rasulullah ﷺ memimpin kami shalat shubuh di Hudaibiyah, diatas bekas hujan(1) yang turun malamnya, tatkala telah selesai, Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menghadap kepada manusia (jama'ah para shahabat), kemudian beliau bersabda, “Tahukah kalian apa yang telah difirmankan Tuhan kalian?”, (para sahabat) berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”, Rasulullah ﷺ bersabda, “(Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman) Pagi ini ada sebagian hamba-Ku yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir, adapun orang yang mengatakan, 'kami telah dikaruniai hujan sebab keutamaan Allah (fadlilah Allah) dan kasih sayang-Nya (rahmat-Nya), maka mereka itulah yang beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang -  bintang'; dan adapun yang berkata, 'kami telah dikaruniai hujan sebab bintang(2) ini dan bintang itu, maka mereka itulah yang kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang - bintang' ”.
~ Diriwayatkan oleh al-Bukhari (dan begitu juga oleh an-Nasa-i)
“bekas langit” maksudnya bekas/akibat hujan
al-anwa': 28 tingkatan/keadaan; fase bulan setiap malam di tingkatan fasenya. (ditempat lain disebutkan artinya adalah bintang – bintang, serupa dengan yang ada dilanjutan hadits ini)

Hadits Ke-4

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " قَالَ اللَّهُ: يَسُبُّ بَنِي بَنُو آدَمَ الدَّهْرَ، وَأَنَا الدَّهْرُ، بِيَدِي اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ"
(رواه البخاري (وكذلك مسلم

Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a, beliau berkata, telah bersabda Rasulullah ﷺ, “Allah Telah Berfirman,'Anak – anak adam (umat manusia) mengecam waktu; dan aku adalah (Pemilik) Waktu; dalam kekuasaanku malam dan siang' ”
~Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan begitu juga Muslim.

di dalam al-Qur'an, Allah Azza wa Jalla, menggunakan istilah - istilah yang berbeda untuk menyebutkan waktu, pada ulama mendefinisikannya kurang lebih sebagai berikut:
dahr (دهر) = masa keberadaan alam semesta, mulai dari penciptaan alam semesta sampai masa kiamat. Kata ini misalnya terdapat dalam al-Quran surah al-Insan ayat 1:

هَلْ أَتَىٰ عَلَى الْإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا 
Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? 
ashr (عصر) = masa hidup yang dilalui sesuatu (seseorang), misalnya waktu ashr manusia, yaitu masa hidup manusia mulai dari lahir hingga meninggal. Seperti yang disebutkan dalam al-Quran surah al-ashr ayat:1 :

وَالْعَصْرِ
Demi masa

ajal (أجل) = masa berakhirnya sesuatu, misal: ajal manusia. Seperti dalam surah Yunus ayat 49.

قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي ضَرًّا وَلَا نَفْعًا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۗ لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۚ إِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَلَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ 

Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah". Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).
Waqt (وقت ) = masa dimana suatu pekerjaan harus selesai, misal waktu sholat, dst. Seperti digunakan dalam surah an-Nisa ayat 103 (dalam bentuk jamak = mauqut)
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ ۚ فَإِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ ۚ إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا 

Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

Hadits Ke – 5

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنْ الشِّرْكِ؛ مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي(1)، تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ".

  (رواه مسلم (وكذلك ابن ماجه

Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a, beliau berkata, Telah bersabda Rasulullah ﷺ, “Telah berfirman Allah tabaraka wa ta'ala (Yang Maha Suci dan Maha Luhur), Aku adalah Dzat Yang Maha Mandiri, Yang Paling tidak membutuhkan sekutu; Barang siapa beramal sebuah amal menyekutukan Aku dalam amalan itu(1), maka Aku meninggalkannya dan sekutunya”
~ Diriwayatkan oleh Muslim (dan begitu juga oleh Ibnu Majah)
Adalah juga termasuk syirik jika seseorang beramal dengan amalan disamping ditujukan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala juga ditujukan kepada yang selain-Nya.

Hadits ke – 6

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
" إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ، فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ، قَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لِأَنْ يُقَالَ: جَرِيءٌ، فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ. وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ، فَأُتِيَ بِهِ، فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ، وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ، قَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ: عَالِمٌ، وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ: هُوَ قَارِئٌ، فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ، فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ. وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ، وَأَعْطَاهُ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ، فَأُتِيَ بِهِ، فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا إِلَّا أَنْفَقْتُ فِيهَا لَكَ، قَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ: هُوَ جَوَادٌ، فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ، ثُمَّ أُلْقِيَ فِي النَّارِ".

رواه مسلم (وكذلك الترمذي والنسائي)

Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a, beliau berkata, Aku telah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya salah seorang yang pertama di hisab di hari kiamat adalah seorang laki-laki yang mati syahid (gugur dalam peperangan); kemudian disebutkan baginya semua kenikmatan-kenikmatan yang diberikan kepadanya, dan dia mebenarkannya. Kemudia Allah Subhanahu wa ta'ala bertanya kepadanya, 'Apa yang kamu kerjakan dengan nikmat itu?', lelaki itu menjawab, 'Aku berperang untuk-Mu hingga aku syahid'; Allah menjawab, “Kamu berdusta, (akan tetapi sesungguhnya) engkau berperang agar orang menyebutmu pemberani, dan (orang – orang) telah menyebutkan demikian itu, kemudian diperintahkan (malaikat) agar dia diseret di atas wajahnya hingga sampai di neraka dan dilemparkan kedalamnya”.  
Dan (selanjutnya adalah) seorang laki – laki  yang mempelajari ilmu dan mengamalkannya serta dia membaca al-Quran, kemudian dia didatangkan, kemudian disebutkan nikmat – nikmat yang diberikan kepadanya dan dia membenarkannya. Kemudian Allah bertanya, 'Apa yang kamu kerjakan dengan nikmat – nikmat itu?' lelaki itu menjawab, 'Aku mencari ilmu dan mengamalkannya/mengajarkannya, dan aku membaca al-Quran karena-Mu'. Allah berfirman, “kamu berdusta, (akan tetapi) kamu mencari ilmu itu agar disebut sebagai 'alim (orang yang berilmu), dan kamu membaca al-Quran agar orang menyebutmu qari', dan kamu telah disebut demikian itu (alim & qari')” kemudian diperintahkan (malaikat) kepadanya, agar dia diseret di atas wajahnya hingga sampai di neraka dan di masukkan kedalam neraka”
Dan (selanjutnya) seorang laki – laki yang diluaskan (rizkinya) oleh Allah. Dan dikaruniai berbagai harta kekayaan. Kemudian dia dihadapkan, dan disebutkan nikmat – nikmat yang diberikan kepadanya, dan dia membenarkannya. Kemudia Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, “Apa yang kamu kerjakan dengan nikmat – nikmat itu?”, lelaki itu menjawab, “Tidaklah aku meninggalkan jalan yang aku cintai selain aku menginfakkan hartaku untuk-Mu”; Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, “Kamu berdusta, tetapi kamu melakukan itu semua agar orang menyebutmu dermawan, dan kamu telah disebut demikian”. Kemudian diperankkan (malaikat) kepadanya, agar dia diseret di atas wajahnya, hingga sampai dineraka dan dimasukkan kedalam neraka.
~HR. Muslim (dan begitu juga at-Tirmidzi dan an-Nasai)

Hadits Ke – 7

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " يَعْجَبُ رَبُّكَ مِنْ رَاعِي غَنَمٍ، فِي رَأْسِ شَظِيَّةِ الْجَبَلِ(١)، يُؤَذِّنُ بِالصَّلَاةِ وَيُصَلِّي، فَيَقُولُ اللَّهُ، عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا إِلَى عَبْدِي هَذَا، 
يُؤَذِّنُ وَيُقِيمُ الصَّلَاةَ، يَخَافُ مِنِّي، قَدْ غَفَرْتُ لِعَبْدِي، وَأَدْخَلْتُهُ الْجَنَّةَ" 
رواه النسائي بسند صحيح 

Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir r.a., beliau berkata, aku mendengar Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Tuhanmu bangga terhadap seorang pengembala kambing, yang berada di atas gunung/bukit, dia mengumandangkan adzan untuk sholat dan mengerjakan sholat, kemudian Allah 'azza wa jalla (Yang Maha Perkasa dan Maha Luhur) berfirman, 'Lihatlah hambaku ini, dia mengumandangkan adzan dan menegakkan sholat (iqomat) karena takut kepada-Ku, maka sesungguhnya Aku telah mengampuni hambaku ini, dan Aku akan memasukkannya kedalam surga'”
~Diriwayatkan oleh an – Nasai dengan sanad yang shahih.

Hadits Ke – 8

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " مَنْ صَلَّى صَلَاةً لَمْ يَقْرَأْ فِيهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ، فَهِيَ خِدَاجٌ(1) ثَلَاثًا، غَيْرَ تَمَامٍ، فَقِيلَ لِأَبِي هُرَيْرَةَ: إِنَّا نَكُونُ وَرَاءَ الْإِمَامِ، فَقَالَ: اقْرَأْ بِهَا فِي نَفْسِكَ، فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ:{ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ } قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: حَمِدَنِي عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ:{ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ } قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ:{ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ } قَالَ اللَّهُ: مَجَّدَنِي عَبْدِي - وَقَالَ مَرَّةً: فَوَّضَ إِلَيَّ عَبْدِي، فَإِذَا قَالَ:{ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ } قَالَ: هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ:{ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ } قَالَ: هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ". 
(رواه مسلم (وكذلك مالك والترمذي وأبو داود والنسائي وابن ماجه 

Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a. Bahwasanya nabi ﷺ bersabda, “Barangsiapa mengerjakan sholat dengan tanpa mebaca, di dalam sholatnya, umm al-Quran (surah al-Fatihah), maka sholatnya kurang (diucapkan beliau tiga kali, sebagai penegasan), tidak sempurnalah sholatnya.” 
kemudian disampaikan kepada Abi Hurairah, sesungguhnya kami berada di belakang imam, maka beliau berkata, bacalah dengannya (ummum Quran) untuk dirimu sendiri (sebagai makmum tetap membaca al-fatihah), karena sesungguhnya aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Allah 'azza wa jalla berfirman, 'Aku membagi sholat antara Aku dan hamba-Ku menjadi dua bagian. Dan bagi hamba-Ku apa yang dia mohonkan, maka ketika hambaku berkata { الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} (Segala Puji Hanya Bagi Allah, Tuhan semesta alam) Allah 'azza wa jalla berfirman, Hambaku telah memuji-Ku, dan ketika seorang hamba berkata, { الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ } (Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang) Allah 'azza wa jalla berfirman, 'Hambaku telah memujiku', dan ketika seorang mengucapkan, { مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ } (Yang Menguasai di Hari Pembalasan), Allah berfirman, 'Hambaku telah memuliakan Aku' – dan (Abu Hurairah) pernah mengatakan (dengan redaksi), 'Hambaku telah berserah diri kepadaku', dan ketika seseorang berkata, { إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ } (Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan), Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, 'ini adalah bagian-Ku dan bagian hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang dimintanya', dan ketika seseorang berkata, :{ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ } (Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. ), Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, 'Ini adalah bagi hambaku, dan bagi hambaku apa yang dia pinta ' ”
(diriwayatkan oleh Imam Muslim, dan begitu juga oleh Imam Malik, Imam Tirmidzi,  dan Imam Abu Dawud, Imam Nasai dan Imam Ibnu Majah)

Hadits Ke – 9

:عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
"إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ. فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنْ الْفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ".

رواه الترمذي(1) وكذلك أبو داود والنسائي وابن ماجه وأحمد

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., beliau berkata, telah bersabda Rasulullah ﷺ, “Sesungguhnya perkara/amal seorang hamba yang dihisab pertama kali adalah shalatnya. Seandainya (shalatnya) baik, maka benar-benar paling beruntung dan paling sukses, dan seandainya (sholatnya) buruk, maka dia benar-benar akan kecewa dan merugi, dan seandainya kurang sempurna shalat fardlunya, Allah 'azza wa jalla berfirman, 'lihatlah apakah bagi hambaku ini (ada amal) sholat sunnah (mempunyai sholat sunnah) yang bisa menyempurnakan sholat fardlunya,' kemudian begitu juga terhadap amal-amal yang lainnya juga diberlakukan demikian ”

Hadits diriwayatkan oleh at-Tirmidzi(1), dan begitu juga oleh Abu Dawud dan Imam An-Nasai dan Ibn Majah serta Imam Ahmad.
1. sunan Tirmidzi hadits no. 413 juz 2 hal. 271, begitu juga dapat dibaca di kitab Misykatul mashaabiyh, hadits no. 1330-1331 juz 1, halaman 419, dan disahihkan oleh at-Tirmidzi

Hadits Ke – 10

: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَن النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
" يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: الصَّوْمُ لِي، وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَأَكْلَهُ وَشُرْبَهُ مِنْ أَجْلِي، وَالصَّوْمُ جُنَّةٌ(1)، وَلِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ حِينَ يُفْطِرُ، وَفَرْحَةٌ حِينَ يَلْقَى رَبَّهُ، وَلَخُلُوفُ(2) فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ".

(رواه البخاري (وكذلك مسلم ومالك والترمذي النسائي وابن ماجه

Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a., dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, ”Allah Azza wa Jalla berfirman, 'Puasa itu untukku, dan Aku yang akan memberikan ganjarannya, disebabkan seseorang menahan syahwatnya dan makannya serta minumnya karena-Ku, dan puasa itu adalah perisai, dan bagi orang yang berpuasa dua kebahagiaan, yaitu kebahagian saat berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Tuhannya, dan bau mulut orang yang berpuasa lebih harum disisi Allah, daripada bau minya misk/kesturi' ”
Hadits riwayat al-Bukhari, dan begitu juga oleh imam Muslim, dan Imam Malik, dan Tirmidzi dan an-Nasai serta Ibnu Majah.
Hadits Ke – 11
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " قَالَ اللَّهُ: أَنْفِقْ يَا ابْنَ آدَمَ، أُنْفِقْ عَلَيْكَ 
(رواه البخاري (وكذلك مسلم
Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a, sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda, “Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, berinfaklah wahai anak adam, (jika kamu berbuat demikian) Aku memberi infak kepada kalian”.
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan begitu juga oleh Imam Muslim
Hadits Ke – 12
عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " حُوسِبَ رَجُلٌ مِمَّنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَلَمْ يُوجَدْ لَهُ مِنْ الْخَيْرِ شَيْءٌ، إِلَّا أَنَّهُ كَانَ يُخَالِطُ(1) النَّاسَ، وَكَانَ مُوسِرًا، فَكَانَ يَأْمُرُ غِلْمَانَهُ أَنْ يَتَجَاوَزُوا عَنْ الْمُعْسِرِ، قَالَ (2) قَالَ اللَّهُ : نَحْنُ أَحَقُّ بِذَلِكَ مِنْكَ، تَجَاوَزُوا عَنْهُ"

(رواه مسلم (وكذلك البخاري والنسائي

Diriwayatkan dari Abu Mas'ud al-Anshari r.a., beliau berkata, telah bersabda Rasulullah ﷺ, “Ada seorang lelaki sebelum kalian yang dihisab, dan tidak ditemukan satupun kebaikan ada padanya kecuali bahwa dia adalah orang yang banyak bergaul dengan manusia, dan dia orang yang lapang(berkecukupan), serta dia memerintahkan kepada pegawai-pegawainya untuk membebaskan orang-orang yang kesulitan (dari membayar hutang), kemudian Rasulullah ﷺ bersabda, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman,'Kami *(Allah) lebih berhak untuk berbuat itu daripada dia, (oleh karena itu) bebaskan dia' ”
Hadits riwayat Muslim, begitujuga oleh al-Bukhari dan an-Nasai.
Hadits Ke – 13
:عَنْ عَدِيَّ بْنَ حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ
"كُنْتُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَاءَهُ رَجُلَانِ: أَحَدُهُمَا يَشْكُو الْعَيْلَةَ(1)، وَالْآخَرُ يَشْكُو قَطْعَ السَّبِيلِ(2)، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَمَّا قَطْعُ السَّبِيلِ فَإِنَّهُ لَا يَأْتِي عَلَيْكَ إِلَّا قَلِيلٌ، حَتَّى تَخْرُجَ الْعِيرُ إِلَى مَكَّةَ بِغَيْرِ خَفِيرٍ. وَأَمَّا الْعَيْلَةُ، فَإِنَّ السَّاعَةَ لَا تَقُومُ حَتَّى يَطُوفَ أَحَدُكُمْ بِصَدَقَتِهِ، لَا يَجِدُ مَنْ يَقْبَلُهَا مِنْهُ، ثُمَّ لَيَقِفَنَّ أَحَدُكُمْ بَيْنَ يَدَيْ اللَّهِ، لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ حِجَابٌ وَلَا تَرْجُمَانٌ يُتَرْجِمُ لَهُ، ثُمَّ لَيَقُولَنَّ لَهُ: أَلَمْ أُوتِكَ مَالًا؟ فَلَيَقُولَنَّ: بَلَى، ثُمَّ لَيَقُولَنَّ: أَلَمْ أُرْسِلْ إِلَيْكَ رَسُولًا؟ فَلَيَقُولَنَّ: بَلَى، فَيَنْظُرُ عَنْ يَمِينِهِ، فَلَا يَرَى إِلَّا النَّارَ، ثُمَّ يَنْظُرُ عَنْ شِمَالِهِ، فَلَا يَرَى إِلَّا النَّارَ، فَلْيَتَّقِيَنَّ أَحَدُكُمْ النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ".

رواه البخاري

Diriwayatkan dari 'Adiy ibn Hatim r.a., beliau berkata, ketika aku sedang berada disamping Rasulullah ﷺ, kemudian datanglah dua orang laki-laki, salah satunya mengadukan tentang kemiskinan, dan lelaki yang lainnya mengadukan tentang perampokan di jalan, kemudian Rasulullah ﷺ bersabda, “Adapun mengenai perampokan, sesungguhnya kelak dalam waktu yang tidak lama, akan datang suatu masa, ketika sebuah kafilah tidak memerlukan pengawal saat menuju Makkah, dan adapun tentang kemiskinan, tidak akan datang hari Kiamat, (sehingga datang masa dimana) seorang diantara kalian berdiri untuk mencari orang yang mau menerima sedekah, namun tidak dapat menemukan seorangpun yang mau menerimanya, kemudian (dihari kiamat) setiap orang diantara kalian akan berdiri dihadapan Allah, yang tidak ada diantaranya dan Allah hijab/tabir, dan tidak pula ada penerjemah yang menerjemahkan/juru bicara untuk orang tersebut, kemudian Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, 'bukankah Aku telah memberimu harta?' Kemudian orang itu menjawab, 'benar', kemudian Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, 'bukankah telah aku utus kepadamu seorang Rasul? ', lalu orang itu menjawab, 'benar', kemudian ia melihat ke arah kanannya, maka ia tidak mendapati kecuali Neraka, kemudian dia melihat ke arah kirinya, dan tidak mendapati kecuali Neraka. Maka jagalah diri-diri kalian dari api Neraka, meskipun dengan (bersedakah) separuh buah kurma, dan jika dia tidak mendapatinya (kurma/barang untuk bersedekah) maka (bersedahlah) dengan perkataan yang baik”
Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

Hadits Ke – 14

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " إِنَّ لِلَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى مَلَائِكَةً سَيَّارَةً فُضُلًا(1)، يَتَتَبَّعُونَ مَجَالِسَ الذِّكْرِ، فَإِذَا وَجَدُوا مَجْلِسًا فِيهِ ذِكْرٌ، قَعَدُوا مَعَهُمْ، وَحَفَّ بَعْضُهُمْ بَعْضًا بِأَجْنِحَتِهِمْ، حَتَّى يَمْلَئُوا مَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ السَّمَاءِ الدُّنْيَا، فَإِذَا تَفَرَّقُوا عَرَجُوا وَصَعِدُوا إِلَى السَّمَاءِ، قَالَ (2) : فَيَسْأَلُهُمْ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ: مِنْ أَيْنَ جِئْتُمْ؟ فَيَقُولُونَ: جِئْنَا مِنْ عِنْدِ عِبَادٍ لَكَ فِي الْأَرْضِ، يُسَبِّحُونَكَ وَيُكَبِّرُونَكَ وَيُهَلِّلُونَكَ وَيَحْمَدُونَكَ وَيَسْأَلُونَكَ، قَالَ: وَمَا يَسْأَلُونِي؟ قَالُوا يَسْأَلُونَكَ جَنَّتَكَ، قَالَ: وَهَلْ رَأَوْا جَنَّتِي؟ قَالُوا: لَا أَيْ رَبِّ، قَالَ: فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْا جَنَّتِي! قَالُوا: وَيَسْتَجِيرُونَكَ، قَالَ: وَمِمَّ يَسْتَجِيرُونَنِي؟ قَالُوا: مِنْ نَارِكَ يَا رَبِّ، قَالَ: وَهَلْ رَأَوْا نَارِي؟ قَالُوا: لَا، قَالَ: فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْا نَارِي! قَالُوا: وَيَسْتَغْفِرُونَكَ، قَالَ (1) فَيَقُولُ: قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ، فَأَعْطَيْتُهُمْ مَا سَأَلُوا، وَأَجَرْتُهُمْ مِمَّا اسْتَجَارُوا، قَالَ(1) يَقُولُونَ: رَبِّ فِيهِمْ فُلَانٌ، عَبْدٌ خَطَّاءٌ إِنَّمَا مَرَّ فَجَلَسَ مَعَهُمْ، قَالَ(1): فَيَقُولُ: وَلَهُ غَفَرْتُ؛ هُمْ الْقَوْمُ، لَا يَشْقَى بِهِمْ جَلِيسُهُمْ"

رواه مسلم وكذلك البخاري والترمذي والنسائي 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya Nabi ﷺ bersabda, sesungguhnya Allah tabaaraka wa ta'ala (Maha Memberkati dan Maha Tinggi)  memiliki banyak malaikat yang selalu mengadakan perjalanan yang jumlahnya melebihi malaikat pencatat amal, mereka senantiasa mencari majelis-majelis dzikir. Apabila mereka mendapati satu majelis dzikir, maka mereka akan ikut duduk bersama mereka dan mengelilingi dengan sayap-sayapnya hingga memenuhi jarak antara mereka dengan langit dunia. Apabila para peserta majelis telah berpencar mereka naik menuju ke langit. Beliau melanjutkan: Lalu Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menanyakan mereka padahal Dia lebih mengetahui daripada mereka: Dari manakah kamu sekalian? Mereka menjawab: Kami datang dari tempat hamba-hamba-Mu di dunia yang sedang mensucikan [Tasbih], mengagungkan [Takbir], membesarkan [Tahlil], memuji [Tahmid] dan memohon kepada Engkau.
Allah bertanya lagi: Apa yang mereka mohonkan kepada Aku? Para malaikat itu menjawab: Mereka memohon surga-Mu. Allah bertanya lagi: Apakah mereka sudah pernah melihat surga-Ku? Para malaikat itu menjawab: Belum wahai Tuhan kami. 
Allah berfirman: Apalagi jika mereka telah melihat surga-Ku? Para malaikat itu berkata lagi: Mereka juga memohon perlindungan kepada-Mu. 
Allah bertanya: Dari apakah mereka memohon perlindungan-Ku? Para malaikat menjawab: Dari neraka-Mu, wahai Tuhan kami. 
Allah bertanya: Apakah mereka sudah pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat menjawab: Belum. 
Allah berfirman: Apalagi seandainya mereka pernah melihat neraka-Ku?
Para malaikat itu melanjutkan: Dan mereka juga memohon ampunan dari-Mu. Beliau bersabda, kemudian Allah berfirman: Aku sudah mengampuni mereka dan sudah memberikan apa yang mereka minta dan Aku juga telah memberikan perlindungan kepada mereka dari apa yang mereka takutkan. 
Beliau melanjutkan lagi lalu para malaikat itu berkata: Wahai Tuhan kami! Di antara mereka terdapat si Fulan yaitu seorang yang penuh dosa yang kebetulan lewat lalu duduk ikut berdzikir bersama mereka. Beliau berkata, lalu Allah menjawab: Aku juga telah mengampuninya karena mereka adalah kaum yang tidak akan sengsara orang yang ikut duduk bersama mereka. 

Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, begitu juga oleh Imam Bukhari at-Tirmidzi dan an-Nasa'i.

Hadits Ke – 15

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : "يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي، وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ، ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٌ مِنْهُمْ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ بِشِبْرٍ، تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا، تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا(1) وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي، أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً"
(رواه البخاري (وكذلك مسلم والترمذي وابن ماجه

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., beliau berkata, telah bersabda Rasulullah ﷺ, “Telah berfirman Allah Subhanahu wa ta'ala, 'Aku adalah sebagaimana prasangka hambaku kepadaku, dan Aku bersamanya ketika dia mengingatku, dan jika hambaku mengingatku dalam sendirian, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku sendiri, dan jika dia mengingatku di dalam sebuah kelompok/jama'ah, (maka) Aku mengingatnya dalam kelompok yang lebih baik dari kelompok tersebut, dan jika dia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta, dan jika dia mendekat kepadaku sehasta, Aku mendekat kepadanya satu depa, dan jika dia mendatangiku dengan berjalan, Aku mendatanginya dengan berjalan cepat' ”
Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari, begitu juga oleh Imam Muslim, Imam Tirmidzi dan Imam Ibnu Majah.

Hadits Ke – 16

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فِيمَا يَرْوِي عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ: "إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ: فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا، كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا، كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ، إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ، إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ، وَمَنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا، كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا، كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً" 
رواه البخاري ومسلم

Diriwayatkan oleh Ibn 'Abbas r.anhumaa, dari Nabi ﷺ, Sesungguhnya Alloh menulis semua kebaikan dan keburukan. Barangsiapa berkeinginan berbuat kebaikan, lalu dia tidak melakukannya, Alloh menulis di sisiNya pahala satu kebaikan sempurna untuknya. Jika dia berkeinginan berbuat kebaikan, lalu dia melakukannya, Alloh menulis pahala sepuluh kebaikan sampai 700 kali, sampai berkali lipat banyaknya. Barangsiapa berkeinginan berbuat keburukan, lalu dia tidak melakukannya, Alloh menulis di sisiNya pahala satu kebaikan sempurna untuknya. Jika dia berkeinginan berbuat keburukan, lalu dia melakukannya, Alloh menulis satu keburukan saja. 
Hadits riwayat Bukhari dan Muslim.

Hadits Ke – 17

عَنْ أَبِي ذَرٍّ الْغِفَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا يَرْوِيهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ: " يَا عِبَادِي: إِنِّي حَرَّمْتُ  الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا. يَا عِبَادِي: كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلَّا مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ، يَا عِبَادِي: كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلَّا مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ، يَا عِبَادِي: كُلُّكُمْ عَارٍ إِلَّا مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُونِي أَكْسُكُمْ، يَا عِبَادِي: إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا، فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُمْ . يَا عِبَادِي: إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضَرِّي فَتَضُرُّونِي، وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُونِي، يَا عِبَادِي: لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئًا، يَا عِبَادِي: لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئًا، يَا عِبَادِي: لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِي، فَأَعْطَيْتُ كُلَّ وَاحِدٍ مَسْأَلَتَهُ، مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلَّا كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ. يَا عِبَادِي: إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ، ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا، فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدْ اللَّهَ، وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ “. 
رواه مسلم (وكذلك الترمذي وابن ماجه)

Dari Abu Dzar Al Ghifari radhiallahuanhu dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam sebagaimana beliau riwayatkan dari Rabbnya Azza Wajalla bahwa Dia berfirman : Wahai hambaku, sesungguhya aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan haramnya (kezaliman itu) diantara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku zalim. Wahai hambaku semua kalian adalah sesat kecuali siapa yang Aku beri hidayah, maka mintalah hidayah kepada-Ku niscaya Aku akan memberikan kalian hidayah. Wahai hambaku, kalian semuanya kelaparan kecuali siapa yang aku berikan kepadanya makanan, maka mintalah makan kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian makanan. Wahai hamba-Ku, kalian semuanya telanjang kecuali siapa yang aku berikan kepadanya pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian pakaian. Wahai hamba-Ku kalian semuanya melakukan kesalahan pada malam dan siang hari dan Aku mengampuni dosa semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni. Wahai hamba-Ku sesungguhnya tidak ada kemudharatan yang dapat kalian lakukan kepada-Ku sebagaimana tidak ada kemanfaatan yang kalian berikan kepada-Ku. Wahai hamba-Ku seandainya sejak orang pertama diantara kalian sampai orang terakhir, dari kalangan manusia dan jin semuanya berada dalam keadaan paling bertakwa diantara kamu, niscaya hal tersebut tidak menambah kerajaan-Ku sedikitpun . Wahai hamba-Ku seandainya sejak orang pertama diantara kalian sampai orang terakhir, dari golongan manusia dan jin diantara kalian, semuanya seperti orang yang paling durhaka diantara kalian, niscaya hal itu tidak mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun juga. Wahai hamba-Ku, seandainya sejak orang pertama diantara kalian sampai orang terakhir semunya berdiri di sebuah bukit lalu kalian meminta kepada-Ku, lalu setiap orang yang meminta Aku penuhi, niscaya hal itu tidak mengurangi apa yang ada pada-Ku kecuali bagaikan sebuah jarum yang dicelupkan di tengah lautan. Wahai hamba-Ku, sesungguhnya semua perbuatan kalian akan diperhitungkan untuk kalian kemudian diberikan balasannya, siapa yang banyak mendapatkan kebaikan maka hendaklah dia bersyukur kepada Allah dan siapa yang menemukan selain (kebaikan) itu janganlah mencela kecuali dirinya. 

Diriwayatkan oleh Imam Muslim, begitu juga oleh Imam Tirmidzi dan Imam Ibn Majah

Hadits Ke – 18

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: يَا ابْنَ آدَمَ، مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي(1) قَالَ: يَا رَبِّ كَيْفَ أَعُودُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ؟ قَالَ: أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلَانًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ؟ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِي عِنْدَهُ. يَا ابْنَ آدَمَ: اسْتَطْعَمْتُكَ فَلَمْ تُطْعِمْنِي، قَالَ: يَا رَبِّ وَكَيْفَ أُطْعِمُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ؟ قَالَ: أَمَا عَلِمْتَ أَنَّهُ اسْتَطْعَمَكَ عَبْدِي فُلَانٌ فَلَمْ تُطْعِمْهُ؟ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ أَطْعَمْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي. يَا ابْنَ آدَمَ: اسْتَسْقَيْتُكَ فَلَمْ تَسْقِنِي، قَالَ: يَا رَبِّ كَيْفَ أَسْقِيكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ؟ قَالَ اسْتَسْقَاكَ عَبْدِي فُلَانٌ فَلَمْ تَسْقِهِ، أَمَا إِنَّكَ لَوْ سَقَيْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي"

رواه مسلم
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., beliau berkata, telah bersabda Rasulullah ﷺ, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla kelak dihari kiamat akan berfirman, “Wahai anak cucu Adam, aku sakit dan kamu tidak menjengukku”, ada yang berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana kami menjenguk-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam”, Allah berfirman, “Tidakkah engkau tahu, sesungguhnya hambaku yang bernama Fulan sakit, dan kamu tidak menjenguknya? Tidakkah engkau tahu, sesungguhnya jika kamu menjenguknya, engkau akan mendapatiku didekatnya. 
Wahai anak cucu adam, aku meminta makanan kepadamu, namun kamu tidak memberiku makanan kepada-Ku”, ada yang berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana kami dapat memberi makan kepada-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam?” Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, “Tidakkah engkau tahu,  sesungguhnya hambaku fulan meminta makanan, dan kemudian kalian tidak memberinya makanan? Tidakkah engkau tahu, seandainya engkau memberinya makanan, benar-benar akan kau dapati perbuatan itu di sisi-Ku.
Wahai anak cucu adam, Aku meminta minum kepadamu, namun engkau tidak memberi-Ku minum” , ada yang berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana kami memberi minum kepada-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam?” Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, “Seorang hambaku yang bernama fulan meminta minum kepadamu, namun tidak engkau beri minum, tidakkah engkau tahu, seandainya engkau memberi minum kepadanya, benar – benar akan kau dapati (pahala) amal itu di sisi-Ku”
Hadit diriwayatkan oleh Muslim.

Hadits Ke – 19

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: الْكِبْرِيَاءُ رِدَائِي، وَالْعَظَمَةُ إِزَارِي، فَمَنْ نَازَعَنِي وَاحِدًا مِنْهُمَا، قَذَفْتُهُ فِي النَّارِ".

((رواه أبو داود(وكذلك ابن ماجه وأحمد) بأسانيد صحيحة.(1

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, beliau berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Allah 'Azza wa Jalla berfirman, 'Kesombongan adalah seledangku, dan keagungan adalah kain(sarung)ku, barangsiapa bersaing (turut memiliki) dalam salah satu dari kedua hal tersebut, maka benar-benar akan aku lemparkan dia di dalam neraka' ”
Hadit diriwayatkan oleh Abu Dawud, begitu juga oleh Ibn Majah dan Imam Ahmad, dengan sanad yang shahih.

Hadits Ke – 20

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ،أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ، وَيَوْمَ الْخَمِيسِ، فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا، إِلَّا رَجُلًا كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ: (1) أَنْظِرُوا (2) هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا"

(رواه مسلم (وكذلك مالك وأبو داود

Dari Abu Hurairah r.a., bahwasannya Rasulullah ﷺ telah bersabda, “pintu – pintu surga dibuka pada hari senin dan hari kamis, maka diampunilah setiap hamba yang tidak mensekutukan Allah dengan sesuatu apapun, kecuali seorang laki-laki yang diantaranya dan saudaranya bermusuhan, maka dikatakan kepadanya, tundalah hingga keduanya berdamai, tundalah hingga keduanya berdamai, tundalah hingga keduanya berdamai ”.
hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, begitu juga oleh Imam Malik dan Abu Dawud.

Hadits Ke – 21

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: ثَلَاثَةٌ أَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: رَجُلٌ أَعْطَى بِي ثُمَّ غَدَرَ (1)، وَرَجُلٌ بَاعَ حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ، وَرَجُلٌ اسْتَأْجَرَ أَجِيرًا فَاسْتَوْفَى مِنْهُ وَلَمْ يُعْطِ أَجْرَهُ"

رواه البخاري (وكذلك ابن ماجه وأحمد)

Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi ﷺ, beliu bersabda, "Allah Ta'ala berfirman: Ada tiga jenis orang yang Aku menjadi musuh mereka pada hari qiyamat, seseorang yang bersumpah atas namaku lalu mengingkarinya, seseorang yang menjual orang yang telah merdeka lalu memakan (uang dari) harganya dan seseorang yang memperkerjakan pekerja kemudian pekerja itu menyelesaikan pekerjaannya namun tidak dibayar upahnya" 
Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan begitu juga Imam Ibnu Majah dan Imam Ahmad.

Hadits Ke – 22

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " لَا يَحْقِرْ أَحَدُكُمْ نَفْسَهُ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ يَحْقِرُ أَحَدُنَا نَفْسَهُ؟ قَالَ: يَرَى أَمْرَ اللَّهِ عَلَيْهِ فِيهِ مَقَالٌ، ثُمَّ لَا يَقُولُ فِيهِ، فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: مَا مَنَعَكَ أَنْ تَقُولَ فِي كَذَا وَكَذَا؟ فَيَقُولُ: خَشْيَةُ النَّاسِ، فَيَقُولُ: فَإِيَّايَ كُنْتَ أَحَقَّ أَنْ تَخْشَى"

رواه ابن ماجه بسند صحيح

Diriwayatkan dari Abu Sa'id r.a., beliau berkata, Rasulullah ﷺ telah bersabda, ““Janganlah salah seorang mencela dirinya sendiri.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana seseorang mencela dirinya sendiri?” Beliau menjawab: “Dia melihat perkara Allah diperbincangkan, lalu dia tidak mengatakan (pembelaan) kepadanya, maka Allah ‘azza wajalla akan berkata kepadanya kelak di hari Kiamat; ‘Apa yang mencegahmu untuk mengatakan begini dan begini! ‘ lalu ia menjawab, ‘Saya takut terhadap manusia’. Maka Allah pun berfirman: ‘Aku lebih berhak untuk kamu takuti’.” ”
Hadits diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dengan sanad yang shahih.

Hadits Ke – 23

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : "إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: أَيْنَ الْمُتَحَابُّونَ بجَلَالِي؟ الْيَوْمَ أُظِلُّهُمْ فِي ظِلِّي يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلِّي"

(رواه البخاري (وكذلك مالك

Dari Abi Hurairah r.a, beliau berkata, telah bersabda Rasulullah ﷺ, sesungguhnya Allah tabaaraka wa ta'aala berfirman di hari kiamat, “Dimanakah orang – orang yang saling mencintai karena-Ku, dihari ini (kiamat) aku menaungi mereka dalam naunganku, dihari dimana tidak ada naungan kecuali naunganku”
Hadits riwayat Bukhari, dan begitu juga diriwayatkan oleh Imam Malik.

Hadits Ke – 24

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ، فَقَالَ: إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ، قَالَ: فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ، ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ فَيَقُولُ: إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ، فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ، قَالَ: ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ. وَإِذَا اللَّهُ أَبْغَضَ عَبْدًا، دَعَا جِبْرِيلَ فَيَقُولُ: إِنِّي أُبْغِضُ فُلَانًا فَأَبْغِضْهُ، فَيُبْغِضُهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي فِي أَهْلِ السَّمَاءِ: إِنَّ اللَّهَ يُبْغِضُ فُلَانًا فَأَبْغِضُوهُ، قَالَ: فَيُبْغِضُونَهُ، ثُمَّ تُوضَعُ لَهُ الْبَغْضَاءُ فِي الْأَرْضِ".

(رواه مسلم (وكذلك البخاري ومالك والترمذي

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., beliau berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya jika Allah mencintai seorang hamba, Dia memanggil Jibril dan berfirman, 'Sesunguhnya aku mencintai fulan, maka cintailah dia.'”, Rasulullah selanjutnya bersabda, maka Jibril pun mencintainya, kemudian Jibril menyeru penduduk langit, “Sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah dia”, maka para penghuni langit pun mencintainya, selanjutnya Rasulullah ﷺ bersabda, “dan kemudian dibumi diapun menjadi orang yang diterima”. Dan ketika Allah membenci seorang hamba, maka Dia memanggil Jibril dan kemudian berfirman, “Sesungguhnya aku membenci si fulan, maka bencilah dia”, maka Jibril pun membenci si Fulan, kemudia Jibril menyeru penduduk langit, “sesungguhnya Allah membenci si fulan, maka bencilah dia”, Rasulullah ﷺ melanjutkan, “maka penduduk langitpun membenci fulan, kemudian diapun dibenci di bumi”.
Hadits riwayat Muslim, dan begitu juga oleh Imam Bukhari, Malik, dan Imam Tirmidzi.

Hadits Ke – 25

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا، فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ، كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ، وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ عَبْدِي الْمُؤْمِنِ، يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ"

رواه البخاري

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., beliau berkata, telah bersabda Rasulullah ﷺ, sesungguhnya Allah 'azza wa jalla berfirman, “Siapa yang memusuhi seorang kekasihku, maka Aku menyatakan perang kepadanya, dan tiada mendekat kepadaku seorang hambaku, dengan sesuatu yang lebih kusukai daripada melaksanakan kewajibannya, dan selalu hambaku mendekat kepadaku dengan melakukan sunah – sunah sehingga Aku sukai, maka apabila Aku telah kasih kepadanya, Akulah yang menjadi pendengarannya, dan penglihatannya, dan sebagai tangan yang digunakannya dan kaki yang dijalankannya, dan apabila ia memohon kepadaku pasti kukabulkan dan jika berlindung kepadaku pasti kulindungi” 
Hadits riwayat Bukhari.

Hadits Ke – 26

عَنْ أَبِي أُماَمَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنْ النَّبِيّ صَلّى اللهُ عليهِ وسلّم، قاَلَ: "قاَلَ اللهُ عَزَّوَجَلَّ: إِنَّ أَغْبَطَ أَوْليَائي عِنْدي لَمُؤْمِنُ، خَفِيفُ الْحَاذِ(١)، ذُو حَظ مِنَ الصّلاةِ، أَحْسَنَ عِباَدَةَ رَبِّهِ، وَأَطَاعَهُ فِي السِّرِّ، وَكاَن غاَمضاً في النّاس، لاَ يُشَرُ إِليْهِ بِالأصابِعِ، وكانَ رِزْقُهُ كفافاً فَصَبَرَ عَلَى ذلك ثُمَّ نَفَضَ بِيَدِهِ(٢)، ثُمَّ قاَلَ: عُجِّلَة مَنِيَّتُهُ، قَلَّتْ بِوَاكِيهِ، قَلَّ تُرَاثُهُ
رواهُ التِّرمذي (وكذلك أحمد وإبن ماجه) وإسناده حسن 

Diriwayatkan dari Abi Umamah r.a., dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, Allah Azza Wa Jalla berfirman, Sesungguhnya wali-wali (para kekasih) yang terbaik menurutku adalah seorang mukmin yang ringan kondisinya, punya bagian dari shalat, menyembah Tuhannya dengan baik, menaati-Nya saat sepi (dalam keadaan sirri/tersembunyi), tidak dikenali orang dan tidak ditunjuk dengan jari, rizkinya pas-pasan (hanya cukup bagi dirinya sendiri) lalu ia bersabar atas hal itu”. Setelah itu beliau SAW mengetuk-ngetukkan tangan beliau, kemudian beliau bersabda, “Kematiannya dipercepat, sedikit wanita yang menangisi dan sedikit harta peninggalanya.”
Hadits riwayat at-Tirmidzi, dan begitu juga ima Ahmad dan Ibnu Majah, dengan sanad hasan.

Hadits Ke – 27

: عَنْ مَسْرُوْقٍ، قاَلَ: سَأَلْناَ -أَوْ سَأَلْتُ- عَبْدُ اللهِ -أَيْ ابْنَ مَسْعُوْدٍ- عَنْ هَذِهِ الآيةِ
}وَلاَتَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِى سَبِيْلِ اللهِ أَمْوَاتاً بَلْ أَحْيَاءُ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَ {  - قاَلَ: أَمَا إِنَّا قَدْ سَأَلْناَ عَنْ ذَلِكَ، فَقَالَ:
أَرْوَاحُهُمْ فِى جَوْفِ طَيْرٍ خُضْرٍ، لَهَا قَناَدِيلُ مُعَلَّقَةُ بِالْعَرْشِ، تَسْرَحُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ شَاءَتْ، ثُمَّ تَأْوِي إِلى تِلْكَ القَنَادِيلِ، فَٱطَّلَعَ إِلَيْهِمْ رَبُّهُمُ ٱطَّلاَعَةً فَقَالَ: "هَلْ تَشْتَهُوْنَ شَيْئاً؟" قَالُوا "أَيَّ شَيْءٍ نَشْتَهِي وَنَحْنُ نَسْرَحُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ شِئْناَ؟"  فَفَعَلَ ذَلِكَ بِهِمْ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، فَلَمَّا رَأَوْا أَنَّهُمْ لَنْ يُتْرَكُوْا مِنْ أَنْ يَسْأَلُوا، قَالُوا: "يَارَبِّ، نُرِيْدُ أَنْ تَرُدَّ أَرْوَاحُناَ فِى أَجْساَدِناَ، حَتَّى نُقْتَلَ فِىْ سَبِيْلِكَ مَرَّةً أُخْرَى" فَلَمَّا رَأَى أَنْ لَيْسَ لَهُمْ حَاجَةٌ تُرِكُوا.
 رواه مسلم وكذلك الترمذى والنسائي وابن ماجه.

Dari Masyruq, beliau berkata: kami bertanya – atau aku bertanya – kepada Abdullah – maksudnya adalah Abdullah Ibn Mas'ud – mengenai ayat berikut:

وَلاَتَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِى سَبِيْلِ اللهِ أَمْوَاتاً بَلْ أَحْيَاءُ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَ

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. (Ali-Imran:169)
Ibnu Abbas berkata, ketahuilah sesunguhnya aku benar – benar telah menanyakan ayat tersebut (kepada Rasulullah ﷺ), maka beliau bersabda, “ruh-ruh mereka didalam burung-burung berwarna hijau yang memiliki pelita-pelita yang tergantung di 'arasy, (ruh mereka) terbang ke surga sesuai kehendak mereka, dan kemudian kembali ke pelita, kemudian Tuahan mereka mendatangi mereka dan berfirman, 'Apakah ada sesuatu yang kalian inginkan?', mereka menjawab, 'adakah lagi yang kami inginkan, sedangkan kami bebas terbang ke surga sekehendak kami', dan hal tersebut ditanyakan kepada mereka tiga kali, dan ketika mereka menyadari bahwa mereka tidak akan ditinggalkan (tidak ditanya lagi) hingga mereka meminta sesuatu, mereka selanjutnya berkata, 'Wahai Tuhan kami, kami berharap kiranya Engkau kembalikan ruh kami ke dalam jasad kami, hingga kami terbunuh kembali di jalan-Mu untuk kedua kalinya', tatkala Allah melihat bahwa mereka tidak memiliki hajat/keinginan lain lagi, maka mereka ditinggalkan (tidak ditanya lagi)”.
Diriwayatkan oleh Muslim, begitu juga oleh at-Tirmidzi, an-Nasai dan Ibnu Majah.

Hadits Ke – 28

: عَنْ جُنْدُبٍ بنِ عَبْدِ اللهِ رضي الله عنه قاَلَ: قاَلَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم
 كاَنَ فِيْمَنْ كاَنَ قَبْلَكُمْ رَجِلٌ، بِهِ جُرْحٌ فَجَزِعَ، فَأَخَذَ سِكِّيْناً فَحَزَّ بِهَا يَدَهُ، فَماَ رَقَأَ الدَّمُ حَتَّى ماَتَ قَالَ اللهُ تَعاَلَى:  "باَدَرَنِي عَبْدِى بِنَفْسِهِ، حَرَّمْتُ عَلَيْهِ الجَنَّةَ".
رواه البخاري.

Dari Jundub ibn Abdillah r.a., beliau berkata, telah bersabda Rasulullah ﷺ, “Terdapat seseorang laki-laki dari orang-orang sebelummu yang memiliki luka, kemudian dia mengambil pisau dan melukai tanganya, maka darahnya pun terus mengalir keluar hingga dia meninggal, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, 'hambaku telah bergegas menemuiku karena ulahnya, maka aku haramkan baginya surga '”
Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

Hadits Ke – 29

 : عن أبي هريرة رضي الله عنه أَنَّ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال
يقول الله تعالي: "ماَ لِعَبْدِي الْمُؤْمِنِ عِنْدِي جَزَاءٌ،  إِذاَ قَبَضْتُ صَفِيَّهُ مِنْ أَهْلِ الدُّنْياَ، ثُمَّ احْتَسَبَهُ، إِلَّا الْجَنَّةُ"
رواه البخاري.

Dari Abu Hurairah r.a., sesungguhnya Rasululah ﷺ bersabda, Allah Subhanahu wa ta'ala telah berfirman, 'Tidak ada bagi hambaku yang beriman balasan dari-Ku, ketika aku ambil orang yang paling dia sayangi (kekasihnya) dari penduduk dunia, kemudian dia mengharapkan keridhaan Allah (balasan pahala dari Alah), kecuali (pasti akan Ku balas dengan) surga'.
Diriwayatkan oleh Bukhari.

Hadits Ke – 30

 :عن أبي هريرة، رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال
قال الله عز وجل: "إِذَا أَحَبَّ عَبْدِي لِقَائِي أَحْبَبْتُ لِقَاءَهُ وَإِذَا كَرِهَ لِقَائِي، كَرِهْتُ لِقَاءَهُ"
رواه البخاري ومالك. 
وفى رواية لمسلم، توضح معني الحديث: عَن عَائِشَةَ رضي الله عنها قاَلَتْ: قاَلَ رسول الله، صلى الله عليه وسلم : مَنْ أَحَبَّ لِقاَءَ اللهِ، أَحَبَّ اللهُ لِقَاءَهُ، وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ  اللهِ كَرِهَ اللهُ لِقَاءَهُ فَقُلْتُ "ياَ نَبِيَّ الله، أَكْراهِيةَ الْمَوْتِ؟ فَكُلُّناَ نَكْرَهُ الْمَوْتَ" قَالَ: "لَيْسَ كَذَلِكَ، وَلَكِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذاَ بُشِّرَ بِرَحْمَةِ اللهِ وَرِضْوَانِهِ وَجَنَّتِهِ، أَحَبَّ لِقاَءَ اللهِ، فَأَحَبَّ اللهُ  لِقَاءَهُ، وَإِنّ الكاَفِرَ إِذاَ بُشِّرَ بِعَذاَبِ اللهِ وَسَخَطِهِ كَرِهَ لِقَاءَ اللهِ، وَكَرِهَ اللهُ لِقَاءَهُ".

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, Allah 'Azza wa Jalla berfirman, “Ketika hambaku menyukai untuk bertemu denganku, akupun senang untuk bertemu dengannya, dan ketika hambaku benci untuk bertemu denganku, akupun benci bertemu dengannya”
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Malik.

Dan didalam riwayat Imam Muslim, yang menjelaskan makna hadits tersebut: dari 'Aisyah r.anha, beliau berkata, telah bersabda Rasulullah ﷺ: barangsiapa senang bertemu dengan Allah, Allah pun juga senang bertemu dengannya, dan barangsiapa yang benci bertemu dengan Allah, Allah pun juga benci bertemu dengannya. Aku ('Aisyah r.a) pun bertanya, “Wahai Nabi Allah, aku membenci mati ?  kita semua membenci kematian”, Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidak demikian (maksudnya), akan tetapi, seorang mukmin ketika diberikan kabar gembira dengan rahmat Allah, keridloan-Nya dan surga-Nya, maka dia pun senang bertemu dengan Allah, dan Allah pun senang bertemu dengannya, sedangkan orang kafir, ketika diberitakan kepada mereka dengan adzab Allah, dan murka-Nya maka mereka benci bertemu dengan Allah, dan Allah pun juga benci bertemu dengan mereka”.

Hadits Ke – 31

عَنْ جُنْدُبٍ رضي اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى اللهُ عليه وسَلَّم، حدَّث أَن رجُلا قال واللهِ لا يَغْفِرُ اللهُ لِفُلانٍ، وإِنَّ اللهَ تَعالَى قالَ: مَنْ ذاَ الَّذِي يَتَأَلَى(١) عَلَيَّ أَن لاَ أَغفِرَ لِفُلانٍ، فَإِنِّي قَدْ غَفَرْتُ لِفُلانٍ، وأَحْبَطْتُ عَمَلَكَ(٢) أَوْكَمَاقالَ
رواه مسلم

Diriwayatkan dari Jundub r.a., bahwa Rasulullah ﷺ, diberitakan bahwa seseorang berkata, “Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni fulan”, dan sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, “siapakah yang telah bersumpah dengan nama-Ku, bahwa aku tidak akan mengampuni fulan, sesungguhnya aku benar-benar mengampuni fulan, dan Aku membatalkan amal-amalmu”, atau seperti perkataan/sabda yang serupa kalimat tersebut.

Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Hadits Ke – 32

عَنْ أَبي هُرَيْرَةَ رضي اللهُ عَنْهُ: عن النَّبيَّ صلى اللهُ عليه وسَلَّم، قالَ: أَسْرَفَ رَجُلٌ علَى نَفْسِهِ، فَلَمَّا حَضَرَهُ الْمَوتُ أَوْصَى بَنيهِ، فقال: إِذا أَناَ مُتُّ فَاحْرِقُوْنِى، ثُمَّ اسْحَقُوْنِى، ثُمَّ اذْرُوْنِى فِى الْبَحْرِ فَوَاللهِ لَئِنْ قَدَرَ عَلَيَّ رَبِّي لَيُعَذِّبُنِى عَذَابًا مَاعَذَّبَهُ بِهِ أَحَدًا قَالَ فَفَعَلُوْا ذَلِكَ بِهِ فَقَالَ لِلْأَرْضِ: أَدِّى مَاأَخَذْتِ، فَإِذَاهُوَ قَائِمٌ، فَقَالَ لَهُ مَاحَمَلَكَ عَلَى مَاصَنَعْتَ؟ فَقَالَ: خَشْيَتُكَ يَارَبِّ،أَمَخاَفَتُكَ. فَغَفَرَلَهُ بِذَلِكَ
(رواه مسلم (وكذلك البخاري والنسائي وإبن ماجه 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, seorang laki-laki yang telah berbuat melampau batas atas dirinya sendiri, maka ketika ajalnya akan datang, dia berwasiat kepada anaknya, kemudian dia berwasiat: Ketika aku telah mati, bakarlah (jasad) aku, kemudian hancurkanlah sampai halus, selanjutnya sebarkanlah abu (jasad) ku di udara di laut, karena, demi Allah seandainya Allah menetapkan kepadaku untuk mengadzabku, Dia akan mengadzabku dengan adzab yang belum pernah ditimpakan kepada seorangpun (selainku). Maka mereka melakukan apa yang diwasiatkan kepadanya. Kemudian Allah berfirman kepada bumi, Kumpulkanlah apa yang telah kamu ambil, maka ketika lelaki itu berdiri (dibangkitkan kembali), selanjutnya Allah berfirman, “Apa yang mendorongmu untuk melakukan perbuatan tersebut?”, lelaki itu menjawab, “karena aku takut (خشي) kepada-Mu wahai Tuhanku, (dalam kalimat lain: karenat aku takut kepada-Mu dengan menggunakan خائف )”. maka Allah pun mengampuni laki-laki tersebut disebabkan hal tersebut (karena rasa takut kepada Allah).
Diriwayatkan oleh Muslim, dan begitu juga oleh Imam Bukhari, an-Nasa'i dan Ibn Majah.

Hadits Ke – 33

عَنْ أبي هُريرة، رضي اللهُ عنه، عن النّبي صلّى اللهُ عليه وسلَّم، فيما يَحكي عن ربِّهِ عزَّ وجَلَّ،قال: أَذْنَبَ عَبْدٌ ذَنْبًا فَقَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَذْنَبَ عَبْدِى ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ. ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ أَىْ رَبِّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَبْدِى أَذْنَبَ ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِه. ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ أَىْ رَبِّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَذْنَبَ عَبْدِى ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ .اعْمَلْ مَا شِئْتَ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكَ
(رواه مسلم (وكذلك البخري

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi ﷺ, salah satu dari yang di wahyukan dari Tuhannya 'Azza wa Jalla, adalah sabdanya, “telah berbuat dosa seorang hamba dengan suatu perbuatan maksiat/dosa, kemudian dia berkata, Ya Tuhanku ampunilah bagiku dosaku. Maka Allah tabaraka wa ta'ala berfirman, 'hambaku telah berbuat dosa dengan suatu perbuatan dosa, dan dia mengetahui bahwa Tuhannya maha mengampuni dosa dan menghukum perbuatan dosa.', kemudian hamba tersebut berbuat dosa kembali, dan kemudian berdoa (lagi) yaitu: Tuhanku, ampunilah bagiku dosaku. Maka Allah tabaraka wa ta'ala berfirman, 'hambaku melakukan perbuatan dosa, dan dia mengetahui bahwa Tuhannya mengampuni dosa dan mengadzab perbuatan dosa'. Kemudian hamba tersebut berbuat dosa kembali, dan kemudian berdoa kembali yaitu: Tuhanku, ampunilah bagiku dosaku, maka Allah tabaraka wa ta'ala berfirman, 'hambaku telah berbuat dosa, dan dia tahu , dia memiliki Tuhan yang Mengampuni dosa dan mengadzab perbuatan dosa. Lakukanlah apa yang kamu kehendaki, karena aku benar-benar telah mengampunimu' ”.

Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, dan begitu juga oleh Imam Bukhari.

Hadits Ke – 34

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَاكَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطاَياَ ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكْ بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ 
بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً 
رواهُ الترمذي (وكذلك احمد) وسنده حسن

Diriwayatkan dari Anas r.a., beliau berkata, aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, “Wahai anak cucu Adam, sesungguhnya bagimu apa yang kamu pintakan kepadaku dan kamu mohonkankepadaku, aku mengampunimu atas apa yang ada padamu dan aku tidak memperdulikannya (berapa besar dan banyak dosa yang ada padamu), wahai anak adam, seandainya engkau datang denga dosa-dosamu sebanyak awan di langit, kemudian engkau memohon ampunanku, maka aku mengampunimu, wahai anak cucu Adam, sesungguhnya seandainya engkau datang kepadaku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian engkau menemuiku dengan tanpa menyekutukanku sama sekali, maka kutemui engkau dengan ampunan sejumlah itu pula”.
Hadits diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan begitu juga oleh Imam Ahmad, dan sanadnya Hasan.

Hadits Ke – 35

عن ابي هُريرة رضي اللهُ عنه، أَنَّ رَسُولَ الله صولّى الله عليه وسَلَّم، قال: يَتَنَزَّلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلُّ لَيْلَةٍ إِلىَ السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِيْنَ يَبْقىَ ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرِ فَيَقُوْلُ : مَنْ يَدْعُوْنِي فَأَسْتَجِيْبُ لَهُ وَمَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيهِ وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرُ لَهُ
رواه البخاري (وكذلك مسلم ومالك والترمذي وأبوداود) وفي روارة المسلم زيادة: فلا يزالُ كذلك حتَى يُضيء الفَجْرُ

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, Tuhan kita Subhanahu wa ta'ala setiap malam turun ke langit dunia ketika sepertiga malam terakhir, kemudian berfirman, “Barangsiapa berdoa kepadaku, akan aku kabulkan, dan barangsiapa meminta kepadaku, maka akan aku beri, dan barangsiapa memohon ampunanku, maka aku ampuni”.
Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari, begitu juga oleh Imam Muslim, Imam Malik, Imam Tirmidzi dan Abu Dawud, dan dalam riwayat Muslim, dengan tambahan:  Allah turun (di langit dunia) hingga terbitnya fajar.

Hadits Ke – 36

: عن أنس رضي اللهُ عنه، عن النّبي صولّى الله عليه وسَلَّم، قال
«يَجْتَمِعُ الْمُؤمِنُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُونَ: لَوِ اسْتَشْفَعْنَا إِلَى رَبِّنَا فَيَأْتُونَ آدَمَ فَيَقُولُونَ: أَنْتَ أَبُو النَّاسِ خَلَقَكَ اللهُ بِيَدِهِ وَأَسْجَدَ لَكَ مَلَائِكَتَهُ وَعَلَّمَكَ أَسْمَاءَ كُلِّ شَيْءٍ، فَاشْفَعْ لَنَا عِنْدَ رَبِّكَ حَتَّى يُريحَنَا مِنْ مَكَانِنَا هَذا، فَيَقُولُ: لَسْتُ هُنَاكُمْ وَيَذْكُرُ ذَنْبَهُ فَيَسْتَحْيِي ائْتُوا نُوحًا فإِنَّهُ أَوَّلُ رَسُولٍ بَعَثَهُ اللهُ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ، فَيَأْتُونَه، فَيَقُولُ: لَسْتُ هُناكُمْ وَيَذْكُر سُؤَالَه رَبَّه مَا لَيْسَ لَهُ بِه عِلْم فَيَسْتَحْيِي فَيَقُولُ: ائْتُوا خَلِيلَ الرَّحْمن فَيَأْتُونَهُ فَيقُولُ: لَسْتُ هُنَاكُمْ فَيَقُولُ: ائْتُوا مُوسَى عَبْدًا كَلَّمَهُ اللهُ وَأعْطَاهُ التَّوْرَاةَ, فَيَأْتُونَهُ ، فَيقُولُ: لَسْتُ هُنَاكُم فَيَذْكُرُ قَتْلَ النَّفْسِ بِغَيْرِ نَفْسٍ فَيَسْتَحْيِي مِنْ رَبِّهِ فَيَقُولُ: ائْتُوا عِيسى عَبْدَاللهِ وَرَسُولَهُ وَكَلِمَةَ اللهِ ورُوحَهُ، فَيَأْتُونَهُ فَيَقُولُ: لَسْتُ هُنَاكُمْ ائْتُوا مُحَمَّدًا عَبْدًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّم مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ، فَيَأْتُونِّي فأَنْطَلِقُ حَتَّى أَسْتأذِنَ عَلَى رَبِّي فيَأْذَنُ لِي، فإِذَا رأَيْتُ رَبِّي وَقَعْتُ سَاجِدًا فَيَدَعُنِي مَا شَاءَ اللهُ ثُمَّ يُقَالُ: ارْفَعْ رَأْسَكَ وَسَلْ تُعْطَهْ وَقُلْ يُسْمَعْ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ، فأَرْفَعُ رَأْسِي فأَحْمَدُهُ بِتَحْمِيدٍ يُعَلِّمُنِيهِ ثُمَّ أَشْفَعُ فَيُحَدُّ لِي حَدًّا فأُدْخِلُهُمُ الْجَنَّةَ ثُمَّ أَعُودُ إلَيْهِ فَإذَا رَأَيْتُ رَبِّي مِثْلَهُ ثُمَّ أَشْفَعُ فَيُحَدُّ لِي حدًّا فأُدْخِلُهُمُ الْجَنَّةَ ثُمَّ أَعُودُ الثَّالِثَةَ ثُمَّ أعُودُ الرَّابِعَةَ فَأَقُولُ:مَا بَقِيَ فِي النَّار إلَّا مَنْ حَبَسَهُ الْقُرْآنُ وَوَجَبَ عَلَيْهِ الْخُلُود.
رواه البخاري (وكذلك مسلم والترمذي وابن ماجه) وفي رواية أخرى للبخاري زيادة هي: قال النّبيّ صلّى الله وسلَّم. يَخرُجُ منَ النَّار مَنْ قاَلَ: لَاإِلٰهَ إلَّا اللهُ، وَكاَنَ فِي قَلبِهِ مِنَ الْخَيْرِ مَا يَزِنُ شَعِيْرَةً، ثُمَّ يَخْرُجُ مِنَ النّاَرِ مَنْ قَالَ: لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ. وَكاَنَ فِي قَلْبِهِ مِنَ الْخَيْرِ ماَيَزِنُ بُرَّةً، ثُمَّ يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قالَ: لاَ إله إلّا اللهُ، وَكاَنَ فِي قَلْبِهِ مَا يَزِنُ مِنَ الْخَيْرِ ذَرَّةً

Diriwayatkan dari Anas r.a., dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: orang-orang yang beriman berkumpul pada hari kiamat, kemudian berkata, “Hendaknya kita memohon pertolongan kepada Tuhan kita”, kemudian mereka mendatangi nabi Adam dan berkata, “Engkau adalah ayah umat manusia, Allah Subhanahu wa ta'ala telah menciptamu dengan Tangan-Nya, dan telah bersujud kepadamu para Malaikat, dan engkau telah Diajarkan (oleh Allah Subhanahu wa ta'ala) nama-nama segala sesuatu, maka mintakanlah pertolongan bagi kita kepada Tuhanmu, sehingga kita bisa beristirahat dari tempat kita ini”, Nabi Adam menjawab, “Aku tidak bisa menolong kalian (memintakan pertolongan kepada Allah),” dan kemudian Nabi Adam menyebutkan kesalahan-kesalahannya, dan diapun merasa malu (kepada Allah, untuk memintakan pertolongan), kemudian dia berkata, “Pergilah menemui Nuh, karena sesungguhnya dia adalah Rasul pertama yang diutus Allah kepada penduduk bumi”, kemudian mereka pun mendatangi nabi Nuh, maka Nuh a.s pun menjawab, “Aku tidak bisa menolong kalian”, kemudian dia menyebutkan kesalahannya yang mempertanyakan sesuatu yang dia tidak ada pengetahuan tentangnya, karena itu dia merasa malu (untuk memintakan pertolongan), kemudian Nabi Nuh berkata, “Temuilah Kekasih Allah Yang Maha Pengasih (Khalilullah/Khalilurrahman, Nabi Ibrahim a.s)”, merekapun menemuinya. Nabi Ibrahim pun menjawab, “Aku tidak bisa menolong kalian”, kemudian beliau berkata, “Temuilah Musa, seogan hamba yang Allah bercakap denganya, dan diturunkan kepadanya Taurat”, merekapun menemui nabi Musa a.s., dan beliaupun menjawab, “Aku tidak bisa menolong kalian”, kemudian beliau menyebutkan kesalahannya yang telah membunuh seorang manusia untuk menyelamatkan diri yang lain. Dan beliau merasa malu kepada Tuahnnya. Kemudian Nabi Musa berkata, “Temuilah Isa, hamba Allah dan Rasul-Nya, kalimat Allah dan Ruhullah”, kemudian mereka pun menemui nabi Isa a.s, Nabi Isa pun menjawab, “Aku tidak bisa menolong kalian, temuilah Muhammad, seorang hamba Allah yang telah diampuni dosa-dosanya baik yang telah lalu maupun yang akan datang”, maka merekapun menemuiku (Nabi Muhammad ﷺ), maka akupun berangkat (menemui Allah) sehingga meminta izin kepada Tuhanku maka Dia memberikan izin kepadaku. Dan ketika aku melihat Tuhanku, akupun jatuh bersujud, dan Dia pun membiarkanku selama yang dikehendaki-Nya, kemudian Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, “Angkatlah kepalamu, dan mintalah, aku akan berikan (yang kau pinta), dan berkatalah, maka perkataanmu akan didengarkan, dan mintakanlah syafa'at dan syafa'atmu akan dikabulkan”, maka akupun mengangkat kepalaku, dan aku memuji Allah dengan segenap pujian yang telah Allah beritahu kepadaku, kemudian aku memberikan syafa'at dan Allah menetapkan bagiku batasan (jumlah orang yang dapat diberi syafa'at), kemudian mereka semua dimasukkan ke dalam surga. Kemudian aku kembali menghadap Allah Subhanahu wa ta'ala, dan ketika aku melihat Tuhanku (aku pun jatuh bersujud) sebagaimana sebelumnya. Kemudian aku memberikan syafa'at dan Allah Subhanahu wa ta'ala menetapkan bagiku batasan (jumlah orang yang diberi syafa'at), maka mereka semua kemudian dimasukkan ke dalam surga. Kemudian aku kembali menghadap Allah Subhanahu wa ta'ala untuk ketiga, keempat,  hingga aku berkata, “Tidak tersisa di dalam neraka kecuali orang-orang yang telah ditetapkan di dalam al-Qur'an, dan orang-orang yang ditetapkan kekal di dalamnya.”

Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari (dan begitu juga Muslim, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah), dan di dalam riwayat yang lain oleh Imam Bukhari, dengan tambahan: Nabi ﷺ bersabda: dikeluarkan dari api neraka, seseorang yang pernah berkata:  لَاإِلٰهَ إلَّا اللهُ , dan di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji jagung, dan kemudian juga dikeluarkan dari api neraka, seseorang yang pernah berkata  لَاإِلٰهَ إلَّا اللهُ dan di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji gandum, dan juga dikeluarkan dari neraka seseorang yang pernah berucap  لَاإِلٰهَ إلَّا اللهُ dan di dalam hatinya ada kebaikan seberat biji sawi (atau seberat atom/dzarrah).

Hadits Ke – 37

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّه تَعالَى: أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ، وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ، فَاقْرَأُوا إنْ شِئْتُم (١): {فَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مّاَ أُخْفِيَ لَهُم مِن قُرَّةِ أَعْيُنٍ}(٢)
رَوَاهُ البخاري ومسلم والترمذي وابن ماجه

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., beliau berkata, telah bersabda Rasulullah ﷺ, telah berfirman Allah Subhanahu wa ta'ala, “Aku telam mempersiapkan bagi hambaku yang shalih, surga yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas di benak manusia”, abu hurairah selanjutnya berkata, maka bacalah jika kamu kehendaki: {فَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مّاَ أُخْفِيَ لَهُم مِن قُرَّةِ أَعْيُنٍ} seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam – macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata.[QS. As-Sajdah:17]
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim serta Imam Tirmidzi dan Imam Ibnu Majah.

Hadits Ke – 38

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عَنْهُ، عَنْ رَسُول الله صلّى اللهُ عليهِ وسَلَّم، قال: لَمَّا خَلَقَ اللهُ الْجَنَّةَ وَ النَّارَ، أَرْسَلَ ِجِبْرِيلَ إِلَى الجنَّةِ ،فَقَالَ: انْظُرْ إِلَيْهَا، وإِلَى مَا أَعْدَدْتُ لِأَ هْلِها فِيها. قال: فجَاءَ هاَ وَنَظَرَ إِلَيهَا وإلَى ماَ أَعَدَّ اللهُ لِأَهْلِهاَ فِيهاَ، قال: فَرَجَعَ إِلَيْهِ. قاَلَ : فَوَعِزَّتِكَ لاَ يَسْمَعُ بِها أَحَدٌ إِلّاَ دَخَلَها. فَأَمَرَ بِها فَحُفَّتْ بِالْمَكَارِهِ، فقاَلَ : أَرْجِع إِلَيْهَا، فانظُرْ إِلَى مَا أَعْدَدْتُ لِأَهْلِهَا فِيْهاَ، قالَ: فَرَجَعَ إِلَيْهاَ، فإِذا هِيَ قَدْ حُفَّتْ بِالْمَكَارِهِ، فَرَجَعَ إِليه، فَقاَلَ: وعِزَّتِكَ لَقَدْ خِفْتُ أَنْ لاَ يَدْخُلَهاَ أَحَدٌ قَالَ: اذْهَبْ إِلَى النَّارِ فَانْظُرْ إِليها، وإِلَى ما أعدَدْتُ لِأَهْلِهَا. فَإِذا هِيَ يَرْكَبُ بَعضُهاَ بَعْضاً، فَرَجَعَ إِلَيْهِ، فَقاَلَ: وَعِزَّتِكَ لاَ يَسْمَعُ بِها أَحَدُ فَيَدْخُلَهاَ. فَأَمَرَ بِها فحُفَّتْ بِالشَّهَوَاتِ. فَقَالَ: ارْجِعْ إِليْهاَ، فَرَجَعَ إِلَيْهَا، فَقاَلَ: وَعِزَّتِكَ لَقَدْ خَشِيْتُ أَنْ لاَ يَنْجُوَ مِنهاَ أَحَدٌ إلّاَ دخَلَها.
رَوَاه الترمذي وقال حديث حسن صحيح.(وكذلك أبوداود والنسائي)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda, ketika Allah menciptakan surga dan neraka, Dia mengutus Jibril untuk melihat neraka, dan kemudian berfirman: Lihatlah apa yang ada di dalamnya, dan kenikmatan yang aku janjikan kepada penghuninya di dalamnya. Rasulullah ﷺ melanjutkan: Kemudia Jibril datang ke surga dan melihat di dalamnya dan pada kenikmatan yang disiapkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala kepada para penghuninya di dalamnya, kemudian Rasulullah ﷺ mengatakan: kemudian Jibril kembali kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan berkata, “Demi kemulyaan-Mu, tidak seorangpun yang mendengar tentangnya, kecuali akan memasukinya”.  Kemudian Allah Subhanahu wa ta'ala memerintahkan untuk menyelimuti/melingkupi surga dengan perkara-perkara yang dibenci (berbagai kesulitan), kemudian Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman (kepada Jibril): kembalilah ke surga, dan lihatlah apa yang telah aku persiapkan untuk para penghuninya di dalamnya. Rasulullah ﷺ melanjutkan, “kemudian kembalilah Jibril ke surga, maka ketika dia sampai di sana, benar-benar (surga) telah terlingkupi dengan berbagai kesulitan, kemudia Jibril kembali menemui Allah Subhanahu wa ta'ala dan berkata, 'Demi Kemulyaan-Mu, aku benar-benar kuatir, bahwa tidak akan seorangpun masuk ke dalamnya'. Kemudian Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, 'Pergilah ke neraka, dan lihatlah di dalamnya, dan perhatikan terhadap apa yang aku persiapkan bagi para penghuninya'. kemudian ketika Jibril sampai di neraka, dia melihat neraka terdiri dari beberapa tingkatan, yang satu di bawah yang lain, kemudian dia kembali menemui Allah Subhanahu wa ta'ala dan berkata, 'Demi Kemulyaan-Mu, Tidak seorangpun yang mendengar tentangnya akan memasukinya'. Kemudian Allah Subhanahu wa ta'ala memerintahkan untuk menyelimuti/melingkupi Neraka dengan syahwat/kesenangan, dan kemudian berfirman kepada Jibril, 'Kembalilah ke Neraka', kemudian Jibril pun kembali ke Neraka, dan kemudian berkata, 'Demi Kemulyaan-Mu, hamba benar-benar kuatir, tidak seorangpun terbebas kecuali akan memasukinya'”
Hadits diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, dan beliau berpendapat hadits ini berdrajat hasan shahih (begitu juga diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibn Majah)

Hadits Ke – 39

عنَ أَبي سَعِيد الْخُذري رضي اللهُ عَنهُ، عن النَّبِيّ صَلّى اللهُ عَليهِ وَسَلَّمَ، قالَ: احتجَّتِ الجنَّةُ وَالنّارُ، فقالت النّارُ  : فِيَّ الْجَبَّارُونَ والمُتَكَبِّرُونَ ، وقَالتِ الجَنَّةُ : فِيَّ ضُعفَاءُ النَّاسِ وَمَسَاكِينُهُم فَقَضَى اللهُ بَيْنَهُما : إِنَّكِ الجنَّةُ رَحْمَتِي أَرْحَمُ بِكِ مَـنْ أَشَاءُ ، وَإِنَّكِ النَّارُ عَذابِي أُعذِّب بِكِ مَــنْ أَشَاءُ ، ولِكِلَيكُمَا عَلَيَّ مِلؤُها
(رواه مسلم (وكذلك البخاري والترمذي 

Diriwayatkan dari Abi Sa'id al-Khudri r.a., dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, “surga dan neraka berdebat, kemudian neraka berkata: 'bagianku (aku dimasuki) orang-orang yang suka menindas dan sombong', dan surga berkata, 'bagianku orang-orang yang lemah (dhu'afa) dan orang-orang miskin', maka Allah memberi keputusan diantara mereka, 'Sesungguhnya engkau surga adalah kasih sayangku, denganmu aku kasihi siapa saja yang aku kehendaki, dan engkau neraka adalah adzabku, dengamu aku mengadzab siapa saja yang aku kehendaki, dan bagi kamu berdua, akulah yang menentukan isinya'”.
Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, dan juga oleh Imam Bukhari dan Imam Tirmidzi

Hadits Ke – 40

عنَ أَبي سَعِيد الْخُذري رضي اللهُ عَنهُ، قَلا: قاَلَ النَّبِيّ صَلّى اللهُ عَليهِ وَسَلَّمَ، إِنَّ اللهَ يَقُوْلُ لِأَ هْلِ الجَنَّةِ: ياَ أَهلَ الجَنَّةِ. يَقُوْلُونَ: لَبَّيكَ رَبَّنا وسَعْدَيْكَ، والخَيْرُ فِي يَديكَ، فيَقُولُ: هَلْ رَضِيْتُمْ؟ فَيَقُولُونَ:وَماَ لَناَ لاَ نَرْضَى ياَ رَبِّ، وَ قَدْ أَعْطَيْتَناَ ماَ لَم تُعطِ أَحَداً مِنْ خَلْقِكَ. فَيَقُولُ: أَلا أُعطِيكُمْ أَفضَلَ مِنْذلِكَ ؟ فَيَقُولُونَ: يَارَبِّ وَأَيُّ شَيْءٍ أَفْضَلُ مِنْ ذَلِكَ ؟ فَيَقُولُ: أُحِلُّ عَلَيْكُمْ رِضوانِي، فلا أَسخَطُ عَلَيكُمْ بَعْدَهُ أَبداً
رواه البخاري(وكذلك  مسلم والترمذي)

Diriwayatkan dari Abi Sa'id al-Khudri r.a., beliau berkata, telah bersabda Nabi ﷺ, sesungguhnya Allah berfirman (kepada semua penduduk surga), “Wahai para penghuni surga”, mereka menjawab, “Kami datang memenuhi panggilanmu wahai Tuhan kami dan kebaikan ada dalam kekuasaan-Mu”, Allah berfirman, “Apakah kalian Ridlo/puas (terhadap segala nikmat-Ku) ?”, mereka menjawab, “apakah lagi yang membuat kami tidak ridlo wahai Tuhanku, sedangkan engkau benar-benar telah memberikan nikmat yang tidak engkau berikan kepada seorang lainpun dari makhlukmu”, kemudian Allah berfirman, “maukah kalian aku berikan nikmat yang lebih baik dari itu semua?”, mereka menjawab, “Wahai Tuhanku, nikmat yang mana lagikah yang lebih utama dari nikmat itu semua?”, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, “Aku melimpahkan kepadamu keridloanku, maka tidak akan ada lagi kemurkaanku pada kalian setelah ini, selamanya”.
Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan begitu juga oleh Imam Muslim dan Imam Tirmidzi.

Semoga bermanfaat, Amin...

 
Free xml sitemap generator