Keadaan Bangsa Arab sebelum Masa Kenabian Muhammad SAW.
%%%%%%%%% Bissmillahirrohmaanirrohim %%%%%%%%%
Animisme (menyembah Berhala) adalah Agama mayoritas Bangsa Arab pada saat
itu, karena mereka menganut faham Animisme yang sangat bertentangan dengan
Agama - Agama Samawi, maka masa itu disebut sebagai masa Jahiliyah.
Sesembahan mereka yang sangat terkenal pada saat itu diantaranya : "
Latta, Uzzah, Manat dan Hubal " namun ada juga sebagian yang masih tetap
memeluk Agama Yahudi, Nasrani dan Majusi, dan hanya beberapa individu yang
jumlahnya sangat sedikit tetap memeluk Agama Hanif ( Agama Nabi Ibrohim ).
Kehidupan perekonomian di Gurun Pasir ketika itu secara keseluruhan
bergantung pada kekayaan penggembalaan hewan ternak, sedangkan kehidupan
perekonomian di perkotaan Adalah bercocok tanam serta perniagaan.
Sebelum kedatangan Agama Islam Mekkah merupakan kota perniagaan terbesar
diseluruh Jazirah Arab, sebagaimana banyak dijumpai kebudayaan dan peradapan
yang sangat maju di beberapa tempat,
namun sayangnya dalam kehidupan sosial mereka, kedzoliman telah menyebar
kemana - mana, tidak ada hal sedikitpun bagi kaum lemah, anak - anak dan wanita
semua bisa dikur hidup - hidup dan kehormatannya dirusak, mereka memiliki banyak istri tanpa ada batasan, perzinahan merajalela,
peperangan antar kabilah bisa terjadi hanya karena masalah kecil (sepele)
demikian gambaran kondisi pada saat itu
Putra Dari Dua Yang di Korbankan
Suku Quraisy ketika itu sangat membanggakan Abdul Mutthalib (kakek
Rosululloh Muhammad SAW.) dengan keturunan dan kekayaannya ketika itu, Abdul
Mutthalib bernadzar, seandainya Alloh SWT. memberi beliau rizki sepuluh anak
laki - laki, maka beliau akan menyembelih seseorang diantaranya, untuk
mendekatkan diri kepada Tuhan, nampaknya keinginan beliau tersebut terpenuhi mempunya sepuluh orang anak
laki - laki yang salah satunya bernama Abdullah (Ayahanda Rosululloh Muhammad
SAW.)
Tatkala Abdul Mutthalib hendak melaksanakan nadzarnya, orang - orang
menghadang untuk mencegahnya agar hal itu tidak dijadikan sebagai tradisi pada
kaum mereka, setelah berdiskusi, lalu mereka bersepakat untuk mengundi nasib
(dengan anak panah) antara Abdullah dan sepuluh ekor onta sebagai tebusannya, kemudian mereka menambah jumlah onta ketika anak panah berpihak kepada
Abdullah, lalu mereka melakukan undian lagi, dan anak panah tersebut selalu
menghenai bagian tubuh Abdullah hingga kesepuluh kalinya, sampai akhirnya anak
panah tersebut mengenai onta yang telah mencapai seratus ekor, dan pada
akhirnya mereka menyembelih onta - onta tersebut.
Abdullah adalah putra Abdul Mutthalib yang palingh dicintai, terlebih setelah
peristiwa undian tersebut, dan setelah Abdullah dewasa tampak pada keningnya
pancaran - pancaran sinar yang tidak dijumpai pada orang lain, ketika Abdullah telah beranjak dewasa, ayahandanya Abdul Mutthalib
memilihkannya seorang gadis dari Bani Zuhrah yang bernama Aminah Binti Wahab,
lalu Abdul Mutthalib menikahkan keduanya, dan setelah pernikahan tersebut,
kilatan cahaya yang memancar di kening Abdullah hilang, dan berpindah kedalam
perut Aminah, Abdullah telah menjalankan tugas dalam mengarungi bahtera rumah tangganya,
dan setelah tiga bulan dari kehamilan Aminah Istrinya, yang ternyata mengandung
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Abdullah pergi keluar kota bersama rombongan dagang ke Negeri Syam, dalam
perjalanan pulang, Abdullah menderita sakit keras, sehingga beliau menetap di
Madinah dengan paman - pamannya dari Bani Najjar. disinilah akhirnya beliau
wafat dan di sini pula beliau dimakamkan
Masa - masa kehamilan Aminah hampir usai, hari kelahiran telah tampak,
namun Aminah tidak merasakan sakit sebagaimana lazimnya orang yang mau
melahirkan, saat menjelang fajar, tepatnya pada hari Senin tangga 12 Rabi'ul
Awwal 571 M. yang bertepatan denga tahun gajah, Aminah pun melahirkan putranya
Kisah Pasukan Gajah
Ringkasan Kisah Pasukan Gajah, adalah ketika Abrahah Al-Habsyi Gubernur
Yaman melihat Bangsa Arab berbondong - bondong ke kota Mekkah untuk menunaikan
Ibadah Haji, maka dia membangun Gereja besar di Shan'a, dan dia ingin
mengalihkan perhatian Bangsa Arab untuk menunaikan Ibadah Haji di sana, hal ini
didengar oleh seseorang dari Bani Kinanah, salah satu suku Arab. lalu ia memasuki Gereja tersebut dan melumuri temboknya dengan kotoran.
Tatkala mengetahui hal itu, Abrahah berkobar amarahnya, dan segera
berangkat menuju Ka'bah dengan membawa 60.000 pasukan untuk menghancurkan
Ka'bah, ia memilih untuk dirinya seekor gajah yang paling besar, sementara pada
pasukannya terdapat sembilan ekor gajah, Abrahah melanjutkan perjalanannya
hingga hampir di kota Mekkah, disana seluruh pasukan bersiap - siap untuk
memasuki kota Mekkah, namun gajah - gajah tersebut diam dan tidak mau beranjak maju ke Ka'bah,
dan ketika mereka mengarahkan ke arah yang lain, gajah - gajah tersebut bangkit
dan bergegas melangkah, namun ketika mereka palingkan ke arah Ka'bah lagi, gajah
- gajah tersebut kembali diam tak bergerak
Ketika itu Alloh SWT. mengutus kepada mereka burung - burung Ababil (yang
berbondong - bondong) untuk melempari mereka dengan batu yang berasal dari
tanah yang terbakar, dan membuat mereka seperti daun - daun yang dimakan ulat.
Setiap burung ababil membawa tiga buah batu, satu diparuh dan dua lainnya
di kedua cakarnya, sampaimereka laksana kambing curian dan tiada seorang pun
dari mereka yang terkena batu tersebut, melainkan anggota tubuhnya terpotong -
potong dan kemudian hancur jadi abu, mereka berhamburan keluar dan berguguran
di jalan. Sedangkan Abrahah sendiri terserang penyakit yang membuat ujung -
ujung jarinya rontok dan ia sampai ke Shan'a dalam kondisi seperti anak burung, hingga akhirnya
ia pun menemui ajalnya
Sedangkan kaum Quraisy, mereka berpencar - pencar di jalan - jalan setapak
ada yang berada di kaki gunung dan berlindung, mereka mengkhawatirkan dirinya
dari pasukan Abrahah, ketika mereka mulai sadar apa yang telah menimpa seluruh
pasukan Abrahah, barulah mereka semua mulai kembali ke rumah mereka masing -
masing dengan selamat, peristiwa tersebut terjadi 50 hari sebelum kelahiran
Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Ketika itu, adat kebiasaan Bangsa Arab adalah mencarikan untuk bayi - bayi
mereka para wanita yang mau menyusui mereka agar badan mereka dapat tumbuh
dengan normal
Pada saat kelahiran Kanjeng Nabi Muhammad SAW. sekelompok orang dari
kampung Bani Sa'ad tiba di kota Mekkah untuk tujuan itu, kaum wanita mereka
berkeliling ke rumah - rumah, namun mereka semua berpaling dari Muhammad kecil,
karena keyatiman dan kefakirannya.
Dan salah satu dari mereka yang bernama Halimah As-Sa'diyyah, pada mulanya
Halimah juga berpaling sebagaimana yang lainnya, akan tetapi setelah
berkeliling di beberapa rumah, ternyata ia tidak mendapatkan apa yang ia cari,
dan tidak menjumpai bayi yang akan dibawa untuk di susui agar upahnya dapat
meringankan kesulitan keras kehidupan pada saat itu, khususnya pada tahun
paceklik saat itu, akhirnya Halimah berfikir untuk kembali ke rumah Aminah dan
rela menerima anak yatim tersebut walaupun dengan upah yang sangat sedikit
Halimah datang ke kota Mekkah bersama suaminya dengan mengendarai seekor
onta yang sangat kurus dan sangat lamban, sementara di dalam perjalanan
pulangnya Halimah menggendong Kanjeng Nabi Muhammad SAW. yang masih bayi dalam
pangkuannya, akan tetapi anehnya, onta tersebut berlari dengan kencang, dan
semua hewan tunggangan lainnya tertinggal di belakangnya yang membuat heran
teman - teman seperjalanan Halimah
Halimah juga bercerita bahwa sebelumnya puting susunya tidak memancarkan
air susu sedikit pun, dan bayi yang di susuinya selal menangis karena
kelaparan, namun ketikan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menyedot puting susunya,
seketika air susunya keluar dengan deras, Halimah juga bercerita tentang
kekeringan tanah miliknya di perkampungan Bani Sa'ad, namun ketika Halimah
mendapatkan kehormatan dengan menyusui Bayi tersebut, tanah dan ternaknya dapat
berproduksi dengan kondisi yang berubah total, dari sengsara dan kemiskinan,
menjadi bahagia dan berada
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menghabiskan masa dua tahun dalam penjagaan
Halimah yang sangat menyukainya, Halimah merasakan dari lubuk hatinya, segala
sesuatu dan kondisi yang sangat luar biasa meliputi bayi tersebut. setelah masa dua tahun, Halimah membawa Kanjeng Nabi Muhammad SAW. kepada
Ibunda dan Kakeknya di Mekkah, namun ketika Halimah melihat perubahan yang
terjadi pada keadaannya yang dipengaruhi oleh keberkahan Kanjeng Nabi Muhammad
SAW. Halimah pun memohon kepada Aminah Ibunda Kanjeng Nabi Muhammad SAW. agar
menyetujui anaknya tetap bersamanya untuk kedua kalinya, dan Aminah pun
menyetujuinya, akhirnya Halimah kembali ke perkampungan Bani Sa'ad dengan
membawa anak yatim tersebut yang melimpahkan kesenangan dan kebahagiaan
baginyaPeristiwa Pembelahan Dada Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Pada suatu hari, ketika itu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mendekati usia empat
tahun, tepatnya disaat beliau bersama putra Halimah sedang bermain jauh dari
perkemahan, maka datanglah putra Halimah sambil berlari, sedang pada raut
mukanya terlihat tanda - tanda kecemasan, ia meminta kepada Ibundanya (Halimah)
untuk secepatnya menyusul saudaranya Muhammad, seketika itu pula Halimah
langsung menyakan perihal apa yang telah terjadi...? kemudian saudara angkat
Kanjeng Nabi Muhammad pun menceritakan hal yang telah terjadi pada diri Kanjeng
Nabi Muhammad SAW. sambil tersengal dia berkata :
" sungguh, saya melihat dua orang laki - laki berpakaian putih, mereka
mengambil Muhammad dari kami, dan menelentangkannya, lalu mereka membelah
dadanya...!!! "
dan sebelum anaknya melanjutkan ceritanya, Halimah berlari ke arah anak
asuhnya " Kanjeng Nabi Muhammad SAW. " berada, Halimah melihat
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berdiri di tempatnya tanpa bergerak sedikitpun...
wajahnya terlihat pucat pasi, lalu denmgan rasa takut dan gemetar serta hati
yang sangat cemas, Halimah menanyakan tentang apa yang telah menimpanya...?
lalu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menceritakan apa yang telah terjadi pada diri
beliau, namun sebelum berserita, Kanjeng Nabi Muhmmad SAW. mengatakan kepada
Halimah, bahwa beliau dalam keadaan baik, lantas Kanjeng Nabi Muhammad SAW.yang telah dibelah, akan tyetapi Halimah sangat heran, karena tidak ada
bekas belahan sedikit pun, lau kemudian Halimah mengajak Kanjeng Nabi Muhammad
SAW. pulang bersama - sama ke rumahnya...
menjelang fajar pada hari berikutnya, Halimah membawa Kanjeng Nabi Muhammad
SAW. kepada Ibundanya " Aminah " di Mekkah, Aminah merasa heran
dengan kembalinya Halimah yang bukan pada waktunya, padahal Aminah tahu kalau
Halimah sangat menyukai anaknya tersebut, lalu Aminah menanyakan penyebabnya
kepada Halimah, dan Halimah pun menceritakan kepada Aminah tentang peristiwa
pembelahan dada Kanjeng Nabi Muhammad SAW. tersebut.
pada suatu hari Aminah pe rgi bersama anaknya yang yatim itu (Kanjeng Nabi
Muhammad SAW.) untuk mengunjungi paman - pamannya dari Bani Najjar, dan menetap
beberapa hari di sana, ketika dalam perjalanan pulangnya, Ibunda Kanjeng Nabi
Muhammad SAW. ' Aminah " wafat di daerah yang bernama Abwa', dan di
tyempat itu pula Ibunda Kanjeng Nabi Muhammad SAW. " Aminah " di
makamkan, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berpisah dengan Ibundanya dalam usia empat
tahun, dan di tangan kakeknya Abdul Mutthalib beliau di asuh, Kanjeng Nabi
Muhammad SAW. medapatkan kasih sayang dari kakeknya, " Abdul Mutthalib
" karena Abdul Mutthalib sangat menyayangi cucunya tersebut
pada usia enam tahun kakek beliau " Abdul Mutthalib " pun wafat,
satu persatu orang - orang yang memberikan kasih sayang kepada Kanjeng Nabi
Muhammad SAW. meninggalkan beliau karena wafat, sampai pada akhirnya beliau
diasuh oleh pamannya yang bernama " Abu Thalib " sekalipun Abu Thalib
mempunyai banyak tanggungan (keluarga) dengan harta yang sedikit, namun paman
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. beserta istrinya memperlakukan Kanjeng Nabi Muhammad
SAW. dengan baik, mereka menganggap Kanjeng Nabi Muhammad layaknya anak
sendiri, anak yatim ini (Kanjeng Nabi Muhammad SAW.) begitu sangat bergantung
kepada pamannya, di dalam kondisi kemiskinan inilah Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mulai terbentuk sifat - sifat dasarnya (karakter), beliau tumbuh atas dasar
kejujuran dan amanah, sehingga beliau mendapatkan gelar Al-Amin (orang yang
dapat dipercaya) jika orang - orang mengatakan, " telah datang Al-Amin
" maka sudah dapat diketahui, bahwa itu adalah Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Seteleh melewati masa remaja dan mulai beranjak dewasa, Kanjeng Nabi
Muhammad SAW. mulai berdikari untuk mencari biaya hidupnya sendiri, maka
mulailah beliau bepergian untuk bekerja dan berusaha, Kanjeng Nabi Muhammad
bekerja sebagai pengembala kambing bagi beberapa orang Quraisy dan menerima
upahnya, kemudian Kanjeng Nabi Muhammad SAW. segera bergabung dengan rombongan
dagang ke Negri Syam, rombongan tersebut di danai oleh seorang janda kaya yang
bernama Khadijah Binti Khuwailid, beliau dalah seorang wanita yang sangat
terpandang, dengan dana yang besar dalam rombongan ini Khadijah mewakilkan
hartanya kepada seorang wanita yang bernama Maisaroh, ia adalah salah seoarng
pembantunya sekaligus orang yang mengatur segala urusan Khadijah.
Dengan keberkahan dan keamanahan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. rombongan
tersebut mendapatkan lkaba yang sangat besar, yang belum pernah dialami oleh
rombongan dagang tersebut sebelumnya, lalu Khadijah menyakan perihal itu kepada
Maisaroh, " apa penyebab laba yang cukup beasr itu " lalu Maisaroh
menceritakan penyebab laba yang cukup bear itu, bahwa Muhammad Bin Abdullah
yang menangani urusan penjualan barang - barang, dan dia pula yang menghadapi
para pembeli dengan sangat mengagumkan, sehingga laba yang besar bisa diperoleh
tanpa ada unsur penganiayaan... Khadijah mendengarkan penuturan Maisaroh dengan
sangat seksama, dan mulai saat itulah Khadijah mulai mengenal satu demi satu
tentang kepribadian Muhammad Bin Abdullah, Khadijah sebelumnya sudah pernah menikah, tapi kemudian suaminya meninggal
dunia, lalu Khadijah ingin mencoba memulai hidup baru dalam tanggungan Muhammad
Bin Abdullah, maka Khadijah mengutus salah seorang kerabatnya untuk memngetahui
tanggapan dari Muhammad Bin Abdullah dalam urusan tersebut. pada saat itu
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berusia 25 tahun, maka datanglah seorang wanita
menawarkan kepada beliau agar mau menikah dengan Khadijah, dan Kanjeng Nabi
Muhammad SAW. menyetujuinya, akhirnya Khadijah Binti Khuwailid dan Muhammad Bin
Abdullah pun menikah, keduanya masing - masing merasa bahagia di dalam
pernikahan tersebut. dan setelah menikah Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mengambil
alih dalam hal mengatur kekayaan Istri beliau (Khadijah) nampaknya Istri beliau
(Khadijah) pun sangat tidak keberatan kan keputusan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. pun membuktikaN kepiawaian kemampuan beliau,
perdagangan baliau pun maju pesat. setelah beberapa tahun usia pernikahan
Kanjeng Nabi Muhammad dengan Khadijah, akhirnya Khadijah mengandung, dan
memiliki beberapa orang anak diantaranya bernama : Zaenab, Ruqayah, Ummu
Kaltsum dan Fatimah As-Zahroh, serta dua orang putra yang bernama Qosim dan
Abdullah, akan tetapi kedua putra beliau wafat saat masih kecil
Masa Kenabian
menjelang usia 40 tahun, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. sering menyendiri dan
berkhalwat di goa Hiro' yang terletak dipucak Jabal Nur (Gunung Cahaya) yang
terletak di dekat kota Mekkah, di sanalah beliau menghabiskan waktu selama
berhari - hari dan bermalam - malam, dan pada malam kedua puluh satu dari bulan
Ramadhan, ketika itu usia Kanjeng Nabi Muhammad SAW. genap 40 tahun, seperti
biasa Kanjeng Nabi Muhammad SAW. sedang menyendiri di dalam goa Hiro' beliau
didatangai Malaikat Jibril yang seraya berkata : " bacalah...!!! "
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. pun menjawab " saya tidak bisa membaca...!!!
" lalu Malaikat Jibril mengulanginya untuk yang kedua kalinya : "
Bacalah...!!! " dan pada saat yang ketiga kalinya, lalu Malaikat Jibril
mengatakan yang artinya : " Bacalah dengan (menyebut) nama Robb mu yang
menciptakan, Dia telah menciptakan Manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan
Robb mu lah yang Maha Pemurah, yang mengajar (Manusia) dengan perantaraan
kalam,
Dia mengajarkan kepada Manusia apa yang tidak diketahuinya " (QS.
Al-Alaq : 1-5) setelah itu Malaikat Jibril meninggalkan beliau, dan Kanjeng
Nabi Muhammad SAW. sudah tidak kuat lagi berada di dalam goa Hiro', akhirnya
beliau pulang kerumah dan menghampiri istrinya (Khjadijah) dengan gemetar
beliau berkata : " selimuti saya...!!! selimuti saya...!!!, maka Khadijah
pun menyelimuti beliau, sehingga rasa takut beliau sirna, lalu Kanjeng Nabi
Muhammad SAW. menceritakan perihal apa yang telah terjadi pada diri beliau,
dengan masih gemetar, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mulai berkata : "
sungguh, aku khawatir terhadap diri ku...!!! " Istri Kanjeng Nabi Muhammad
SAW. (Khadijah) menanggapinya : " sekali - sekali tidak, demi Alloh, Dia
tidak akan merendahkan diri mu untuk selamanmya wahai suami ku...!!! karena
sesungguhnya engkau adalah orang yang menyambungkan tali persaudaraan,
menanggung beban kesusahan orang lain, memberi orang yang tidak punya, menjamu
tamu dan menolong orang yang menegakkan kebenaran...!!! "
Bebreapa hari kemudian, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. kembali ke goa Hiro'
untuk melanjutkan Ibadahnya yang tersisa di bulan Ramadhan, setelah bulan
Ramadhan berakhir, beliau turun dari goa Hiro' dan kembali ke Mekkah, ketika
beliau sampai di tengah lembah, Malaikat Jibril mendatangi beliau sambil duduk
di atas kursi antara bumi dan langit, lalu turunlah Ayat, yang artinya : "
Hai orang yang berselimut, bangunlah...!!! lalu berikan peringatan...!!! dan
Tuhan mu Agungkanlah...!!! dan pakaian mu bersihkanlah...!!! dan perbuatan dosa
tinggalkanlah...!!! (QS. Al-Muddatstsir 1-5) setelah itu, wahyu dari Alloh SWT.
pun secara terus menerus dan berkelanjutan...
Tatkala Kanjeng Nabi Muhammad SAW. memulai dakwahnya, Istri beliau
(Khadijah) masuk Islam, dan bersaksi atas ke Esaan Alloh SWT. dan dan kenabian
suaminya yang mulia, sehingga dia adalah orang yang pertama kali bersahadat
(masuk ke dalam Agama Islam) kemudian sebagai balas budi kepada pamannya (Abu
Thalib) yang telah mengasuh beliau sejak Ibunda Beliau (Aminah) wafat, Kanjeng
Nabi Muhammad memilih Sayyidina Ali Bin Abi Thalib ra. dari sekian banyak putra
paman beliau itu, untuk di didik di sisi beliau, serta ditanggung nafkahnya,
dalam kondisi seperti itu, Sayyidina Ali ra. pun hatinya terbuka dan akhirnya
Sayyidina Ali Bin Abi Thalib ra. masuk ke dalam Agama Islam, setelah itu
barulah Zaid Bin Haritsah seorang budak yang telah dimerdekakan oleh Khadijah
menyusul masuk Islam, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. pun bercerita kepada teman
akrab beliau Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq ra. perihal kenabian beliau, maka
Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq ra. pun beriman tanpa keraguan, dan masuk Islam.
Selanjutnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berdakwah secara sembunyi - sembunyi, yang dimaksud dengan sembunyi -
sembunyi disini, mengingat tempat para sahabat (pengikut Kanjeng Nabi Muhammad
SAW.) dan orang - orang yang mereka ajak masuk Islam tersebut bersifat rahasia,
sudah banyak yang beriman kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW. namun mereka masih
menyembunyikan ke Islaman mereka, karena jika satu saja urusan mereka
terungkap, maka kaum muslimin akan menghadapi berbagai siksaan keras dari kaum
kafir Quraisy, hingga mereka murtad (keluar) dari Agama Islam
Dakwah secara terang - terangan (terbuka)
Setelah Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berdakwah secara rahasia selama tiga
tahun, kemuadian Alloh SWT. menurunkan Ayat yang artinya : " maka
sampaikanlah oleh mu terang - terangan segala apa yang diperintahkan (kepada
mu) dan berpalinglah dari orang - orang yang musyrik " (QS. Al-Hijr. 94)
pada suatu hari Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berdiri diatas bukit Shofa sambil
memanggil orang - orang suku Quraisy, hingga orang - orang tersebut mengerumuni
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. di antara mereka terdapat paman Kanjeng Nabi
Muhammad SAW. ya itu Abu Lahab, seorang tokoh dari kaum Quraisy yang paling
memusuhi Alloh SWT. dan RosulNya... ketika orang - orang dari suku Quraisy
telah berkumpul, lalu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. bersabda : " bagaimana
pendapat kalian, seandainya saya beritahu kalian, bahwa di balik gunung ini ada
musuh yang menanti kalian, apakah kalian mempercayai saya...? mereka menjawab
" yang terlintas di hati kami tentang anda adalah kejujuran dan
amanah...!!!
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. lalu meneruskan Sabdanya : " Saya adalah
orang yang memberi peringatan kepada kalian, bahwa di hadapan kalian adalah
siksa yang maha berat...!!! " kemudia Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mengajak
mereka untuk menyembah Alloh SWT. dan meninggalkan berhala - berhala yang
selama ini mereka sembah, Abu Lahab serta merta langsung keluar dari kerumunan
orang - orang tersebut sambil berkata : " celakalah kamu...!!!, apakah
karena ini kamu mengumpulkan kami...? dan setelah kejadian hal tersebut, maka
Alloh SWT. menurunkan Ayat yang artinya : " Binasalah Abu Lahab, dan
sesungguhnya dia akan binasa, tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan
apa yang di usahakannya, kelak dia akan masuk kedalam api yang bergejolak, dan
begitu pula Istrinya, pembawa kayu bakar, yang di lehernya terlilit tali dari
sabut (QS. Al-Lahab 1-5) dan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. tetap melanjutkan
dakwahnya secara terang - terangan di tempat - tempat mereka berkumpul, dan
mengajak mereka masuk ke dalam Agama Islam, bahkan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berani melakukan Sholat di sisi Ka'bah,
sementarta itu, penyiksaan orang - orang kafir kepada kaum muslimin semakin
menjadi - jadi, sebagaiman yang dialami oleh Yasir dan istrinya Sumaiyyah, yang
akhirnya mati sahid, juga termasuk Ammar putra mereka, dan Sumaiyyah adalah
wanita pertama dalam Islam yang mati sahid karena penyiksaan oleh kaum kafir
Quraisy, begitu pula siksaan yang ditimpakan Umayyah Bin Khalaf dan Abu Jahal
yang menyiksa Bilal Bin Rabah, sebeluimnya Bilal Bin Rabah masuk Islam melalu
perantara Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq ra. suatu ketika Umayyah memergokinya,
lalu mereka pun menimpakan berbagai macam siksaan kepada Bilal Bin Rabah, akan
tetapi Bilal tidak menghiraukan siksaan yang menimpanya dari Umayyah dan Abu
Jahal, dan tetap teguh dalam Agama Islam, kemuidian Umayyah membawa Bilal
keluar kota Mekkah dalam keadaan terikat rantai, lalu tubuh Bilal
ditelentangkan di atas padang pasing yang panas membara, dan diletakkan batu
besar diatas dada Bilal, dan Umayyah bersama para pengikutnya terus menghujani cambukan ketubuh
Bilal... akan tetapi Bilal Bin Rabah berkali - kali mengucapkan " Ahad....
Ahad... Ahad... (Yang Maha Esa) hingga akhirnya Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq
ra. melihatnya, seketika itu pun beliau menebus (membeli) Bilal dari tangan
Umayyah, dan memerdekakannya ke jalan Alloh Azza Wa Jalla
Diantara hikmah dari berbagai penyiksaan kaum kafir Quraisy ini kepada kaum
Muslimin, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. melarang semua kaum Muslimin mengumumkan
ke Islaman mereka, sebagaimana yang telah beliau lakukan ketika berkumpul
dengan mereka dengan cara diam - diam, karena jika secara terang - terangan,
maka kaum Musrikin Quraisy pasti menghalangi beliau dalam menyampaikan risalah
dan petunjuk kepada kaum Muslimin, oleh karena hikmah tersebut, mereka harus
masuk Islam secara sembunyi - sembunyi, lain halnya dengan Kanjeng Nabi
Muhammad SAW. beliau tetap berdakwah secara terbuka dihadapan mereka (kaum
Quraisy) sekalipun Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menerima siksaan dari kaum kafir
Quraisy
Hijrah Ke Habasyi
berkenaan dengan terus - menerusnya siksaan kaum usyrikin kepada orang -
orang yang masuk ke dalam Agama Islam, terutama kepada orang - orang lemah
(miskin) maka Kanjeng Nabi Muhammad SAW. meminta para Sahabatnya untuk hijrah
ke daerah Habasyi demi menyelamatkan jiwa dan Agama mereka di sisi Raja Najasyi
yang akan menjamin keamanan mereka, terutama keamanan sebaian besar kaum
Muslimin yang khawatir akan keselamatan diri dan keluarga mereka dari siksaan
kaum kafir Quraisy, peristiwa tersebut terjadi tepatnya pada tahun ke lima masa
ke Nabian Kanjeng Nabi Muhammad SAW. maka berhijrahlah serombongan kaum
Muslimin yang berjumlah kurang lebih 70 orang beserta keluarga mereka ke
Habasy, diantara mereka terdapat Sayyidina Utsman Bin Affan ra. beserta
istrinya (Ruqayyah), akan tetapi kaum musyrikin Quraisy berusaha merusak
kedudukan mereka di Habasy dengan mengirim hadiah kepada Raja Najasyi, dan
mereka meminta Raja untuk menmyerahkan para kaum Muslimin kepada mereka, mereka mengatakan, bahwa kaum Muslimin menjelek - jelekkan Isa dan
Ibundanya, dan Raja Najasyi menanyakan langsung perihal tersebut kepada kaum
Muslimin, dan para kaum Muslimin memberikan penjalasan pandangan Islam tentang
Isa dan Ibundanya dengan sebenar - benarnya, maka Raja Najasyi menolak hadiah
dan permintaan kaum masyrikin Quraisy dan tetap memberikan perlindungan
keamanan kepada kaum Muslimin,
pada tahun yang sama di Bulan Ramadhan, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. keluar
untuk menuju ke Tanah Suci Mekkah, di sana telah berkumpul sekelompok besar
kaum Quraisy, lalu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berdiri diantara mereka, dan tiba
- tiba Kanjeng Nabi Muhammad SAW. membaca Surah An-Najm, padahal orang - orang
kafir tersebut belum pernah mendengarkan Kalamulloh, karena sebelumnya mereka
selalu berwasiat kepada siapa pun, agar tidak mendengarkan ucapan Kanjeng Nabi
Muhammad SAW. sedikit pun, ketika Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mengejutkan mereka
dengan membaca Surah An-Najm, dan mengetuk telinga mereka dengan Kalamulloh,
dengan mu'jizad mereka tetap berdiri ditempat dan mendengarkan Kanjeng Nabi
Muhammad SAW. yang menyampaikan Kalamulloh, di hati mereka tidak terlintas apa
pun, kecuali Kalamulloh tersebut, sampai ketika Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
membaca Ayat yang Artinya : " Maka Bersujudlah kalian kepada Alloh SWT.
dan Sembahlah...!!! " tiba - tiba mereka pun bersujud, setiap orang tidak
dapat menguasai dirinya untuk tidak tersungkur dan bersujud, dari kejadian tersebut, maka datang
celaan yang terus menerus dari setiap orang musyrik yang tidak menyaksikan
peristiwa tersebut ketika itu, mereka tetap mendustakan Kanjeng Nabi Muhammad
SAW. dan berkata, apa pun yang dilakukan oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW. itu
semua dianggap sihir dan menyembah berhalaKe Islaman Sayyidina Umar Bin
KhottobBahhwa Ke Islaman Sayyidina Umar Bin Khottob adalah merupakan kemenangan
bafi kaum Muslimin, sehingga Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menjuluki Al-Faruq,
karena Alloh SWT. telah memisahkan antara yang Haq dengan yang Bathil, beberapa
hari setelah ke Islamannya, Sayyidina Umar Bin Khottob berkata kepada Kanjeng
Nabi Muhammad SAW. : " Wahai Rosululloh, bukankah kita ini berjalan diatas
kebenaran...? Kanjeng Nabi Muhammad SAW. pun menjawab : " Memang
demikian... : lalu Sayyidina Umar Bin Khottob berkata lagi : " Kalau
begitu, untuk apa kita bersembunyi dan menutup diri...? " dan setelah itu
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. bersama kaum Muslimin yang ada di Darul Arqom
membentuk dua barisan, satu barisan dipimpin oleh Sayyidina Hamzah Bin Abdul
Mutthalib ra, dan barisan satunya lagi dipimpin oleh Sayyidina Umar Bin Khottob
ra. bergerak menuju jalan - jalan di kota Mekkah, dalam gerakan tersebut
menggambarkan kekuatan dakwah secara terang - terangan (terbuka) secara terus - menerus kaum kafir Quraisy berusaha memerangi barisan dakwah
tersebut dengan berbagai macam cara : menyiksa, menganiaya, mengintimidasi
serta membujuk, namun semua itu tidak menghasilkan apa pun, selain justru
menambah keteguhan Iman mereka terhadap Agama Islam, dan menambah jumlah jumlah
orang - orang yang beriman kepada Alloh SWT. dan RosulNya, hal itu yang membuat
kaum kafir Quraisy untuk memunculkan cara baru, ya itu menulis lembaran
(perjanjian) yang di tandatangani oleh mereka semua, dan lembaran perjanjian
tersebut di gantung di dinding Ka'bah, yang isinya meng embargo kaum Muslimin
dan Bani Hasyim, embargo tersebut berbunyi : kaum kafir Quraisy melarang
kaumnya kepada kaum Muslimin untuk melakukan jual beli (perdagangan),
pernikahan, tolong - menolong dan bergaul dengan kaum Muslimin, karena embargo
tersebut, kauim Muslimin terpaksa keluar dari kota Mekkah menuju ke salah satu
celah gunung di Mekkah yang bernama " Celah Gunung Abu Thalib " di sana kaum Muslimin sangat menderita, mereka merasakan kelaparan dan
berbagai macam kesulitan, bagi kaum Muslimin yang mampu, mereka menyumbangkan
sebagian hartanya, bahkan istri Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Khadijah,
menyumbangkan seluruh hartanya buat kaum Muslimin, wabah penyakit melanda
mereka yang menyebabkan kematian sebagian dari kaum Muslimin, namun demikian,
kaum Muslimin dapat bertahan dan bersabar, tidak ada seorang pun dari mereka
yang mundur, embargo itu terus berlangsung selama tiga tahun,
Kemudian sekelompok pembesar kaum Quraisy yang memiliki kekerabatan dengan
beberapa orang dari Bani Hasyim berusaha mencabut embargo tersebut dengan
mengambil lembaran embargo yang digantung di dinding Ka'bah, dan mengumumkan
kepada khalayak ramai, ketika mereka mengeluarkan lembaran tersaebut, mereka
telah menemukan lembaran embargo tersebut telah termakan rayap, dan tidak
tersisa secuil pun, kecuali satu sisi yang bertuliskan Lafadz " Bismika
Allohumma " yang artinya : " dengan menyebut Nama Mu Ya Alloh "
dan saat itu juga krisis pun berakhir, kaum Muslimin beserta Bani Hasyim
kembali ke kota Mekkah, namun kaum kafir Quraisy tetap pada sikap mereka yang
bengis dalam memerangi kaum Muslimin
Tahun Duka Cita
Penyakit keras telah melanda tubuh Abu Thalib (paman Kanjeng Nabi Muhammad
SAW.) dan beliau tidak dapat meninggalkan tempat tidurnya, tak lama kemudian
Abdul Muthalip berhadapan dengan sakaratul maut, ketika itu Kanjeng Nabi
Muhammad SAW. berada di sisi kepala pamannya (Abdul Muthalib), beliau mengharap
pamannya mau mengucapkan kalimah " La Illaha Illalloh " sebelum maut
menjemputnya, akan tetapi temen - teman buruknya yang juga berada di
sampingnya, termasuk tokoh kaum kafir Quraisy Abu Jahal mencegahnya dengan
mengatakan : " Jangan tinggalkan Agama leluhur mu...!!! " dan
akhirnya paman Kanjeng Nabi Muhammad SAW. (Abdul Muthalib) yang sangat dicintai
beliau wafat dalam keadaan musyrik, maka Kanjeng Nabi Muhammad SAW. merasa
sangat sedih, betapa beliau sangat mencintai paman yang pernah mengasuh serta
menanggung nafkah buat diri beliau, pada akhirnya paman Kanjeng Nabi Muhammad
SAW. (Abdul Muthalib) wafat dalam keadaan belum masuk Islam
Pergi Ke Tha'if
Kaum kafir Quraisy terus - menerus menganiaya, menguasai dan menyakiti kaum
Muslimin, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dengan agak putus asa untuk memperbaiki
urusan kaum kafir Quraisy, akhirnya beliau berfikir untuk pergi ke daerah
Tha'if, dengan harapan, semoga Alloh SWT. memberikan petunjuk kepada penduduk
Tha'if untuk memeluk Agama Islam yang Beliau bawa, dan perjalanan ke Tha'if iyu
sesungguhnya tidaklah mudah, itu dikarenakan jalan menuju ke Tha'if sangat
sulit karena bergunung - gunung tinggi yang mengelilingi daerah tersebut, akan
tetapi, setiap kesulitan itu terasa mudah jika berada di jalan yang Alloh
ridhoi, tapi naifnya, penduduk Tha'if justru menolak Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
dengan penolakan yang lebih buruk, mereka menyuruh anak - anak kecil untuk
melempari Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dengan batu, sehingga kedua tumit beliau
berdarah, akhirnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW. kembali melalui jalan semula
menuju ke Mekkah
Dalam keadaan sedih dan susah, lalu Malaikat Jibril bersama Malaikat Gunung menghampiri Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Malaikat Jibril memanggil beliau an
berkata : " sesungguhnya Alloh telah mengutus kepada mu Malaikat Gunung
untuk kamu suruh sesuai keinginan mu...!!! " lalu Malaikat Gunung berkata
: " Hai Muhammad, jika kamu mau, aku akan meruntuhkan kedua benda keras
ini (gunung - gunung yang mengelilingi Tha'if) ke atas mereka...!!! "
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menjawab : " justru saya megharap agar Alloh
mengeluarkan mereka, orang yang mau menyembah Alloh yang Maha Esa, yang tidak
ada sekutu bagi-Nya...!!! "
Diantara beberapa perdebatan yang dilancarkan oleh kaum musyrikin kepada
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. bahwa mereka menuntut beberapa mukjizat tertentu
dari beliau, dengan tujuan menundukkan beliau, dan hal itu terjadi berulang
kali, pernah suatu ketika mereka meminta agar beliau dapat membelah bulan
menjadi dua, lalu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. memohon kepada Alloh SWT. untuk
kemudian memperlihatkan kepada mereka kaum kafir Quraisy menyaksikan mukjizat
tersebut dalam waktu yang lama, akan tetapi orang - orang kaum Quraisy tetap
saja tidak mau beriman, bahkan mereka mengatakan : " Muhammad telah
bermain sihir di hadapan kami...!!! " lalu seseorang berkata : "
kalaupun toh Muhammad mampu me nyihir kalian, tapi dia tidak akan mampu
menyihir semua orang...!!! oleh karena itu, mari kita tunggu orang - orang yang
sedang bepergian...!!! " tak lama kemudian, orang - orang yang sedang
bepergian itu datang, dan mereka (kaum Quraisy) menanyakan : " apakah anda
melihat bulan itu terbelah...? lalu orang yang ditanya pun menjawab : "
benar, kami telah melihatnya...!!! " akan tetapi orang - orang kaum
Quraisy tetap saja pada kekafiran mereka. peristiwa terbelahnya bulan tersebut
seakan - akan sebagai pembuka suatu mukjizat yang lebih besar, ya itu peristiwa
Isro' Mi'roj
Peristiwa Isro' Wal Mi'roj Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Sekembalinya Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dari Tha'if dengan berbagai
peristiwa yang dialami beliau, dan setelah kematian paman beliau Abu Thalib
yang kemudian di susul wafatnya Istri Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Khadijah,
serta siksaan berat dari kaum Quraisy, maka lengkaplah kesedihan hati Kanjeng
Nabi Muhammad SAW. lalu datanglah pertolongan dari Alloh SWT. kepada Kanjeng
Nabi Muhammad SAW. yang mulia ini, pada malam ke dua puluh tujuh bulan Rajab,
dari tahun ke sepuluh masa kenabian beliau, ketika Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
sedang tertidur, tiba - tiba Malaikat Jibril mendatangi beliau dengan membawa
Buroq, hewan tunggangan yang mirip kuda dan memiliki dua sayap seperti burung,
dan Buroq tersebut dapat berlari laksana kilat, lalu Malaikat Jibril menaikkan
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. ke atas Buroq, dan kemuadian dari sana beliau di
naikkan ke langit dan melihat tanda - tanda kebesaran Alloh SWT. yang Agung, di
langit itulah Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menerima perintah Sholat lima waktu yang diwajibkan kepada beliau dan Ummatnya.
Pada malam yang sama, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. kembali ke Mekkah
Al-Mukarromah dengan lapang dada dan keyakinan yang penuh, ketika memasuki
waktu Shubuh, beliau pergi ke Ka'bah dan menceritakan kepada khalayak ramai
tentang peristiwa yang baru saja di alami beliau, maka sudah dapat dipastikan
orang - orang kafir Quraisy semakin mendustakan dan mengejek Kanjeng nabi
Muhammad SAW. kemudian beberapa orang yang hadir meminta Kanjeng Nabi Muhammad
SAW. menggambarkan kepada mereka bentuk Baitul Maqdis, ini semua mereka lakukan
untuk melemahkan cerita Kanjeng Nabi Muhammad SAW. maka beliau pun
menggambarkan kepada mereka bagimana bentuk Baitul Maqdis bagian demi bagian,
namun demikian kaum kafir Quraisy tidak merasa cukup dengan tanya jawab
tersebut, mereka berkata : " kami menginginkan petunjuk lain...? "
lalu Kanjeng Nabi Muihammad SAW. menjawab : " dalam perjalanan, saya
bertemu rombongan yang akan datang ke arah Mekkah " lalu Kanjeng Nabi Muhammad
SAW. menjelaskan tentang jumlah orang dan jumlah onta dalam rombongan tersebut,
serta waktu kedatangannya, lalu mereka menunggu rombongan tersebut, ketika
waktu yang telah disampaikan oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW. tiba, maka
benarlah apa yang telah di ceritakan oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW. namun
orang - orang kaum kafir Quraisy tetap sesat pada kekafiran mereka (mereka
tidak membenarkan peristiwa tersebut).
Pada pagi harinya, Malaikat Jibril datang kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
untuk mengajarkan kepada beliau bagaimana tentang tata cara Sholat lima waktu,
berikut nama dan waktu - waktunya, sebelumnnya Sholat hanya dilakukan dua
raka'at di waktu shubuh dan dua raka'at di waktu sore.
Pada masa - masa ini Kanjeng Nabi Muhammad SAW. lebih memusatkan dakwah
beliau kepada orang - orang yang datang ke Mekkah setelah kaum kafir Quraisy
tetap berpaling dari kebenaran yang telah diberitakan oleh Kanjeng Nabi
Muhammad SAW. ketika itu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menemui orang - orang yang
dalam perjalanan mereka, dan tempat - tempat singgah mereka, untuk menawarkan
kepada mereka agar memeluk Agama Islam, sekaligus menjelaskankannya, namun
paman beliau yang bernama Abu Lahab selalu mengikuti beliau untuk
memperingatkan orang - orang agar tidak mempercayai perkataan dan ajakan
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Pernah suatu ketika, Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
mendatangi penduduk Yatsrib dan mendakwahi mereka, tampaknya mereka semua
mendengarkan beliau, dan bersepakat untuk menjadi pengikuit dan beriman kepada
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. sebelumnya penduduk Yatsrib tersebut pernah
mendengar dari orang - orang Yahudi, bahwa dalam waktu dekat akan ada seorang
Nabi yang di utus, oleh karena itu ketika Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mendakwahi mereka, mereka
mengerti bahwa beliau adalah Nabi yang disebutkan oleh orang - orang Yahudi
tadi, maka mereka segera masuk Islam dan berkata : " jangan sampai kalian
di dahului oleh orang - orang Yahudi untuk masuk ke Agama Islam " mereka
semua berjumlah enam orang, lalu pada tahun berkutnya datanglah dua belas orang
laki - laki, mereka berkumpul dengan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. meminta kepada
beliau untuk mengajari mereka tentang Islam, ketika mereka kembali ke Yatsrib,
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mengutus Mush'ab Bin Umair menyertai mereka untuk
mengajarkan Al-Qur'an dan menjelaskan hukum - hukum Agama Islam kepada mereka,
dan ternyata Mush'ab Bin Umair mampu mendapatkan pengaruh di tengah masyarakat
Madinah, setelah menghabiskan masa satu tahun, Mush'ab kembali ke Mekkah, dan
ikut bersamanya 72 orang laki - laki dan 2 orang perempuan dari penduduk
Madinah, maka Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mengumpulkan mereka, dan mereka puin
berjanji untuk menolong Agama beliau dan melaksanakan perintah beliau, kemudian
mereka kembali lagi ke Madinah
Tempat Dakwah Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Yang Baru
Madinah waktu itu menjadi tempat perlindungan yang aman bagi kebenaran
Islam dan pembawanya, karenanya kaum Muslimin mulai berhijrah ke sana, akan
tetapi kaum kafir Quraisy tetap bertekad menghalangi kaum Muslimin untuk
berhijrah, sehingga beberapa orang ketika hendak berhijrah mendapati berbagai
macam penganiayaan dan siksaan, ketika itu kaum Muslimin berhijrah secara
sembunyi - sembunyi karena takut kepada kaum kafir Quraisy, berbeda dengan
hijrahnya Sayyidina Umar Bin Khottob ra. yang menandakan keberanian dan
tantangan, karena ketika itu beliau menyandang pedangnya dan membawa panahnya
ketika keluar menuju Ka'bah dan ber Thowaf di sana, kemudian beliau tampil
dengan gagah di hadapan kaum kafir Quraisy dan berkata kepada mereka : "
Barang siapa yang ingin istrinya jadi janda atau anaknya menjadi yatim,
hendaklah dia menemui ku...!!! karena aku akan berhijrah...!!! " kemudian
Sayyidina Umar Bin Khottob ra. pergi, dan tidak seorang pun yang berani
merintanginya, berbeda pula dengan Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq ra. beliau meminta izin
dari Kanjeng Nabi Muhammad SAW. untuk ikut berhijrah, namun Kanjeng Nabi
Muhammad SAW. menjawab : " Jangan tergesa - gesa... semoga Alloh SWT.
memberi mu teman untuk berhijrah...!!! " keadaan ini terus berlanjut
sampai sebagian kaum Muslimin telah ber Hijrah secara keseluruhan.
Kaum kafir Quraisy semakin menjadi gila
Ketika mengetahui hal itu, dan mereka khawatir akan ketinggian Kanjeng Nabi
Muhammad SAW. dan dakwah beliau, lalu merka memusyawarahkan hal tersebut, dan
mereka bersepakat untuk membunuh Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Abu Jahal berkata :
" menurut pendapat ku, kita beri sebilah pedang kepada pemuda yang kuat
dari masing - masing kabilah kita, lalu mereka mengepung Muhammad dan
memukulnya secara serentak, hingga darahnya terpisah - pisah pada berapa
kabilah dan Bani Hasyim tidak kuasa untuk memusuhi semua orang...!!! "
akan tetapi Alloh SWT. memberi tahu Nabi UtusanNya yang mulia, bahwa akan ada
komplotan yang akan membunuh beliau, karena hal itu, Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
dan Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq ra. bersepakat untuk segera Hijrah
Pada malam harinya Kanjeng Nabi Muhammad SAW. meminta kepada Sayyidina Ali
Bin Abi Thalib ra. agar tidur di tempat beliau, sehingga orang - orang mengira
bahwa beliau masih ada di rumah, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. juga memberi tahu
kepada Sayyidina Ali Bin Abi Thalib ra. bahwa dia tidak akan mendapatkan
paksaan dari mereka.
Para komplotan itu tiba dan langsung mengepung rumah Kanjeng Nabi Muhammad
SAW. dan mereka melihat Sayyidina Ali Bin Abi Thalib ra. berada di tempat tidur
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dan mereka menganggap beliau adalah Kanjeng Nabi
Muhammad SAW. lalu mereka menunggunya keluar untuk selanjutnya membunuhnya, Kanjeng
Nabi Muhammad SAW. keluar saat mereka mengepung rumah beliau, dan Kanjeng Nabi
Muihammad SAW. menaburkan debu ke atas kepala mereka, dan Alloh SWT. mengambil
penglihatan mereka, sehingga mereka tidak melihat beliau keluar, Kanjeng Nabi
Muhammad SAW. pergi menuju ke rumah Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq ra. kemudian beliau berdua berjalan kurang lebih lima mil dan bersembunyi di
dalam goa tsur.
Para pemuda Quraisy tetap menunggu hingga waktu shubuh, Sayyidina Ali Bin
Abi Thalib ra. bangkit dari tempat tidur Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dan
langsung jatuh ketangan mereka, akan tetapi mereka kecewa, karena yang mereka
sergap bukanlah orang yang mereka maksud, lalu mereka menanyakan tentang
keberadaan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. kepada Sayyidina Ali Bin Abi Thalib ra.
akan tetapi beliau tetap bungkam tidak memberi tahu mereka, lalu komplotan
tersebut memukul dan melumuri beliau dengan lumpur. Kemudian orang - orang
kafir Quraisy mengirim pencarian terhadap Kanjeng Nabi Muhammad SAW. di segala
penjuru, dan akan memberikan seratus ekor onta bagi siapa saja yang mendapatkan
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dalam keadaan hidup atau mati, dalam pencarian
tersebut, sampailah mereka ke goa Tsur, sampai - sampai jika seorang dari
mereka melihat ke arah kedua telapak kakinya, niscaya mereka akan melihat
Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Di saat Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq sangat mengkhawatirkan tentang
keselamatan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. beliau bersabda yang artinya : "
Hai Abu Bakar, bagaimana menurut mu tentang dua orang, sedangkan Alloh SWT.
yang ke TigaNya...? janganlah kamu khawatir, sesungguhnya Alloh SWT. bersama
kita...!!! " tapi anehnya mereka tidak melihat Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
dan Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq ra. mereka hanya diam di depan mulut goa
Tsur, karena pintu goa Tsur tertutupi oleh sarang laba - laba, sehingga mereka
menyangka, bahwa di dalam goa pasti tidak ada orang.
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dan Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq ra. berada di
dalam goa Tsur selama tiga hari, dan kemudian beliau berdua melanjutkan
perjalanan ke Madinah, ketika itu perjalanan terasa sangat panjang di bawah
terik matahari yang menyengat kepala.
Pada sore hari di hari yang kedua dalam perjalanan menuju ke Madinah,
beliau berdua melintasi sebuah kemah yang di dalamnya ada seorang wanita
bernama Ummu Ma'bad, lantas beliau berdua meminta makanan dan minuman darinya,
akan tetapi beliau berdua hanya mendapatkan seekor kambing yang sangat kurus,
karena lemah kambing tersebut hanya terdiam dan tidak memiliki air susu setetes
pun, lalu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. bergegas menghampiri kambing tersebut, dan
mengusap susunya, lalu memerahnya hingga keluar air susu kambing tersebut
sampai memenuhi satu wadah, Ummu Ma'bad tertegun heran atas apa yang di
lihatnya, lalu mereka meminumnya sehingga mereka merasa kenyang, lalu Kanjeng
Nabi Muhammad SAW. memerah kembali susu kambing tersebut hingga memenuhi wadah
itu, dan meninggalkan Ummu Ma'bad untuk melanjutkan perjalanan beliau, Ummi
Ma'bad masih terdiam karena takjub dengan apa yang telah dilihatnya.
Penenduduk Madinah sangat menantikan kedatangan Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
karena itu mereka setiap hari selalu menunggu di jalan pintu masuk menuju ke
Madinah, pada hari kedatangan beliau, mereka menyambut Kanjeng Nabi Muhammad
SAW. dengan suka cita, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. singgah di Quba, ya itu
Masjid yang pertama dibangun dalam Islam, pada hari ke lima, Kanjeng Nabi
Muhammad SAW. berjalan ke Madinah, dan kebanyakan kaum Anshor berusaha meraih
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dan memperoleh kemuliaan dengan menjamu beliau di
sisi mereka, maka dengan semangat, mereka "Kaum Anshor" memegang tali
kendali onta yang di tunggangi oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dan Kanjeng Nabi
Muhammad SAW. pun berterimakasih kepada mereka, lalu Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
bersabda, yang artinya : " Biarkanlah, karena onta ini diperintah...!!!
" ketika onta tersebut sampai ke tempat yang telah Alloh SWT. perintahkan,
maka onta tersebut akan duduk, dan ketika onta tersebut duduk, Kanjeng Nabi
Muhammad SAW. tidak segera turun dari atas onta tersebut, dan onta tersebut bangit
kembali dan berjalan sedikit dan kembali duduk ditempat semula, lalu Kanjeng
Nabi Mihammad SAW. turun dari punggung onta tunggan beliau, dan disitulah
Masjidil Harom Nabawi di bangun, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. singgah di rumah
Abu Ayub Al-Anshori, sementara Sayyidina Ali Bin Abi Thalib ra. masih berada di
Mekkah
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. di Madinah
Akhirnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW. membangun Masjid di tempat yang di
duduki oleh onta tunggangan beliau ketika sampai di Madinah, yang onta tersebut
beliau beli dari sahabat beliau, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. juga
mempersaudarakan kaum Muhajjirin (para sahabat yang hijrah dari Mekkah) dengan
kaum Anshor (penduduk Madinah yang telah menolong kaum Muhajjirin) Kanjeng Nabi
Muhammad SAW. menjadikan setiap orang Anshor menjadi seorang saudara bagi kaum
Muhajjirin yang ikut bersamanya dalam kepemilikan hartanya, kaum Muhajjirin dan
kaum Anshor mulai bekerja sama, dan hubungan persaudaran diantara mereka
semakin erat,
Kaum kafir Quraisy memiliki hubungan dengan orang - orang Yahudi yang
berada di Yatsrib, lalu mereka berusaha mengobarkan kekacauan dan perpecahan di
kalangan kaum Muslimin, dan mengancam akan mengahabisi kaum Muslimin dari dalam
dan dari luar, sampai - sampai para shabat tidak tidur di malam hari kecuali
ada senjata bersamanya
Dalam situasi genting seperti ini, maka Alloh SWT. mengijinkan untuk
berperang, lalu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mulai menyusun pasukan dan mata -
mata untuk memantau gerakan - gerekan musuh, di samping menghadang kafilah
dagang mereka dengan tujuan memaksa mereka untuk merasakan kekuatan kaum
Muslimin, sampai mereka mau menyerah dan memberi kebebasan bagi kaum Muslimin
dalam penyebaran Agama Islam dan melakukan aktifitas lainnya, berbagai ikatan
perjanjian dan sumpah juga telah dilakuakn dengan beberapa kabilah
Perang Badar Kubro
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. pernah sekali membulatkan tekad menghadang salah
satu kafilah dagang Quraisy, beliau keluar dengan di iringi 313 orang yang
hanya berbekal 2 ekor kuda dan 70 ekor onta, sementara kafilah Quraisy terdiri
dari 1000 ekor onta yang dipimpin oleh Abu Sofyan beserta 40 orang bersamanya,
akan tetapi Abu Sofyan sudah mengetahui keluarnya kaum Muslimin, sehingga Abu
Sofyan mengirim utusan ke Mekkah untuk memberi tahukan akan hal itu, dan
sekaligus meminta bantuan kepada kaum kafir Quraisy. Abu Sofyan mengalihkan
jalannya dan menuju ke jalan lain, sehingga mereka tidak berhadapan dengan kaum
Muslimin, sedangkan kaum kafir Quraisy telah berangkat dengan pasukan yang
berjumlah 1000 pasukan, namun utusan Abu Sofyan telah sampai kepada mereka dan
mengabarkan keselamatan rombongan kafilah, dan Abu Sofyan meminta mereka
kembali lagi ke Mekkah, akan tetapi Abu Jahal menolak permintaan untuk kembali
ke Mekkah, dia justru memerintahkan pasukan untuk melanjutkan perjalanan ke
Badar
Setelah mengetahui kaum Quraisy keluar, Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
bermusyawarah dengan para sahabatnya, dan semua sepakat untuk menemui dan
memerangi orang - orang kafir Quraisy tersebut,
Di pagi hari Jum'at tanggal 11 Ramadhan tahun ke 2 Hijriyah, ke dua
kelompok saling berhadapan dan terjadilah pertempurang yang dahsyat, peperangan
ini akhirnya dimenangkan oleh kaum Muslimin dengan 14 orang gugur sebagai
syuhada', sedangkan kaum kafir Quraisy telah tewas 70 orang dan 70 orang
lainnya di tawan, di tengah berkecamuknya suasana perang, putri Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Ruqayah yang juga istri dari Sayyidina Utsman Bin Affan ra. wafat, ketika itu
Ruqayah ditemani suaminya (Sayyidina Utsman Bin Affan ra.) di Madinah, sehingga
Sayyidina Utsman Bin Affan ra. tidak keluar ke medan pertempuran atas perintah
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. untuk tetap tinggal mendampingi istrinya yang sedang
sakit, setelah perang Badar tersebut Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menikahkan
Sayyidina Utsman Bin Affan ra. dengan putri beliau yang kedua " Ummu
Kaltsum " atas dasar ini Sayyidina Utsman mendapat gelar " Dzunnurain
" (yang memiliki dua cahaya), karena Sayyidina Utsman Bin Affan ra. telah
menikahi dua orang putri Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Setelah perang badar, kaum Muslimin kembali ke Madinah dengan gembira atas
kemenangan dari Alloh SWT. tersebut, dengan membawa para tawanan dan ghonimah
(harta rampasan perang), diantara para tawanan ada yang telah menebus dirinya,
ada yang dilepaskan tanpa tebusan, dan ada pula menebus dengan mengajar 10
orang anak Muslim untuk membaca dan menulis
Perang 'Uhud
Setelah kaum Muslimin mengalami perang Badar, terjadi beberapa peperangan
lainnya antara kaum Muslimin dengan kaum kafirin Quraisy Mekkah, peperangan
besar ke dua yang terjadi setelah perang Badar, adalah perang 'Uhud, pada
peperangan ini kaum Muslimin mengalami kekalahan, karena mereka telah menyalahi
perintah Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dan mereka juga tidak mematuhi strategi
yang di buat Kanjeng Nabi Muhammad SAW. dalam perang 'Uhud ini, jumlah pasukan
kaum kafirin sebanyak 3000 orang, sedangkan dari kaum Muslimin sekitar 700
orang.
Setelah perang 'Uhud, orang - orang Yahudi keluar menuju Mekkah untuk
menyerukan kepada kaum kafirin Quraisy agar memerangi kaum Muslimin di Madinah,
dan berjanji mereka akan memberikan dukungan, dan kaum kafirin Quraisy pun
memenuhinya, kaum Yahudi tidak saja menyerukan kepada kaum kafirin Quraisy di
Mekkah, tetapi mereka juga menyerukan kepada kabilah - kabilah lain, dan
semuanya menyetujui ajakan kaum Yahudi tersebut, maka berangkatlah mereka denga
membawa pasukan sebanyak 10.000 tentara, kaum kafirin ini menuju Madinah dari
berbagai sudut mengepung kaum Muslimin dari berbagai penjuru, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mendengar rencana musuh, lalu beliau
bermusyawarah dengan para sahabat, dan Salman Al-Farisi menyarankan agar kaum
Muslimin menggali parit di sekitar Madinah, ya itu tempat yang tidak bergunung,
lalu kaum Muslimin segera menggali parit tersebut, dalam waktu singkat kaum
Muslimin dapat menyelesaikan pekerjaan itu, selama satu bulan kaum kafirin
tidak dapat menyeberangi parit tersebut, lalu Alloh SWT. mengirimkan angin yang
sangat dahsyat kepada orang - orang kafir itu, sehingga memporak - porandakan
perkemahan mereka, dan rasa takut pun benar - benar menyelimuti mereka, yang
pada akhirnya mereka pun kembali ke Mekkah
Penaklukan kota Mekkah
Pada tahun ke delapan Hijriyah, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. memutuskan untuk
menaklukkan kota Mekkah, maka pada tanggal 10 bulan Ramadhan, beliau berangkat
bersama puluhan ribu pasukan menuju ke kota Mekkah, kaum Muslimin memasuki kota
Mekkah tanpa terjadi peperangan, karena kaum kafir Quraisy menyerah, dan Alloh
SWT. memberikan kemenangan kepada kaum Muslimin, lalu Kanjeng Nabi Muhammad
SAW. menuju Ka'bah untuk melakukan thowaf dan Sholat dua Roka'at didalamnya,
setelah itu, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menghancurkan berhala - berhala yang
ada di dalam Ka'bah dan sekitarnya,
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berdiri di pintu Ka'bah, sedangkan kaum kafirin
Quraisy berbaris di Masjidil Harom menantikan apa yang akan dilakukan oleh
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. lalu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berkata kepada kaum
kafirin Quraisy : " Wahai kaum Quraisy, apakah yang akan aku lakukan
terhadap kalian...!!! " lalu mereka menjawab : " Kebaikan dari mu,
engkau adalah saudara yang baik dan anak dari saudara yang baik pula... "
lalu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berkata : " Pergilah...!!! kalian
telah bebas...!!! "
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. telah memberikan tauladan yang agung di dalam
memaafkan musuh - musuh yang telah menyiksa beliau dan menyakiti, bahkan
membunuh kaum Muslimin, serta mengusir dari tanah kelahirannya. Setelah penaklukan kota Mekkah, lalu banyak manusia berbondong - bondong
memeluk Agama Islam.
Pada tahun ke sepuluh Hijriyah, Kanjeng Nabi melaksanakan ibada haji, dan
itulah ibadah haji satu - satunya yang pernah dilakukan oleh Kanjeng Nabi
Muhammad SAW. bersama seratus ribu kaum Muslimin, dan setelah melakukan ibadah
haji, lalu Kanjeng Nabi Muhammad kembali ke Madinah
Wafatnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Sekitar dua bulan setengah setelah sekembalinya Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
dari menunaikan ibadah haji, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menderita sakit, dan
hari demi hari sakit beliau semakin bertambah parah, setelah Kanjeng Nabi Muhammad
SAW. merasa tidak mampu menjadi Imam Sholat, beliau meminta Sayyidina Abu Bakar
As-Siddiq ra. untuk menggantikan beliau, tepat pada tanggal 12 Robi'ul Awwal,
hari senin, akhirnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW. wafat menghadap Alloh SWT.
dalam usia 63 tahun
Berinta tentang wafatnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW. sampai kepada sahabat,
dan hampir saja mereka tidak sadar dan tidak mempercayai berita tersebut,
hingga akhirnya Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq ra. bangkit untuk menenangkan
mereka, dan memberi penjelasan, bahwa Kanjeng Nabi Muhammad SAW. hanyalah
manusia biasa, yang juga wafat seperti manusia lainnya, akhirnya para sahabat
pun sadar, akan tetapi seluruh kaum Muslimin tak bisa menahan kesedihan mereka,
tak terkecuali Siti Fatimah Az-Zahroh putri kesayangan Kanjeng Nabi Muhammad
SAW. tak satu pun dari para sahabat yang tak meneteskan air matanya, mereka
telah kehilangan figur pemimpin dan sebaik - baiknya tauladan.
Acara memandikan, memngkafankan dan memakamkan Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
telah dilaksanakan, dan setelah wafatnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW. kaum
Muslimin mengangkat Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq ra. sebagai Kholifah
(pemimpin) mereka yang pertama
Akhlak Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. adalah orang yang sangat pemberani, Sayyidina
Ali Bin Abi Thalib ra. berkata : " jika keadaan kami sangat kritis dan
musuh sudah saling berhadapan, maka kami berlindung kepada Rosululloh,
Rosululloh adalah orang yang sangat pemurah, tidak pernah ketika dimintai
sesuatu beliau berkata tidak...!!! Rosululloh adalah seorang yang sangat
pemaaf, beliau tidak pernah membalas atas perlakuan yang buruk dari orang lain
atau marah, kecuali jika kehormatan Agama telah di hinakan, maka beliau akan membalasnya
demi Alloh, orang yang dekat dengan beliau mau pun yang jauh, dan orang yang
lemah maupun yang kuat, mendapatkan hak yang sama dari beliau
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. menegaskan, bahwa tidak ada orang yang lebih
mulia dari orang yang lainnya, kecuali dengan ke Taqwaannya, dan manusia adalah
sama
Ummat yang lalu menjadi binasa karena berlaku diskriminatif, jika seorang
tokoh mencuri, maka mereka membiarkannya, akan tetapi jika seorang yang lemah
yang melakukannya, maka mereka menghukumnya, Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
bersabda yang artinya : " Demi Alloh, jika Fatimah Az-Zahroh Binti
Muhammad mencuri, maka aku sendiri yang akan memotong tangannya ",
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. juga tidak pernah menghina makanan, jika beliau
menyukainya, beliau akan memakannya, dan jika tidak menyukainya, beliau tidak
memakannya, pernah dalam satu atau dua bulan tidak ada makanan yang dimasak di
rumah Kanjeng Nabi Muhammad SAW. hanya kurma dan air yang menjadi makan pokok
keluarga Beliau, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. juga pernah mengikatkan batu di
perutnya, agar sedikit dapat mengusir rasa lapar beliau
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. juga pernah menjahit sandal dan baju beliau
sendiri,
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. juga membantu istri beliau melakukan pekerjaan
rumah dan menjenguk orang sakit, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. adalah orang yang
sangat Tawaddhu' beliau akan memenuhi undangan orang yang kaya maupun yang
miskin,
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. sangat mencintai orang - orang yang miskin,
mengiring jenazah mereka dan menjenguk yang sakit, Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
tidak pernah menghina seseorang karena kemiskinannya, atau takut kepada
seseorang karena kekuasaannya,
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. juga menunggang kuda, onta, keledai dan bighal,
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. adalah orang yang suka tersenyum, dan paling indah
raut wajahnya meski kesedihan dan musibah sering menimpa beliau,
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. juga menyukai wewangian, dan tidak menyukai bau
yang tidak sedap, sungguh Alloh SWT. telah memadukan pada diri Kanjeng Nabi
Muhammad SAW.
kemuliaan akhlak dan kebaikan perilaku, dan Alloh SWT. telah memberinya
ilmu yang tidak diberikan kepada seseorang pun, baik yang terdahulu, atau yang
kemudian,
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. tidak bisa membaca dan menulis, dan tidak ada
manusia yang menjadi gurunnya, beliau membawa Al-Qur'an yang diwahyukan dari
Alloh SWT. yang berfirman di dalam kitabNya, yang artinya : "
Katakanlah...!!! sesungguhnya jika manusia dan Jin berkumpul untuk membuat yang
serupa Al-Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa
dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain
" (QS. Al-Isro')
Kehidupan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. yang Ummi (tidak dapat membaca dan
menulis) menutup jalan bagi orang - orang yang menuduh, bahwa beliau telah
menulis, membaca atau mempelajari (pengetahuan) dari berbagai sumber Ummat -
Ummat yang lain
Mukjizat Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Mukjizat Kanjeng Nabi Muhammad SAW. yang paling agung adalah Al-Qur'an,
yang telah melemahkan bangsa Arab yang memiliki ketinggian bahasa pada saat
itu, Alloh SWT. telah menantang mereka untuk membuat sepuluh surat yang
menyerupai Al-Qur'an, atau satu surat saja, atau bahkan satu ayat saja, dan
kaum musyrikin benar - benar menyaksikan ketidak mampuan mereka,
Kaum musyrikin meminta diperlihatkan satu ayat kepada mereka, dan Kanjeng
Nabi Muhammad SAW. memperlihatkan terbelahnya bulan hingga menjadi dua bagian,
air mengalir dari jari - jari beliau, kerikil bertasbih di telapak tang beliau,
yang kemudian juga bertasbih ketika di letakkan di telapak tangan Sayyidina Abu
Bakar As-Siddiq ra. Sayyidina Umar Bin Khottob ra, Sayyidina Utsman Bin Affan
ra.
Kaum musyrikin juga menyaksikan makanan yang disantap Kanjeng Nabi Muhammad
SAW. bertasbih, batu dan pohon memberi salam kepada beliau pada malam beliau
diangkat sebagai Rosul.
Kaki kambing yang beracun yang di berikan oleh seorang wanita Yahudi yang
hendak membunuh Kanjeng Nabi Muhammad SAW. juga berbicara, seorang Arab badui
meminta kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW. untuk memperlihatkan bukti ke
Rosulannya, maka beliau perintahkan sebuah pohon untuk mendekat kepada beliau,
lalu pohon tersebut mendekat, dan beliau perintahkan pohon tersebut kembali ke
tempat semula, dan pohon tersebut kembali ke tempatnya semula,
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. mengusap kantong susu kambing yang kurus kering
hingga penuh dengan air susu, lalu beliau memerahnya dan memberi minum Sayyidina
Abu Bakar As-Siddiq ra. Kanjeng Nabi Muihammad SAW. pernah meludahi mata
Sayyidina Ali Bin Abi Thalib ra. yang terkena penyakit radang mata, sehingga
sembuh seketika,
Kaki salah satu seorang sahabat pernah terluka, lalu Kanjeng Nabi Muhammad
SAW. mengusapnya, dan luka tersebut sembuh seketika,
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. pernah mendoakan Anas Bin Malik panjang umur,
banyak harta dan keturunan, lalu Anas Bin Malik di karunia 120 orang anak,
kebun kurmanya di panen dua kali dalam satu tahu, yang biasanya hanya di panen
sekali setahun, dan dia hidup hingga mencapai umur 120 tahun,
Ketika Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berada di atas mimbar pada hari Jum'at,
beliau mendengar keluh kesah atas musibah kekeringan yang menimpa, lalu Kanjeng
Nabi Muhammad SAW. berdoa (agar diturunkan hukan) maka seketika itu langit pun
berawan seperti gunung, dan hujan pun turun dengan derasnya sampai hari jum'at
berikutnya, sehingga membeuat orang - orang mengadukannya kepada beliau, lalu
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berdoa memohon kepada Alloh SWT. agar hujan
dihentikan, dan hujan pun berhenti, sehingga manusia bisa berjalan di bawah
terik sinar matahari,
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. pernah memberi makanan 1000 orang penduduk
Khandak dengan satu Sha' gandum dan seekor kambing hingga mereka kenyang lalu
pergi, sedangkan makanan tidak berkurang sedikitpun, Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
juga pernah memberi makan mereka beberapa butir buah kurma yang diberikan oleh
putri Basyir Bin sa'ad,
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. memberi makan bala tentara dari bekal makanan
Abu Huroiroh hingga kenyang, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. pernah melemparkan debu
ke hadapan seratus orang kafir Quraisy yang akan membunuh beliau, hingga beliau
tak dapat dilihat oleh mereka,
Suraqah Bin Malik pernah mengejar Kanjeng Nabi Muhammad SAW. untuk membunuh
beliau, namun ketika mendekat, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. berdoa sehingga kedua
kaki kudanya terperosok kedalam tanah...
Demikian cerita singkat Kanjeng Nabi Muhammad SAW. semoga kita dapat menauladani beliau (SAW) di dalam setiap gerak kita, Insya Alloh Amin...
salam ukhuwah...
Bhurjen Umar